[16]

3.5K 601 55
                                    


Like a fever fever fever woooo~

Haresa refleks bangun dan memutarkan kepalanya saat mendengar alarmnya bunyi. Lagunya memang secandu itu, bangun tidur saja langsung dance.

Haresa kini berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, lalu ia berdandan dengan rapih. Hari ini adalah janjinya jalan dengan Jake.

"Res, udah bangun?" tanya Jake sambil mengetuk pintu kamar Haresa.

"Iya, udah."

"Gue tunggu di bawah ya."

"Iya."

Haresa keluar dari kamarnya lalu menyusul Jake yang ada di depan. Setelah itu mereka bersiap-siap pergi menggunakan Vespa putih kesayangan Jake.

"Jake, mau kemana?"

"Liat aja nanti."

Jake mengendarai motornya dengan santai. Lalu membawa Haresa ke sebuah tempat. Taman bermain dengan banyak wahana. Just call it 'Universal'.

"Jake serius lo ngajak gue ke sini?"

"Iya, emang kenapa? Nggak seneng?"

"Seneng lah gila, terakhir gue ke sini waktu masih SD, sama mamah....."

Jake langsung merangkul Haresa, berusaha mencairkan suasana. "Jangan sedih, kita berdua ke sini kan buat seneng-seneng, beb."

Haresa refleks menoyor kepala Jake. "Beb, beb, palamu."

Jake tertawa kecil. "Bebek maksudnya, yeuu."

"Terserah."

Mereka berdua memesan tiket, lalu menukarkannya ke penjaga gerbang. Kemudian masuklah mereka ke dalam Universal.

Saking excited nya, Haresa sampai berlari-lari kecil. Ia tak sabar untuk menghampiri carousel yang ada di depan matanya. "Jake, naik itu yuk!" Jake mangangguk lalu ikut mengantri di sebelah Haresa.

Setelah mengantri selama beberapa menit, keduanya masuk ke wahana, lalu duduk di masing-masing kuda pilihannya. "Jake, gue duduk di situ please. Lucu soalnya, unicorn."

Jake cuma ngangguk-ngangguk saja, lalu berpindah ke tempat Haresa. Apa sih yang nggak buat doi.

Setelah sekiranya lima putaran, carousel tersebut berhenti beroperasi. Jake dan Haresa turun dari sana, keduanya mulai mencari wahana baru. Terlintas dalam pikiran Haresa untuk mengerjai Jake, ia menarik Jake masuk ke antrian Roller coaster. "Jake, kita naik itu, ya? Gapapa kan?"

Jake menelan ludah. "Gapapa."

Haresa cuma tertawa kecil melihat wajah Jake yang ketakutan. Selain hantu, Jake juga takut ketinggian.







"AAAAAA GOD TOLONG!!"

Haresa tertawa puas melihat Jake menjerit ketakutan. Giliran situasi di roller coaster  kaya gini, baru ingat Sang Pencipta.

"JAKE SUMPAH LO BERISIK BANGET HAHAHA!"

"GUE TAKUT!"

"LO MEREM?! HAHAHA BUKA MATA DONG, CEMEN BANGET!"

Jake benar-benar tutup mata, ia tak bisa melihat ketinggian. Kalau bukan Haresa yang nyuruh buat naik ini, Jake nggak akan mau.

"Mau naik rollercoaster lagi, nggak?" goda Haresa.

Jake menggeleng, "nggak. Mau muntah rasanya."

Haresa tertawa. "Lo naik rollercoaster kaya di kejar Titan. Heboh banget."

"Lupakan roller coaster, sekarang kita ke sana, oke?" pinta Jake.

Haresa yang masih ketawa hanya mengangguk, lalu mengikuti langkah Jake dari belakang. Mereka berjalan menuju Ferris wheel atau biasa disebut dengan 'bianglala'

"Res, lewat sini, kita nggak perlu ngantri."

Jake menarik tangan Haresa lalu langsung membawa masuk ke salah satu tabung Ferris wheel. Di sana mereka langsung duduk secara berhadapan.

Saat wahananya mulai berputar, Haresa terus-terusan mengambil gambar, bahkan sesekali Jake disuruh untuk memotret dirinya. Haresa nggak tau aja, kalau sebenarnya Jake lagi nahan gugup.

Tepat di putaran paling atas, Ferris Wheel berhenti sementara, dari atas sini mereka dapat memandangi sekitar Universal, bahkan ada lautan di sebelah tenggara.

"Res," panggil Jake.

Haresa yang tadinya sedang memandangi laut langsung menatap Jake. "Kenapa?"

"Gue mau bilang sesuatu."

"Apa?"

"Tapi, lo langsung jawab ya. Kalau nggak langsung dijawab, itu bakal ganggu tidur gue."

"Iya, apa?"

"Sebenernya gue." Jake mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya. "Sebenernya gue suka sama lo."

Haresa diam.

"Semenjak lo dateng ke rumah gue, suasana hati gue berubah, yang tadinya sepi sekarang jadi terisi. Ya, meskipun awal-awal kedatangan lo tuh nyebelin." Jake menarik nafas. "So..... lo mau nggak isi hati gue sampai besok-besok? Atau mungkin sampai waktu yang lama?"

Haresa speechless. Wajahnya juga mulai blushing. Ia tak menyangka yang disampaikan Jake adalah kata-kata seperti itu, bahkan mengandung permintaan.

"Lo beneran suka sama gue?" tanya Haresa.

"Iya, i like you so much malah."

Satu menit Haresa mempertimbangkannya. Sepertinya tidak ada salahnya menerima. Jake selalu baik untuknya, ia juga pandai menghibur.

"Mau nggak, Res?" tanya Jake sekali lagi.

"Oke, gue mau."

"Jadi ini hari pertama kita?"

Haresa ngangguk pelan.

Jake tersenyum melihatnya, lalu ia mengeluarkan kalung dari genggamannya. Jake kemudian memasangkan kalungnya di leher Haresa.

"Thankyou, beb," goda Jake.

Haresa tambah blushing. Sebelumnya mendengar kata 'beb' dari mulut Jake itu geli, tapi sekarang malah baper. Nggak tau lagi deh mau berbuat apa.

"Kan kita udah pacaran, nanti jangan galak-galak lagi ya sama aku, hehe." goda Jake yang makin puas melihat Haresa malu-malu.

"Aku, kamu. Geli tau!" lontar Haresa sebal.

[16]


Tom & Jerry sudah official gengs











30 Days with Jake✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang