02

1.7K 270 8
                                    

♡♪♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♡♪♡

  

"Boleh ya~"

Mashiho memberikan tatapan memelasnya untuk asahi, dia berusaha membujuk sahabatnya itu untuk membolehkannya bermain ke rumah. Tetapi asahi hanya diam dengan wajah datarnya.

Kelas sudah berakhir beberapa saat yang lalu, dan anak-anak satu persatu mulai meninggalkan kelas. Hingga akhirnya tersisa beberapa, itu juga yang lainnya pulang lebih lama karena harus ikut ekstrakulikuler.

Asahi menahan dongkol di hatinya kala mashiho masih saja membujuknya dengan wajah memelasnya. Ingin rasanya memberikan lakban hitam untuk membungkam mulut mashiho, tapi yang ada pemuda berkebangsaan jepang itu akan berlari ketakutan. Mashiho mungkin akan berpikir jika dirinya sedikit mengerikan.

Streeeet.

Tasnya sudah tersleting dengan baik, menandakan kegiatan asahi di sekolah ini telah usai. Ranselnya itu dia sampirkan di satu bahunya, setelah berdiri dari duduknya. Melangkahkan kaki pendeknya keluar dari ruang kelas yang membuatnya muak.

Disampingnya, mashiho masih setia mengekori asahi. Dia tak patah semangat demi bisa masuk ke mansion yang konon termewah dan terbesar  di Korea selatan ini.

Selama dia bersahabat dengan asahi, tak pernah sekalipun dia diajak untuk bermain atau sekedar mengerjakan tugas kelompok. Pemuda itu juga belum pernah melihat bagaimana perawakan dari ayah asahi, sedangkan orang tua perempuan sahabatnya itu sudah meninggal sejak dia kecil.

Itu pun mashiho hanya tau dari kabar burung yang beredar. Walau keduanya sangat dekat, nyatanya asahi memiliki banyak rahasia yang dia simpan sendiri.

Harusnya asahi mengabaikan mashiho yang mencengkram erat tangannya. Namun entah kenapa tiba-tiba saja tubuhnya berjalan ke depan, melindungi mashiho yang menunduk ketakutan.

Di depan mereka ada junkyu, hyunsuk, dan juga jihoon yang duduk di kap mobil mereka. Ah, hanya junkyu yang menduduki mobil mewahnya sendiri. Sedangkan jihoon tentu saja menumpang di mobil milik hyunsuk.

Tatapan dari tiga serangkai itu membuat para siswa dan siswi ketakutan saat melewati mereka, tak terkecuali mashiho yang sempat jadi korban bully ketiganya.

Tapi semua itu tak berpengaruh besar bagi asahi, pemuda mungil itu dengan santainya melangkah melewati ketiganya.

"Aku membiarkan mu lolos saat istirahat tadi, tapi tidak untuk sekarang."

Junkyu bersiul dengan seringai jahilnya, dua tangannya berada dalam saku celana seragamnya. Kemudian berjalan menghampiri asahi hingga hampir tak ada jarak di antara mereka.

Mashiho yang ada di belakang asahi mencoba kabur, namun dia lebih dulu di amankan oleh hyunsuk dan juga jihoon.

Asahi mengangkat dagunya, membiarkan hidung bangirnya dan hidung mancung milik junkyu nyaris saja bersentuhan. Menantang pemuda yang sok jagoan itu.

"Apa mau mu? Lepaskan mashiho, kau tidak lihat dia ketakutan?"

Junkyu mengedikkan bahunya, lalu menghembuskan nafasnya.  Asahi hanya diam walaupun matanya sontak tertutup saat aroma khas rokok menguar dari nafas yang junkyu hembuskan. Sang pelaku tertawa remeh sebelum akhirnya menjauhkan dirinya dari sang korban.

"Kalau kau ingin dia bebas, kau harus menyelesaikan tugasku dulu. Tugas yang harus dikumpul besok, bagaimana?" Tawar junkyu dengan wajah menyebalkan nya. Membuat asahi ingin menghajar pemuda tinggi itu sekarang juga.

Asahi mendengus kesal, di bingung harus bagaimana. Tapi sangat menjengkelkan jika dia harus menuruti apa kehendak junkyu. Toh, mashiho juga tidak terlalu penting dalam hidupnya.

"Baiklah, lepaskan mashiho. Aku akan mengerjakan tugas mu" ucap asahi dengan raut wajah yang terlihat jelas bahwa dia sedang menahan amarah.

Pada akhirnya asahi tidak bisa diam saja saat melirik wajah pucat mashiho yang gemetar di antara hyunsuk dan jihoon.

Junkyu menampakkan wajah puasnya sambil berseru senang. Di belakangnya, jihoon menyerahkan beberapa tumpuk buku padanya. Lalu memberikan tumpukan buku itu pada asahi.

"Sebanyak ini?" Alis asahi terangkat, tak percaya dengan tumpukan buku yang ada di tangannya. Dia menggerutu dalam hatinya, mengumpati beban di kedua tangannya yang berat.

"Ya.." junkyu menggantung ucapannya sambil memutar badannya. Berbalik meninggalkan asahi, namun sebelum berlalu terlalu jauh dia menengok kebelakang dengan senyuman tampannya "disana ada tugasku, hyunsuk, dan juga jihoon. Kau harus menyelesaikan semua itu sampai besok pagi, jangan sampai tertukar ya" lanjutnya, lalu melambaikan tangan pada asahi dan masuk kedalam mobilnya. Di susul hyunsuk dan jihoon.

Meninggalkan mashiho yang hampir saja jatuh jika tidak menopang tubuhnya sendiri. Sedangkan asahi memang tak berniat menolong, buku di kedua tangannya saja sudah berat. Asahi tidak ingin menyusahkan dirinya sendiri.

"Asahiiiii~ kau memang penyelamat ku huhuhu~" ucap mashiho yang menghampiri asahi dengan wajahnya yang terlihat lega walau masih sedikit pucat.

Asahi yang melihatnya hanya bisa memutar kedua bola matanya malas. Bertepatan dengan itu mobil jemputan ya sudah datang, diam-diam asahi menghembuskan nafas leganya. Dia sedikit bersyukur saat ini.

"Kamu pulang sana, supirku sudah menjemput" kata asahi, lalu segera berjalan melewati mashiho yang baru saja ingin berbicara.

Melemparkan buku itu secara asal ke dalam mobil sampai supir pribadinya terkejut, kemudian menghela nafas panjang setelah duduk di kursi mobil.

"Jalan sekarang."

"Baik, tuan muda."

dear love | kyusahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang