#03

667 115 35
                                    

Setelah semalaman membaca buku diary milik Pak Jungkook, ralat lebih tepatnya buku riwayat hidup Pak Jungkook, pagi ini aku menjadi sangat mengantuk dan kurang fokus.

Apa aku butuh uang?

" Jihyo kamu dengar tidak apa yang saya bicarakan?" Aku mendengar suara itu lalu mengangguk - anggukan wajahku yang kini tertahan tangan.

" Coba ulangi apa yang saya katakan,"
Lagi - lagi aku hanya menganggukan kepalaku. Terlihat jelas di wajahnya  bahwa Pak Jungkook kini sedang menahan kesal.

" Saya gaji kamu bukan buat tidur," lanjutnya dan aku mulai melotot terkesima.

" Makanya jangan ngomong  panjang - panjang kaya ceramah aja,"

" Karyawan bandel kaya kamu itu harus di ceramahin setiap hari,"

" Bandel dari mana saya ini karyawan paling teladan disini," Aku memang paling bisa menyombongkan diri, ya jadi salah satu keahlianku juga.

Pak Jungkook melempar handuk dari tas olahraganya ke wajahku dan aku hanya menatap sebal padanya.

" Pak, ini muka lho.." aku menggerutu kesal.

" Saya pikir bukan, basahi dulu wajah kamu," ucapnya dan aku berjalan ke kamar mandi.

" Saya gak mau pakai handuk ini.." ucapku yang membuat pak Jungkook menoleh mengangkat satu alisnya, jika sudah seperti itu, kadar ketampanan Pak Jungkook meningkat berkali - kali lipat. Ah, bicara apa si aku.

"Kenapa?"

" Saya gak mau tertular virus jomblo,"

Pak Jungkook menarik bibirnya secara singkat.

" Maaf, saya jomblo terhormat. Tidak seperti kamu,"

Aku mengernyit dan tertawa mendengar ucapan Pak Jungkook.
Matanya mengisyaratkan bahwa aku harus segera keluar dari ruangannya.

" Jangan lupa cuci muka,"

" Iya bawel banget si!"

" Kamu kenapa bisa mengantuk begitu?"

" Habis baca buku sejarah!"

Jawabku dengan nada menyeringai dan terkekeh dengan senyum kemenangan karena berhasil membuat Pak Jungkook naik pitam.

Aku meninjau kembali dokumen yang akan ditandatangani Pak Jungkook hari ini. Tidak banyak, hanya ada beberapa map. Biasanya ada banyak sekali map - map yang harus aku bawa dengan susah payah mengangkatnya ke atas meja kerja Pak Jungkook.

" Hyo, mana dokumen yang perlu di tandatangani Pak Jungkook, saya aja yang kasih," itu ucapan Mbak Hyuna. Dia di tunjuk oleh Bu Joo juga untuk membantuku saat aku kuliah nanti, katanya si begitu.

Aku tak tahan ingin mengucapkan astaga berulang kali karena pakaian Mbak Hyuna itu karena konsep busananya yang serba ketat. Buat apa lagi kalau bukan menggoda Pak Jungkook.

" Silahkan Mbak, ada di dekat map portofolio," tanganku yang sedang menari diatas keyboard membuatku tidak bisa menggapai map itu, ya lebih tepatnya malas.

" Semoga berhasil Mbak.."

Mbak Hyuna mengangkat alisnya tak mengerti.

" Buat apa?"

Aku tersenyum. " Mau merayu Pak Jungkook kan? "

" Jangan sembarangan ngomong kamu," ucap Mbak Hyuna tegas, aku hanya membalas ucapan Mbak Hyuna dengan senyuman kecil dan kembali sibuk dengan kubikelku. Sudah jelas dia mau menggoda Pak Jungkook, sembarangan ngomong gimana...??

 Playboss [BOSS Kampret]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang