" Hyo, Kamu suka saya atau aku?,"
Ini malam pertama kami menyandang status pacaran. Lagi dan lagi, malam hari selalu diawali dengan pertanyaan tidak jelas dari Pak Jungkook. Pak Jungkook itu kalau tidak sedang berkutat dengan pekerjaan ia akan menjadi pribadi yang sangat menyebalkan.
" Enggak pilih keduanya," Jawabku
" Kok gitu?,"
" Bapak berharap saya jawab apa?,"
" Kalau di rumah jangan panggil saya bapak dong,"
Aku memandang sebal Pak Jungkook.
" Ya udah panggil ibu aja biar adil,"
" Kamu panggil saya papa aja nanti kamu saya panggil mama, gimana?," Tanya Pak Jungkook yang sudah menunjukan senyum jenaka nakal. Ingin rasanya aku melempar wajah Pak Jungkook itu dengan sendal sekarang.
Aku tidak menyangka bibir pedas Pak Jungkook yang biasanya karismatik itu bisa menciptakan kalimat sealay dan sebucin itu.
" Iya terus kalau putus nanti saya jadi janda dong bapak jadi duda," jawabku ketus.
" Yaudah kamu beneran mau putus nih?," Tanya Pak Jungkook yang membuatku kebingungan.
Mampus! Aku kan cuma bercanda.
" Bapak serius mau putus?,"
" Kenapa enggak?," Pak Jungkook mengangkat bahunya acuh mengambil remot tv.
" Ya udah," aku memasang raut wajah kecewa.
" Kita putus sebagai pacar tapi jadian sebagai suami - istri. Bagaimana?,"
" Bapak kebelet kawin?," Pak Jungkook tertawa mengacak rambutku.
" Saya takut kamu lari karena enggak tahan sama saya,"
" Kalau dibilang enggak tahan sih dari pertama kerja,"
" Kenapa enggak lari?,"
" Bapak pikir saya lagi ikut lomba marathon?,"
Pak Jungkook menyipitkan matanya sok berpikir.
" Iya juga ya,"
" Lagian kalau saya lari, siapa yang gaji saya?," Pak Jungkook menepuk - nepuk bahuku.
" Anak pintar,"
Aku duduk di sofa dengan posisi senyaman mungkin.
Ponsel Pak Jungkook berdering, ia segera mengambilnya dengan cepat dan lama berdiam menatap layar ponsel itu.
" Ada apa Pak?,"
" Saya menang undian Hyo,"
" Undian?,"
" Lotre,"
" Saya menang Tv,"
" Serius?,"
" Iya.."
" Di tukar ponsel,"
" Bapak beli ponselnya berapa juta?,"
" Saya beli ponselnya lima belas juta di tuker undian tv harganya dua juta,"
Aku menghela napas dan mengusap pelan kepala Pak Jungkook.
" Pak..bego sama pinter beda tipis ya.."
" Kamu ngatain saya bego?,"
" Iya emang itu faktanya. "
" Untung saya sayang,"
" Pak besok hari apa?,".
" Kamu enggak tahu kalau di ponsel pintar kamu ada fitur kalender?," Ketika tingkah menyebalkannya Pak Jungkook mulai kambuh aku biasanya meneguk segelas air putih untuk menenangkan hati sebelum melanjutkan pembicaraan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Playboss [BOSS Kampret]
RandomJihyo mengutuk kehidupannya sendiri karena bertemu dengan seorang CEO dari perusahaan terkenal dan menerima tawaran untuk menjadi Sekretaris dari CEO yang ternyata memiliki sifat yang menjengkelkan hati. " Kamu ketemu saya bawaannya emosi terus Ji...