#21

518 94 86
                                    

Sepertinya aku sudah tidak bisa mengulur waktu lagi untuk tidak pulang kampung. Ayah sudah menghubungiku berulang kali begitu juga dengan kak Irene yang rewelnya minta ampun.

Sesuai dengan prediksi aku, Pak Jungkook tetap berpegangan teguh pada pendiriannya untuk ikut menemui orang tuaku. Sebenarnya masih ada perasaan ragu dan takut untuk membawa Pak Jungkook  menemui keluargaku. Aku takut kalau Pak Jungkook hanya bermain - main dengan ucapannya itu.

Aku juga sengaja tidak menghubungi Taehyung karena kami memang tidak memiliki hubungan apa - apa selain mantan gebetan alay. Namun sepertinya keluargaku sudah menghubungi Taehyung lebih dulu. Alhasil, Pak Jungkook ngambek karena tadi Taehyung datang ingin pergi bersamaku.

" Kamu ngapain ke sini?," tanya Pak Jungkook sewot pada Taehyung yang baru saja sampai.

" Saya yang seharusnya menanyakan hal itu," jawab Taehyung dengan nada tak kalah sinis.

Alamak!

Bau - bau mau perang dunia ketiga nih.

" Ini kan rumah saya, mau apa kamu? Gelut?!" Aku yang mulai pusing dengan tingkah ngambek Pak Jungkook berusaha menengahi.

" Pak saya tadi kan udah bilang. Ayah yang minta Taehyung diajak juga,"

" Kan saya sudah bilang kamu perginya sama saya,"

" Pergi bertiga,"

Pak Jungkook menatapku kesal.

" Saya enggak mau nyetir," ujar Pak Jungkook yang menyilang tangan membelakangi Taehyung dengan wajah kesal.

" Saya juga enggak mau," tambah Taehyung yang tidak kalah ribetnya dengan Pak Jungkook. Ini aku harus gimana coba?.

Aku mengambil kunci mobil Pak Jungkook.

"  Biar saya yang bawa mobil. Siap - siap jantungan!,"

" Jangan!," pekik keduanya yang bersamaan menahan lenganku.

" Saya enggak mau mati muda Hyo,"
Ujar Pak Jungkook yang sudah merasakan kebrutalanku saat menyetir.

" Makanya enggak usah ribet, kan waktu tempuhnya jauh ganti - gantian aja,"

" Oke, saya yang nyetir"  jawab Taehyung mengalah.

" Nah gitu dong bujang dari tadi kek," ucapku senang melihat tingkah Taehyung yang tidak terlalu childish seperti Pak Jungkook.

" Kamu puji dia?,"

" Capek ah, terserah" jawabku yang lelah dengan tingkah nyebelin Pak Jungkook.

" Kamu ngapain duduk di depan?,"

" Memang saya harus duduk dimana?,"

" Duduk di belakang sama saya,"

" Enggak mau ah. Taehyung kan nyetir kasian duduk sendiri,"

" Kamu enggak kasian sama saya?,"

" Enggak," jawabku ketus. Taehyung tersenyum lebar ketika mendengar penuturanku. Berbanding terbalik dengan Pak Jungkook yang justru memasang wajah masam.

Selama perjalanan tidak ada obrolan. Antara aku, Taehyung dan Pak Jungkook. Hanya ada keributan tidak karuan dari dua manusia yang memecah otakku ini.

" Pak, mau permen?," tanyaku yang sudah melihat kondisi absurd Pak Jungkook.

" Rasa apa?,"

" Mint,"

" Boleh,"

" Taehyung kamu mau permen juga?,"

 Playboss [BOSS Kampret]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang