[21]

2.7K 480 20
                                    

Sesuai janji, Jake mengajak Haresa jalan-jalan setelah pulang sekolah. Mereka keliling-keliling kota lalu mampir ke McD untuk mengisi perut.

Haresa sebetulnya sangat senang bisa jalan-jalan bersama Jake hari ini, tapi pikirannya terus diusik oleh nama Grace. Jake yang sedang meminum Milo dingin menyadari akan hal itu.

"Res, lagi mikirin sesuatu?"

"Hm? Ngga."

"Kalau ngga ada yang mau diceritain makan dulu nasinya."

"Iyaa."

Haresa jadi kaku kan. Sebenernya Haresa mau tanya banget tentang Grace ke Jake. Tapi takut mengganggu suasana dating kali ini. Masa dating pertama gagal, terus yang kedua kalinya gagal lagi. Kan ngga asik.

Jake tiba-tiba bangun dari kursinya. "Res, sebentar mau angkat telepon dulu."

"Iyaa."

Tuh kan Haresa jadi over thingking. Jake teleponan sama siapa? Grace kah?

Setelah kurang lebih lima menit, Jake akhirnya kembali duduk di kursinya.

"Udah teleponnya?" tanya Haresa.

Jake mengangguk, "hm."

"Tante Shim yang nelpon?"

"Bukan, temen sekelas."

"Temen sekelas? Siapa? Tumben."

"Iya, itu yang tadi."

"Yang tadi siapa?"

"Grace."

"Oh, Gra—" Haresa langsung menelan nasinya. "Lo deket ya sama dia?"

"Ngga, cuma sekedar temen sekelas aja. Kenapa emangnya? Kamu cemburu ya? Cieee."

"Ih, ngga gitu, abisnya masa Grace duluan yang tau kalau lo bakal berangkat ke Australia. Sedangkan, gue aja baru tau tadi pas diumumin sama kepala sekolah."

"Oh gara-gara itu dari tadi kamu cemberut?" Jake tertawa. "Grace itu anak kepala sekolah, makanya dia tau tentang segala akademik yang berlaku di sekolah, termasuk pertukaran pelajar."

Haresa mengerutkan alisnya. "Tapi kalian beneran cuma temen kan?"

"Iyaa."

"Ngga lebih kan?"

"Ngga."

"Awas ya, kalau bohong nanti gue pasangin bom di mulut lo."

"Iya beb, jangan galak-galak, tenang aja."

Haresa diam setelah itu, ia kembali memakan nasinya.




______





Hari ini ternyata hari terakhir Haresa bisa bersama Jake. Itu semua bukan karena rumah Haresa sudah selesai direnovasi, tapi karena Jake harus ke Australia besok.

Sebenernya jadwal Jake ke Australia masih ada satu Minggu lagi. Tapi karena murid yang ada di Australia ngebet banget pengen pindah ke Indonesia, jadi mau tak mau dimajuin jadwalnya.

Ternyata bukan cuma murid di Indonesia aja yang aneh, di luar negeri juga sama anehnya.

Saat ini Haresa tak tau ingin berbuat apa. Mau minta jalan bareng tapi gengsi banget.

Ya gimana ya, biasanya ngomelin Jake terus, tapi tiba-tiba ngajak jalan. Kan aneh rasanya.

Akhirnya Haresa mencoba keluar dari kamarnya untuk mengintip Jake.

Awalnya Haresa pergi ke ruang tamu, tapi ia tak melihat siapa-siapa. Terus pergi ke dapur, dan di sana juga tak ada orang. Dan pada akhirnya Haresa mencoba mengintip kamar Jake.

Omg, Haresa kaget.

Jake kayanya baru bangun tidur. Dan dia ngga pake atasan sama sekali.

Tuhan, jangan bikin Haresa dosa, Haresa bener-bener ngga sengaja.

Setelah itu, Haresa langsung kabur, takut dibilang ngintip karena pengen liat itu. Tapi sialnya si Haresa malah jatuh dan menimbulkan suara gedebug yang cukup kencang.

Jake yang mendengar suara tersebut langsung keluar dari kamarnya.

"Res?! Gapapa?!"

Jake membantu Haresa bangun, tapi Haresa masih merem. Takutnya Jake masih belum pake atasan.

"Res?! Bangun!!"

Si Jake nepok-nepok pipi Haresa. Ya Haresa auto bangun lah, si Jake nepoknya pake tenaga dalam.

Saat buka mata, jantung Haresa langsung dag dig dug. Wajah Jake terlihat sangat dekat, ketampanannya jadi lebih jelas.

Kalau soal baju, Jake sudah pakai. Jadi aman kok.

"Res gapapa?"

Hareaa ngangguk malu-malu kucing, "g-gapapa."

Jake habis itu buang nafas lega. "Syukur deh."

Tapi tolong Jake, wajahnya jangan dekat-dekat. Kasian Haresa, jantungnya mau meledak.

"Jake." Panggil Haresa.

Jake natap Haresa, "hm?"

"Nanti di Australia jangan deket-deket cewek lain ya, apalagi jaraknya sedeket ini."

"Kenapa emangnya?"

"Pake nanya! Mereka bakal suka lah!" sewot Haresa, emosi parah.

"Iya, iya."

Haresa bangun setelah itu, ia ingin kembali ke kamarnya. Tapi, Jake justru menarik tangannya. "Res, tunggu." kata Jake.

Jake langsung melangkah mendekati Haresa, lalu memeluk tubuhnya. "Bentar doang beb, soalnya nanti di sana ngga bisa meluk siapa-siapa lagi."

Perasaan Haresa yang tadinya mau meledak, kini mendadak sedih. Ia jadi ngebayangin hari esok tanpa kehadiran Jake. Pasti suasanya jadi sepi.

"Jake." Haresa mengeluarkan suaranya pelan.

"hm?"

"Gue ngga tau bahasanya bener atau ngga, tapi lo jangan protes."

"Iya, apa?"

"I'm gonna miss you."

Jake senyum. "Too, bae."

[21]

mau namatin work ini gengs,
doain ya semoga semua tugasku
bisa selesai dengan lancar wkwkwk


30 Days with Jake✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang