Aku terbangun setelah mendengar suara bising dan menatap nanar bantal yang sudah basah akibat airmataku.
" Jihyo. Kamu ileran?," Tanya Pak Jungkook yang entah sejak kapan sudah berada di sisi ranjangku
" Kok Bapak bisa ada di sini?,"
" Kamu serius nanya itu ke saya? Ini kan rumah saya,"
" Kita bukannya udah selesai ya?,"
" Apanya yang udah selesai?,"
" Hubungan kita,"
Pak Jungkook terkejut dengan ucapanku tadi dan langsung berjalan mendekatiku.
" Kamu sadar kan Hyo saat mengucapkan kalimat keramat itu?,"
" Apaan sih Pak, ya sadarlah kita sudah selesai kan?,"
" Saya baru ninggalin kamu beberapa hari untuk keluar kota aja kamu sudah tega sama saya begini,"
" Saya serius lho Pak,"
" Saya yang seharusnya bilang begitu Park Jihyo. Mata kamu kenapa sembab begitu coba?,"
" Gara - gara Bapak lah! Masih pake nanya lagi,"
" Saya ini enggak jadi bang toyib yang enggak pulang - pulang. Kamu jangan nangis - nangis sampe ileran begitu dong,"
" Bukan itu! Saya ini enggak ileran,"
" Iya terus malam ini jadi ke dokter Sam?"
Aku mengerutkan kening tak mengerti.
" Mau ngapain?,"
" Baru beberapa hari saya tidak ada kamu sudah banyak berubah," Ujar Pak Jungkook yang menggelengkan kepalanya.
" Pak serius kita mau ngapain ke sana?,"
" Kata kamu kemarin enggak jadi. Makanya kita hari ini pergi bareng,"
Hah?
Astaga jadi kejadian buruk tadi hanya mimpi? Oalah..
Untuk kesekian kalinya otakku berusaha mencerna peristiwa yang terjadi akhir - akhir ini. Aku ingat betul bahwa pernikahan kami seharusnya dilakukan sebentar lagi. Namun sepertinya ada yang salah dengan ingatanku.
" Kamu kenapa sih? Sudah kaya orang insomnia,"
Aku menatap malas Pak Jungkook.
" Pak saya tidur sudah berapa lama?,"
" Ini sudah jam dua siang. Saya enggak tahu kamu tidur jam berapa yang pasti kamu enggak jemput saya dibandara. Jadi menurut kamu?,"
Aku mengernyit lagi.
" Kamu kenapa Jihyo?,"
" Ini enggak mimpi kan Pak?,"
" Mau saya sadarin?,"
" Saya mimpi Pak,"
" Mimpi apa? Kok bisa pas bangun kaya orang kebingungan"
Sepertinya kemarin aku terlalu antusias menunggu hasil tes kesehatan hingga terbawa alam mimpi. Skenario buruk yang terngiang dalam benakku benar - benar terbawa ke sana.
Aku menghela napas lega dan mengusap keringat di dahi.
" Coba cerita kamu mimpi apa sampai bantal kamu korban airmata,"
Aku memeluk erat Pak Jungkook dengan cepat.
" Jangan tinggalin saya Pak,"
Pak Jungkook mengusap kepalaku pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Playboss [BOSS Kampret]
RandomJihyo mengutuk kehidupannya sendiri karena bertemu dengan seorang CEO dari perusahaan terkenal dan menerima tawaran untuk menjadi Sekretaris dari CEO yang ternyata memiliki sifat yang menjengkelkan hati. " Kamu ketemu saya bawaannya emosi terus Ji...