14

1K 183 0
                                    

Asahi menatap dirinya sendiri di depan cermin fullbody dengan wajahnya yang tanpa ekspresi. Melihat bagaimana kedua matanya yang berbeda warna itu dalam diam, pikirannya tengah bercabang saat ini.

Dirinya bingung harus menyikapinya bagaimana, dia tak yakin bisa melupakan momen bersama junkyu kemarin. Dan munafik jika dia mengatakan tidak merasa jatuh cinta pada sosok lembut seperti junkyu.

Junkyu juga nampak terlihat sangat mencintainya kan? namun seketika asahi tersadar kalau tempatnya bukan untuk di cintai.

"Sebentar lagi kau akan kembali, kau puas huh? Junkyu akan sangat mencintaimu, tanpa harus mencintaimu. Kau pasti akan menjadi orang paling bahagia di muka bumi ini" Bisiknya tajam, sembari menatap benci refleksi dirinya di cermin.

PRAAANGGGG!

Seketika cermin itu retak dan beberapa serpihannya terjatuh di dekat kakinya. Asahi tak peduli dengan bau anyir dan rasa sakit pada buku tangannya, tatapannya masih datar menatap cermin yang hancur tersebut. Menatap refleksinya yang tak lagi sempurna disana.

Dia menghela napasnya, kemudian mengangkat tangan kanannya. Memperlihatkan bagaimana buku tangannya yang tak dilapisi apapun mengeluarkan banyak darah, bahkan serpihan kaca halus masih menusuk buku jari tangannya.

Kakinya melangkah mundur dan berakhir duduk di lantai, menyandarkan tubuhnya pada ranjang tidurnya. Satu kakinya ia tekuk untuk menyanggah tangan kanannya, sedangkan satu kaki yang lainnya ia biarkan lurus.

Ekor mata asahi beralih pada sebuah ponsel yang berdering dengan nama junkyu disana.

kekasih tampannya asahi♡

Bibirnya mengulas senyum tipis, kemudian terkekeh hambar. Dia bahkan tak sadar bahwa ada setitik air mata yang jatuh di pipi mulusnya.

"Ehem... Asahi?"

Asahi mendekatkan ponsel pada telinganya, merasakan suara berat itu masuk dengan sopan mengalun dengan indahnya. Membuat jantungnya berdegup kencang dan perutnya merasa tergelitik.

Sayangnya, asahi tidak akan bisa lagi untuk menikmati suara junkyu dalam waktu yang lama.

"Kau tidak istirahat? Aku baru saja membersihkan diri." Asahi memulai percakapannya dengan santai. Dia yakin bahwa junkyu masih canggung dengan insiden ciuman mereka.

Ah, entahlah. Mungkin karena ciuman lembut yang tak pernah dia duga, dia menyadari bahwa perlahan cinta itu mulai tumbuh.

Tapi dia juga kembali teringat, bahwa Tugasnya disini hanya sebagai bayang-bayang asahi. Karena dia tak pantas untuk dicintai, bahkan diakui sebagai anak saja ia sudah bersyukur.

"Ah, aku tidak langsung pulang. Sekarang aku berada di luar bersama jihoon dan juga hyunsuk." Jawab junkyu dengan kekehan canggungnya.

Asahi tersenyum tipis dengan keningnya yang berkerut. "Kau mengajak mereka untuk membolos?"

"Hanya sesekali, sayang. Kami bukan siswa yang rajin, kami cukup nakal." tawa junkyu mengalun merdu menyapa indera pendengarannya, membuat asahi menahan napasnya.

Pria cantik itu menengadahkan kepalanya, menahan embun di matanya untuk perlahan menghilang, bukan menjadikannya sebuah tetesan yang akan mengalir deras di pipinya.

"Hm, kau jangan terlalu banyak membolos. Kita sudah kelas akhir." Katanya dengan begitu perhatian. Asahi merutuki dirinya sendiri karena gampang sekali luluh.

Suara junkyu tertawa terdengar dari seberang, sepertinya pemuda itu merasa senang telah diperhatikan. "Aku bodoh untuk masalah itu, kau bisa mengajariku kan? Aku mendengar bahwa kekasih cantikku ini sangat pintar."

dear love | kyusahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang