#09

597 96 84
                                    

Aku tidak bergegas turun dari mobil Pak Jungkook setelah kami sampai di basement kantor. Pak Jungkook menghembuskan napasnya sebelum turun, wajahnya berubah menjadi sedikit pucat dan terlihat cemas.

Pak Jungkook kenapa ya?.

Aku lihat di wajahnya dia sedang memikirkan sesuatu, terlihat tidak fokus saat ini.

" Ayo turun Ji," ujar Pak Jungkook yang sudah melepas sabuk pengamannya. Aku menatap aneh Pak Jungkook.

" Bapak enggak sakit kan?," tanyaku memastikan.

" Memangnya kenapa?,"

" Muka bapak kok pucat?,"

" Abis ngeliat hantu soalnya,"

" Serius? Dimana?,"

" Di depan saya,"

Aku mendengus kesal. Rupanya wajah pucat Pak Jungkook hanya akting ya, jika tidak ada CCTV saat ini yang mengawasi kami aku sudah pastikan bahwa wajah Pak Jungkook mungkin saja akan bonyok sana sini.

" Mau saya cekek Pak?,"

Tanyaku kesal dan Pak Jungkook hanya terkekeh pelan. Dia benar - benar sudah tidak waras sepertinya.

" Kita mati bareng aja gimana? Mau enggak?,"

" Pak, kalau frustasi karena di tolak jangan sampe bunuh diri juga kali, lagian siapa juga yang sudi mati bareng orang nyebelin kaya bapak,"

" Kamu sok tahu!,"

" Taulah, sayakan sekretaris bapak."

Aku sedikit tahu, Pak Jungkook pasti ditolak sama kak Hyunjung, mampuslah. Sukurin!.

Tanpa menjawab ucapanku Pak Jungkook berjalan mendahuluiku yang saat ini berjalan kesusahan.

Benar, Pak Jungkook sedikit berbeda. Dia terlihat lebih fokus sekarang.

Aku melirik kearah beberapa karyawan yang berbisik - bisik membicarakan nama yang terdengar asing di telingaku. Termasuk salah satunya Mbak Eunbi itu,

" Iya ganteng banget, kita kedatangan serbuk berlian. Katanya sih belum semuanya. Nanti besok juga ada lagi yang mau dateng,"

Aku menoleh kearah manusia - manusia itu dengan wajah dibumbui sedikit rasa penasaran. Hanya sedikit sih.

" Mbak, ada apa?," tanyaku pada Mbak Eunbi yang kini memutar kursinya menoleh kearahku.

" Pak Jungkook enggak ngasih tau kamu ya?,

Aku mengernyit, apasih?

" Enggak, ada apa sih?," aku semakin penasaran.

" Ada wakil dirut baru! Ganteng lho!," ujar Mbak Eunbi dan aku hanya membentuk sudut bibir berbentuk huruf O kecil.

Aku berjalan melangkah kembali setelah meletakkan tas jinjingku. Mengingat bahwa Pak Jungkook memintaku segera datang ke ruang rapat handle di lantai dua itu saat di perjalanan.

" Kamu bukannya izin tiga hari untuk kegiatan kampus?," tanya Mbak Eunbi

" Cancel Mbak," jawabku lemas.

" Lho kenapa?,"

" Pak boss terlalu manja sama saya,"

" Enak ya, bisa deket - deket terus sama Pak Boss, "

Aku tersenyum meremehkan. Mbak Eunbi belum saja dibentak Pak Jungkook kalau sudah juga mabur jadi fansnya. Gentakannya Pak Jungkook bisa buat jantungan orang awam menurutku. Di luar dia berwibawa, tetapi di dalam menyebalkan sekali.

 Playboss [BOSS Kampret]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang