#22

568 92 99
                                    

Setelah menghabiskan waktu tiga hari di rumahku aku dan Pak Jungkook akhirnya kembali ke rutinitas seperti biasanya. Kerja - pulang - kerja - pulang. Dalam tiga hari itu, Pak Jungkook sukses menyihir keluargaku menjadi begitu baik dan sayang padanya. Aku saja sampai terheran - heran mantra apa yang dipakai Pak Jungkook itu.

Hari ini tepat pelaporan hasil  penjualan Bazar  divisi pakaian yang baru saja di rilis. Rapat kembali diadakan lebih dari dua jam. Aku lihat wajah Pak Jungkook lebih gugup dari biasanya. Sempar terjadi kericuhan antara pemegang saham namun bukan Pak Jungkook namanya jika tidak bisa meyakinkan mereka.

" Sudah lega?," tanyaku sembari membereskan ruang rapat.

" Sudah puas lebih tepatnya," Jawab Pak Jungkook.

" Bagus deh akhirnya saya bisa balik ke perusahaan tercinta,"

" Perusahaan atau pemiliknya?"

Aku melotot tajam pada Pak Jungkook lalu dalam hitungan detik mencubit lengan Pak Jungkook.

" Ngarep!,"

" Kamu kan calon istri saya tidak perlu kerja lagi,"

Aku mengehela napas dan menatap penuh kesabaran Pak Jungkook yang tertawa.

Menatap Pak Jungkook tanpa ekspresi.

" Pak, confess ke saya aja belum, pacaran aja belum udah main klaim calon istri aja. Situ waras??"

Pak Jungkook merangkul bahuku.

" Saya malas confess intinya kamu tahu saya serius sama kamu,"

" Mohon maaf Pak, saya masih mengejar cita - cita mendapatkan cinta Baekhyun," Aku melepas rangkulan Pak Jungkook.

" Baekhyun siapa? Lebih tampan juga saya,"

" Baekhyun itu kaya Mie,"

" Itu Bihun sayang,"

Aku spontan mencubit lengan Pak Jungkook.

" Embel - embel dibelakang bikin saya mual,"

" Udah siap di bikin mual beneran nih?"

" Ngomong lagi saya timpuk sepatu nih,"

" Kamu jangan galak - galak dong,"

Aku menatap Pak Jungkook dengan heran yang mengambil tumpukan dokumen yang aku pegang. Kenapa tiba - tiba jadi baik begini? Kesurupan iblis mana lagi? Iblis baik kali ya.

" Pak aneh tau gak,"

" Aneh kenapa? Saya bantuin kamu kok di bilang aneh,"

" Nanti dilihat anak kantor, Pak"

" Terus kenapa?"

" Males saya tuh banyak rumor enggak jelas nantinya. Mau hidup tenang saya tuh,"

" Bagus dong makin banyak yang liat makin banyak yang tau,"

Benar saja tebakanku. Ketika aku berjalan keluar menuju ruangan. Aku dan Pak Jungkook yang membawa tumpukan dokumen langsung menjadi perhatian beberapa orang. Selama perjalanan banyak karyawan menatap kami dengan wajah penasaran.

" Wajah kamu itu kenapa sih di tekuk mulu?" Aku menahan kepalan tanganku.

" Masih mau nanya?,"

" Jangan galak gitu dong, untung saya mau sama kamu,"

" Saya juga enggak berharap bapak mau sama saya,"

" Itu anugerah untuk kamu Hyo,"

" Anugerah karena bapak suka sama saya gitu?,"

 Playboss [BOSS Kampret]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang