#06

610 104 27
                                    

Sibuk sudah menjadi rutinitasku saat ini tentu saja dengan posisi menjabat menjadi sekretaris Direktur Utama yang merupakan pemilik J'Corp bukanlah suatu hal yang mudah ditambah fakta ternyata Pak Jungkook itu bawelnya minta ampun, semakin memperumit pekerjaanku.

Aku yang sudah hafal jadwal Pak Jungkook bisa menyebutkan bahwa jadwalnya hari ini sangatlah padat. Mulai dari meeting dengan client,  pertemuan dengan penerjemah dan meninjau beberapa kontrak kerja sama. Sebagai pemegang jabatan tertinggi di perusahaan tentu saja beban yang dipikul oleh Pak Jungkook dan tanggung jawabnya lebih besar. Aku  sungguh mengagumi profesionalitas Pak Jungkook ketika sedang bekerja. Dia memiliki indeks dan tujuan yang jelas.

Aku melirik arloji di tangan kiriku, seperti biasanya. Setiap hari aku selalu dibuat kesal dan kesulitan dengan berbagai bunga yang bertumpuk di mejaku. Jangan tanyakan itu bukan bunga dari penggemarku atau yang lainnya melainkan dari penggemar Pak Jungkook.

Kini langkah kakiku bergegas menuju ruangan Pak Jungkook untuk meminta pertanggungjawaban atas bunga - bunga dari penggemarnya itu.

Aku mengangkat satu alisku saat melihat Pak Jungkook yang gila kerja itu tertidur di meja kerjanya. Aku memperhatikan wajah Pak Jungkook cukup lama, rahangnya begitu sempurna. Bibirnya mungil berbentuk hati tetapi dengan lingkar ketebalan yang tidak terlalu tipis, berwarna agak pink, Pak Jungkook pakai lipbalm ya?

Bentuk wajah Pak Jungkook memang sangat apik untuk dilihat, ia sangatlah tampan aku akui itu tetapi sikapnya yang membuatku selalu merasakan kejengkelan hati.

" Tidur? Tumben," ucapku pelan.

" Sudah puas memandangi wajah saya?" Tanya Pak Jungkook yang tiba - tiba telah membuka matanya dan bangkit.

Aku terkesima, berjalan mundur beberapa langkah untuk menjauh karena terkejut.

" Tadi ada nyamuk mau saya tabok,"

Pak Jungkook mengangkat satu alisnya dan senyum meremehkan, senyuman smirk Pak Jungkook benar - benar tidak ada tandingannya.

" Masa?,"

Aku hanya menghela napas berusaha sebaik mungkin menghindari tatapan mata Pak Jungkook.

" Pak, saya juga engga ada waktu buat memandangi wajah bapak yang membosankan itu,"

" Wajah saya ini langka, kamu enggak akan menemukan pria dengan wajah setampan  saya,"

" Woah..mulai halu ya,.."

" Kamu meremehkan saya?"

" Saya enggak bilang begitu, tapi kalau bapak sadar ya baguslah. "

" Kamu kesini mau apa? Pagi - pagi mau gelut?,"

" Bunga dari fans bapak gimana? Mau diapakan?"

" Buang,"

Aku membelak dengan mata yang bulat.

" Apa ? dibuang? Ada suratnya lho pak,"

" Saya gak peduli,"

Aku hanya menggeleng - gelengkan kepalaku merasa kasihan dengan wanita - wanita gila yang telah mengirim bunga ke Pak Jungkook.

" Coba aja kalau Kak Hyunjung pasti langsung diterima tuh bunga"

" Jangan cemburu gitu,"

" Siapa yang cemburu?!!,

" Kamulah Park Jihyo,"

" Cape hati saya kalau ngomong sama Bapak,"

" Kalau bunganya saya tampung ruangan saya jadi kebun bunga dong,"

 Playboss [BOSS Kampret]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang