[11]

4K 669 68
                                    

Hari ini kebetulan tanggal merah. Seluruh anggota keluarga Shim berkumpul di ruang tamu. Meskipun mereka sibuk dengan dunianya masing-masing.

Tante Shim kini sedikit bete dengan pandangan di depannya. Di sana Jake dan Haresa terlihat berjauhan, tak ada komunikasi sama sekali. Padahal harapan tante Shim mereka berdua bisa semakin dekat.

Dan pada akhirnya tante Shim terpikirkan sebuah rencana.

"Haresa." Panggil tante Shim.

Haresa yang tadinya sibuk bermain handphone langsung menoleh. "Kenapa?"

"Kita jalan-jalan yuk! Tante bete tau di rumah terus."

Haresa mengangguk. "Boleh, tapi aku ganti baju dulu ya tan."

"Sip, tante juga mau siap-siap dulu."

Setelah beberapa menit lamanya, Haresa dan tante Shim akhirnya pergi menuju suatu mall. Mereka memutuskan untuk menonton film super hero yang kebetulan sedang tayang hari ini.

Setelah memesan dua tiket, tiba-tiba tante Shim mendapat sebuah panggilan. "Haresa, tante mau angkat telepon dulu. Kamu tunggu sini, ya?"

"Iya tante, tenang aja." Haresa tersenyum lalu tante Shim pergi meninggalkannya.

Haresa menungggu sendirian di sini. Ia merasa bosan. Tak ada yang bisa dimainkan. Handphone nya tak ada kuota, dan tak ada juga game offline yang bisa dimainkan.

Tapi, setelah sepuluh menit menunggu, Haresa sedikit terkejut dengan kemunculan Jake. "Jake? Tante Shim mana?"

"Itu.... mamah katanya ada urusan mendadak di kantor, jadi gue disuruh gantiin dia."

"Oh ya udah, yuk kita masuk, filmnya udah mau mulai."

"Ayok."

Jake dan Haresa berjalan memasuki cinema, lalu mereka duduk secara bersebelahan sesuai dengan tiket yang telah dipesan tadi.

Film dimulai, keduanya sangat fokus menonton layar. Hingga akhirnya pada menit lima puluh mata Haresa terasa sangat berat untuk tetap terbuka. Ia-pun tertidur dan bersandar di pundak Jake.

Jake hanya tersenyum senang, walaupun semakin lama pundaknya terasa pegal. Tapi, selama Haresa yang bersandar, rasa pegalnya hilang begitu saja.

"Haresa, bangun, filmnya udah selesai." Ucap Jake sambil menyentuh pipi Haresa.

Mata Haresa perlahan terbuka, lalu pandangannya tertuju pada Jake. "Eh sorry Jake, gue nggak bermaksud buat tidur di—"

"Gapapa, mending sekarang kita cari makan. Tadi pas lo tidur gue denger perut lo keroncongan." Potong Jake.

Haresa malu setelah mendengar kata 'perutnya keroncongan'. Berujung jalannya menjadi kaku. Jake yang melihatnya jadi gregetan, ia-pun menarik tangan Haresa dan menggandengnya hingga sampai ke tempat makan.

Tempat makan yang dipilih Jake ini cukup unik. Lokasinya di lantai empat dan outdoor. Dari sini terpampang jelas pemandangan gedung-gedung kota dan langit malam.

"Res, mau pesen apa?"

"Dua porsi grilled chicken."

"Nggak sekalian tiga porsi?"

"Lo pikir perut gue muat?"

"I think, yes. Just order it."

"No."

Setelah selesai memesan dan menunya tiba, mereka berdua menyantap makanannya secara bersamaan sambil menatap pemandangan kota yang indah. Tapi bagi Jake, pemandangan terindahnya itu perempuan yang ada dihadapannya.

"Jake, menurut lo kalau ada gempa, gedung mana dulu yang roboh?"

"Pertanyaan lo aneh banget, emangnya nggak ada pertanyaan lain?"

"Nggak ada, gue penasaran aja."

"Gedung itu," tunjuk Jake.

"Kenapa?"

"Kalau dilihat dari sini, struktur gedungnya miring ke arah sumbu y."

"Oh...." jawab Haresa tak paham, "oh iya Jake, lo liat langit deh, bintangnya ada banyak."

Jake melihat atas. "Iya."

"Kalau bintang yang itu namanya apa?" tunjuk Haresa.

"Nggak tau, gue bukan ahli astronomi."

"Yah, kirain—" Haresa salah fokus dengan cahaya yang bergerak di langit. "JAKE! ITU ADA BINTANG JATUH!"

Jake menghela nafas untuk ke sekian kalinya. "Itu pesawat...."

"Yah, baru juga mau make a wish."

Jake memegang keningnya, ia jadi heran pada dirinya sendiri. Bagaimana bisa ia menyukai perempuan macam Haresa? Kan aneh.

____

Setelah selesai makan, mereka berdua pulang ke rumah. Lalu disambut hangat oleh tante Shim. "Gimana dating nya, seru?"

Haresa terkejut, "dating?!"

"Iya, dating." balas tante Shim sambil tersenyum.

"Dating nya seru kok mah, Jake suka." sambung Jake.

Tante Shim tertawa, ia tak bisa menahan rasa senangnya. Akhirnya rencananya tadi siang berhasil. "Bagus deh kalau suka. Kalian cepet-cepet jadian ya."

Haresa mengedipkan matanya, ia bingung. Apa yang dipikirkan tante Shim sebenarnya? Perjodohan? Ih jangan sampe.

[11]

[11]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
30 Days with Jake✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang