[04]

4.8K 837 48
                                    

don't forget to tap the star

"JAKE KAMPRETT!!!" Haresa berteriak, ia terpeleset karena adanya genangan air sabun di lantai kamarnya.

"KALAU MAU NGERJAIN GUE JANGAN PAS PULANG SEKOLAH! GUE PERLU NAFAS DULU! AH ELAH!"

Jake tertawa renyah mendengar suara teriakan Haresa. Rencana pembalasan setelah kepalanya dilempar tulang ayam di kantin tadi telah berhasil, "seru juga punya musuh," ujarnya.

Haresa kini berjalan menuruni anak tangga, ia ingin menghampiri Jake yang sedang memakan camilannya di ruang tamu.

"DASAR BAGONG!" hina Haresa sambil menjambak rambut Jake.

Jake cuma pasrah rambutnya dijambak, ia tak bisa melawan seorang perempuan secara langsung, sok-sokan gantleman gitu.

"Iya iya ampun, gue minta maaf"

"Nggak! Nggak ada ampun!"

Haresa terus menjambak rambut Jake, padahal Jake sendiri sudah menjerit kesakitan.

"Please maafin gue, nanti gue bakal turutin semua permintaan lo!"

Tangan Haresa seketika berhenti menjambak, ia merasa senang setelah Jake berkata demikian.

"Beneran ya?"

"Iya!"

"Kalau gitu, nanti malem lo kerjain tugas fisika gue ya?!"

"Iyaaa!!"

Haresa tersenyum, akhirnya ia punya kesempatan buat kadalin anak pintar.

Haresa tersenyum, akhirnya ia punya kesempatan buat kadalin anak pintar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tok tok tok

Haresa menggedor pintu kamar Jake.

"Jake! Katanya mau ngerjain tugas fisika gue?!"

Jake terdiam, dirinya pura-pura tertidur di kamar.

"Jake! Jangan pura-pura tidur! Nanti gue sumpahin nggak bisa bangun!"

Jake tetap saja tidak merespon, ia tidak mau mengerjakan tugas milik Haresa, otak sempurnanya juga perlu rest.

"Ya Allah semoga Jake nggak bisa bangun! Semoga sekalinya bangun udah ada di akhirat! Amin!"

Mendengar Haresa berdoa demikian, Jake jadi takut, bagaimana jika doa Haresa terkabul? jadi overthinking kan.

Akhirnya Jake keluar dari kamarnya dan menghampiri Haresa, "iya iya bawel, sini gue kerjain!"

Jake dan Haresa berjalan menuju sofa ruang tamu untuk mengerjakan tugas fisikanya di sana.

Halaman demi halaman telah dibuka Jake, ia mulai membaca soal-soal yang ada dibuku fisika Haresa.

"Soal segampang ini lo nggak tau?"

Haresa menggeleng kepalanya, "nggak."

Jake tertawa, "pantesan bodoh."

"Gue tampol lo, kalau ngomong itu sekali lagi"

"Pantesan bodoh."

Haresa emosi, ia mengambil bantal kecil yang ada didekatnya, dan memukul wajah Jake dengan itu.

"SAKIT WOI!" teriak Jake.

"Biarin aja!"

Jake ikut emosi, ia juga memukul Haresa dengan bantal, sikap gentleman-nya seketika hilang begitu saja.

"Dasar lutung!" hina Haresa.

"Dasar perempuan tanah jahanam!!" sewot Jake yang tak mau kalah.

Keduanya bertengkar, saling memukul dengan bantalnya masing-masing, tak ada satupun yang ingin mengalah.

Jake makin lama merasa lelah, 24/7 bareng Haresa isinya ribut semua. Akhirnya ia menarik bantal yang dipakai Haresa untuk memukul wajahnya.

"Cukup!" seru Jake.

Saat Jake mencoba menarik bantalnya, ternyata tubuh Haresa juga ikut tertarik. Wajah mereka menjadi saling berdekatan. Alhasil kedua mata mereka saling bertatapan dengan waktu yang cukup lama. Tanpa disadari jantung keduanya juga sama-sama berdegup kencang. Perasaannya kini tak dapat didefinisikan, seperti benci, tapi bukan benci.

"S-sorry, gue nggak sengaja," ucap Jake super canggung.

Haresa menelan ludahnya, "I-iya g-gapapa."

"T-tugas lo cuma halaman ini aja kan?"

"I-iya."

"O-oke."

Keduanya kini dilanda rasa canggung, tapi Haresa tetap menunggu tugasnya diselesaikan oleh Jake. Ia tak mau pergi ke kamarnya sekarang, nanti kelihatan banget saltingnya, oooh big no banget, apalagi di depan musuh bebuyutannya.

"N-nih udah kelar," ucap Jake.

Haresa melihat bukunya, "u-udah?! cepet banget!"

"Iya lah, gue kan pinter, nggak kaya lo."

"Tau ah terserah lo," Haresa menutup bukunya, "yang penting tugas gue kelar, makasih."

"sama-sama."

Setelah itu, Haresa bangun dari tempatnya lalu bergegas menuju kamarnya. Ia tak bisa berlama-lama lagi di sini.

"Anjir bisa sinting gue, abis tatapan sama Jake kaya gitu" batin Haresa.

Haresa menggigit bibirnya, ia jadi deg-degan sendiri. Udah berhenti suka malah dibikin suka lagi. Rasanya mau melebur saja dari bumi.

[04]

30 Days with Jake✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang