[12]

3.9K 636 38
                                    

"Res, ayo berangkat!" seru Jake.

Haresa dan Jake berangkat bersama menuju sekolah. Jake tidak lagi gengsi mengajaknya berangkat bareng, perasaannya sudah semakin jelas.

"Ciee, Haresa berangkat sama siapa tuh? Kiw." Sunghoon tiba-tiba muncul di parkiran lalu berjalan mengikuti Haresa.

"Apaansi Hoon, sana ah."

"Ketangkep basah masih nggak mau ngaku?"

"Ya abisnya, orang bukan siapa-siapa si. Jake doang."

"Jake?!"

Haresa diam.

"Jiakhhh akhirnya terbalaskan juga surat cinta lo." Sunghoon tertawa. "Semoga langgeng."

"Tau ah, nyebelin lo."

Jake tiba-tiba muncul dan memberi Haresa kotak makan. "Nih, ketinggalan di motor. Oh iya, nanti pulang sekolah gue tunggu di gerbang, ya?"

Haresa mengangguk kaku.

Jake pergi setelah itu, lalu Sunghoon malah semakin meledek Haresa, "kaku banget mbak sama pacarnya."

"Hoon bisa diem nggak?!"

Semenjak tante Shim mengeluarkan kata 'dating', Haresa jadi sering overthinking. Kalau dirinya benar-benar sedang dijodohkan bagaimana? Ia harus mencari cara agar prosesnya ini tak lancar.

Setibanya di kelas, Haresa langsung duduk di kursinya. Tapi si Sunghoon terus meledek Haresa, sampai-sampai membuat satu kelas tertuju ke pandangannya.

"Hoon diem nggak lo? Mau gue mutilasi?!"

"Ebuset galak bener, lagi pms lo?"

"Kalau gue psychopath, lo yang pertama gue bunuh," sambung Haresa.

Jay yang tak sengaja mendengar suara Haresa langsung ikut nimbrung, "Yuk res, gue bantu. Gue juga kadang capek punya temen tukang nge-bug."

Sunghoon malah nyengir kuda. Tampangnya enak banget buat dipukul. Tapi karena Haresa lagi males buat cek-cok jadi dia cuma tidur di atas kedua lipatan tangannya.

"Hari ini free class, papi bear kita ijin buat nemenin kucingnya lahiran." Ucap ketua kelas alias, Mark Lee.

Seluruh murid kelas langsung bersorak senang. Akhirnya setelah sekian bulan ada free class juga.

Drrt drrt drrt

Handphone Haresa yang ada kolong meja berbunyi. Terlihat notifikasi dari Soobin.

Soobin : haresa, nanti ke cafe yuk.
Soobin : abis itu ke tempat les bareng.
Soobin : nanti gue jemput di depan sekolah.

Haresa cuma senyum aja membaca notifnya. Akhirnya, ia bisa menghindari tawaran pulang bersama Jake.

_______________
Jake
_______________

P|
Jake|
gue nanti gajadi pulang bareng|

|Kenapa?

kepo|

________________

Sekarang waktunya pulang sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sekarang waktunya pulang sekolah. Seluruh murid keluar dari kelasnya dan menuju gerbang secara serempak.

Jake kini sudah berada di depan gerbang dan duduk di atas motornya. Ia penasaran mengapa Haresa tiba-tiba menolak tawarannya untuk pulang bareng.

Ternyata eh ternyata, Haresa di sana terlihat sedang memakai helm di depan cowok. Lebih tepatnya dipakaikan sih. Saking dekatnya mereka, Jake jadi kepanasan, atau bisa dibilang juga cemburu level maksimal.

Jake sebenarnya tau kalau cowok itu adalah Soobin alias mantan Haresa. Tapi karena belum pernah melihat penampilannya, jadi Jake merasa penasaran dan mencoba untuk mengikutinya.

Setelah mengikuti mereka selama lima belas menit. Akhirnya, Jake tiba di cafe. Ia duduk dipojok dan sesekali menutupi wajahnya dengan majalah yang ada di meja. Ia mencoba menguping pembicaraan antara Soobin dan Haresa.

"Subin, kalau misalnya lo dijodohin. Lo bakal terima nggak?"

"Tergantung sih, kalau orangnya baik ya gue bakal terima-terima aja."

"Tapi kalau orangnya nyebelin? Gimana?"

"Kalau dia nyebelin tapi baik, ya gapapa. Emangnya kenapa, res? Tumben nanya kaya gitu."

"Gapapa, gue lagi banyak pikiran aja. Takutnya gue emang lagi dijodohin."

"Sama siapa?"

"Ada, orang."

Jake yang menguping tak bisa menahan tawanya. Haresa berbicara seperti itu, pasti karena kemarin tante Shim mengungkit soal 'dating'. Sudah ketebak.

Jake benar-benar tertawa lepas. Sampai-sampai Haresa melihat ke arahnya. Tapi syukur, Jake bisa menutup wajahnya dengan sigap, jadinya tidak ketahuan deh.

"Res, gue mau ke toilet dulu." ucap Soobin seraya berdiri.

Mendengar Soobin berucap demikian. Jake langsung berdiri, ia juga ikut menuju ke toilet. Tujuan awalnya memang ia ingin mengetahui penampilan Soobin.

Jake cuma bisa mengedip-ngedipkan mata saat berpapasan dengan Soobin. Soobin benar-benar tinggi, tampan dan keren. Wajar saja kalau Haresa kepincut.

"Eh sorry." kata Soobin yang tak sengaja menginjak telapak kaki Jake.

"Iya, gapapa." Jake tersenyum, "itu cewek di depan lo—"

"Oh, itu Haresa, kenapa? Kenal?"

"Bukan, maksudnya, itu cewek di depan lo sebenernya udah punya pasangan. Dia beneran lagi dijodohin."

Soobin mengangkat alisnya, bingung. "Dijodohin? Sama siapa?"

"Sama gue." Jake melipat kedua tangannya di dada, lalu menaikan salah satu alisnya. Wajahnya seperti menantang. "Besok, jangan deketin dia lagi, oke?"

Soobin menelan ludah. Takut dia melihat Jake yang tampangnya kaya preman pasar. "O-oke."

"Janji?"

Soobin mengangguk. "Janji, hehe."

[12]

yey akhirnya aku up cepett

yey akhirnya aku up cepett

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


30 Days with Jake✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang