#08

572 111 84
                                    

Aku benar - benar tidak menduga. Kemarin terasa cukup menyenangkan walaupun sedikit malu dan canggung karena Pak Jungkook tampaknya fokus melihatku latihan bernyanyi di studio.

Mimpiku memang menjadi penyanyi atau setara dengan idol. Tetapi aku masih bersyukur atas kehidupanku saat ini. Setelah latihan, Pak Jungkook mengajaku ke beberapa tempat. Perjalanan hari itu benar - benar membuatku memandang Pak Jungkook dengan berbeda.

Pak Jungkook terlihat seperti manusiawi lainnya dan tidak menyebalkan seperti biasanya.

" Ji, mulai besok tinggal di rumah saya," Aku menatap Pak Jungkook dengan ucapan yang tiba - tiba membuatku hampir saja jantungan.

Pak Jungkook masih waraskan? Memang aku terlihat seperti orang yang mudah di ajak seperti itu?

" Enggak mau ah! Saya kan cewe baik - baik!,"

Pak Jungkook menghela napasnya.

" Siapa yang bilang kamu bukan wanita baik - baik? Saya hanya meminta kamu tinggal di rumah saya,"

" Buat apa?,"

" Apartment kamu sebulan ini habis kan sewanya? Lagipula kamu juga kan belum ada biaya buat sewa lagi,"

Pak Jungkook bagaimana bisa tahu kalau sewa apartmentku hampir habis?. Aku memutar bola mataku, otakku saat ini sedang bekerja untuk mengingat kapan terakhir masa sewa apartmentku.

" Kok bapak bisa tahu? Bapak mematai - matai saya ya?!!," aku menatap curiga kearah Pak Jungkook saat ini.

" Saya punya mata batin,"

" Saya serius. Bapak enggak berusaha mengorek informasi tentang saya kan?,"

" Kamu itu pacar saya, jelas saya harus tahu latar belakang kehidupan kamu,"

Mendengar hal itu jantungku berdebar kencang, wajahku seperti habis di tampar memerah merona.

Pak Jungkook kalau bicara se simple itu ya, nanti kalau aku baper gimana? Memangnya dia mau tanggung jawab?.

" Tapi itukan privasi saya,"

" Jadi? ,"

Aku menggelengkan kepalaku keras.

" Enggak, saya cari rumah kost atau ngontrak aja, lagian saya juga tinggal enggak sendirian Pak, ada kakak saya,"

Pak Jungkook menatapku sesaat dan menaikan satu alisnya.

" Kamu punya kakak?,"

" Kenapa?,"

" Kenalin saya dong,"

" Enggak!,"

" Kenapa? Cemburu?,"

" Jangan geer ya! Saya enggak mau aja kakak saya jadi stress gara - gara bapak. Cukup saya aja,"

" Cukup kamu yang jadi pacar saya gitu?," wajahku sekali lagi memerah Pak Jungkook sepertinya minta di pelintir ya saat ini.

"Enggaak!"

" Saya yakin kakak kamu modelnya tidak seperti kamu,"

" Pak, ngajak gelut lagi?,"

Pak Jungkook hanya tertawa padahal aku sudah siap menimpuknya dengan sepatu heels.

Kalau aku tinggal serumah sama Pak Jungkook tidak baik untuk kesahatan jantung dan mentalku. Sebenarnya Mbak Irene itu cuma alasan saja, padahal dia kan punya kost an sendiri dan hanya mampir sesekali.

" Kamu sewa kamar di sebelah saya aja, harga bisa nego,"

" Serius?,"

" Kamu juga sudah enggak perlu lagi kan mikir transportasi, kita bisa pergi bersama ke kantor,dan yang lebih penting kalau saya butuh kamu, kamu gak perlu lagi capek- capek ke rumah saya,"

 Playboss [BOSS Kampret]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang