#17

615 106 108
                                    

Sepanjang perjalanan, Pak Jungkook terus mengoceh tidak jelas memarahiku. Aku hanya diam, dia terlihat marah karena aku yang tidak makan pedas bisa - bisanya menyentuh makanan itu.

" Pak, bisa diem enggak?," Aku memerintah sewot.

" Kamu omelin saya?,"

" Enggak!,"

" Makanya jangan sok - sok an makan pedes, tau perutnya enggak bisa di kondisikan,"

" Semua ini salah bapak!,"

Pak Jungkook menatapku dengan alis yang memicing.

" Kok jadi saya? Yang pesan makanan itu kamu, yang makan juga kamu. Kenapa jadi salahin saya?,"

Iyalah salah dia. Jika dia tidak bersama mantannya Tzuyu itu aku pasti tidak akan sakit begini. Ini semua kan pelampiasan amarahku. Pak Jungkook pasti marah karena tidak bisa ikut meeting di kantor cabang, iyalah jadi enggak bisa ketemu Tzuyu.

" Turunin saya aja disini, bapak balik aja ke kantor dan selesaikan masalah di sana,"

" Saya tidak punya masalah di kantor,"

" Semalam bilang katanya ketipu,"

" Iya, tapi bisa diselesaikan nanti."

"Terserah, buruan nyetirnya!,"

Setelah sampai di depan rumah Pak Jungkook turun aku melepas saltbealt ku dan menyadari bahwa sesuatu di bawah sana basah setelah aku mengangkat tubuh.

Lho, kok basah? Aku diare disini? Serius?..

Aku dengan cepat segera mengangkat tubuh keluar.

Mampus lah aku! Aku cepirit di dalam mobil Pak Jungkook dong. Tapi tunggu dulu, kok ada merah - merahnya? Jangan - jangan..

Aku  dengan cepat membersihkan jok mobil Pak Jungkook dengan tissue dan berjalan cepat mendahului Pak Jungkook dengan menutupi bokong. Bisa malu aku jika Pak Jungkook tahu.

Aku dengan masuk ke kamarku dan mengunci pintu rapat - rapat.

" Jihyo kamu kenapa?,"

Pak Jungkook mengetuk pintu kamarku. Hanya terdengar suara keran yang aku besarkan.

" Kamu ngambek sama saya?,"

" Enggak!!,"

" Terus?,"

Dalam beberapa menit, aku kembali keluar setelah mengganti celana.

" Kamu sakit?,"

Aku memutar malas bola mataku.
Kalau enggak sakit juga enggak akan minta balik.

" Enggak kok. Saya baik - baik aja,"

" Serius? Wajah kamu pucat,"
Perutku sudah kepalang sakit dan aku benar - benar tak bertenaga untuk melakukan aktivitas. Biasanya saat masa itu tiba, perutku masih bisa diajak kerja sama. Tetapi kali ini rasanya sangat sakit sekali, mungkin perutku ini sedang merajuk.

Pak Jungkook menempelkan telapak tangannya ke dahiku.

" Panas banget Ji, kamu yakin sehat?,"

" Iya," balasku singkat. Aku terlalu malas untuk bicara saat ini.

" Bapak katanya ada rapat di cabang,"

" Saya batalin saja,"

" Kok gitu?,"

" Pacar saya lagi sakit masa saya tinggal,"

Alah pacar bohongan juga.

" Enggak apa - apa kok. Saya kan Strong,"

 Playboss [BOSS Kampret]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang