#02

791 116 31
                                    

" Gimana apanya?" Pak Jungkook balik bertanya padaku.

Aku menghela napas sebal, memutar malas bolamataku. Masa Pak Jungkook gak mengerti apa yang aku bicarakan, aku kan bertanya tentang gajiku. Mana mungkin aku mau menjajal tantangan bersama iblis kalau gajiku masih sama, tentunya kan harus lebih besar bahkan kalau perlu  5x lipat dari gajiku sebagai editor.

" Masa bapak gak paham atau bapak pura - pura gak paham, pantesan aja banyak sekretaris yang mundur, bossnya aja begini,.."

Pak Jungkook terdengar menghembuskan napasnya dan menoleh kearahku.

" Begini gimana maksud kamu?"

" Bapak ini kan pintar masa tanya sama saya,"

" Memangnya orang pintar gak boleh nanya??"

" Bukan begitu..saya kan bicara masalah gaji dan libur saya,"

" Gaji kamu tetap.."

" Apa??! Pak.."

Aku terlonjak mendengarnya

" Kamu ini kan editor, memangnya gak bisa edit nominal uang jadi banyak?? Apa yang kamu pelajari selama bekerja ini?"

Aku benar - benar tersudut emosi, apaan Pak Jungkook. Bisa - bisanya dia bilang untuk mengedit uang. Kalau bisa aku juga tidak akan bekerja dengan iblis sepertinya.

" Saya itu editor bukan penyihir,"

"  Habisnya wajah kamu mirip penyihir si.."

Aku menggerutu kesal,

" Kalau saya jadi penyihir saya pasti bakal sihir bapak! "

" Jangan ngada - ngada kamu, ngapain sihir saya? Mau kasih pelet?"

" Jangankan melet, untuk masuk dalam kandidat calon pacar saya saja bapak jauh dari standarnya, " Mulai songong kan aku.

" Calon pacar.. mana ada yang mau sama cewe judes kaya kamu," Pak Jungkook sedikit terkekeh. Aku semakin mengepalkan tanganku dengan erat dan ingin sekali rasanya memberikan bertubi - tubi jotosan saat ini.

" Saya judes juga masih punya hati,"

" Yang bilang kamu gak punya hati itu siapa? Lagipula semua makhluk hidup punya hatilah,"

" Ada...ada yang gak punya hati."

" Siapa?? Jangan bilang itu saya.."

" Nah, itu sadar. Jadi saya tidak perlu memberitahu dan membuang tenaga saya untuk bicara omong kosong sama bapak," Pak Jungkook menaikkan satu alisnya, astaga aku sepertinya sudah keterlaluan,..

" Kalau saya gak sadar, saya pingsan dan itu semua nanti akan menyusahkan kamu karena gak becus sebagai sekretaris saya,"

" Saya ini sekretaris bukan pengasuh bapak.."

" Kalo bisa dua - duanya kenapa gak??"

" Maaf ya pak tapi saya sama sekali gak tertarik.."

 Playboss [BOSS Kampret]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang