#12 [ Re- Up]

661 98 101
                                        

" Kamu berpikir saya main - main dengan ucapan saya?,"

Tanya Pak Jungkook yang masih menggenggam erat tanganku. Aku diam tak berniat menjawab, tetapi tak berniat juga untuk terus diam dalam posisi seperti ini.

Aku berusaha menghindari tatapan mata Pak Jungkook. Aku bodoh sekali bisa mengucapkan hal seperti itu. Entahlah mungkin kedua pipiku sudah bersemu merah seperti tomat.

" Ji, jangan menghindari tatapan saya,"

Ujar Pak Jungkook mengambil wajahku untuk menghadap dan menatapnya

" Saya asal bicara Pak, jangan diperpanjang,"

" Tapi kenapa saya merasa kamu tidak asal bicara?"

" Otak saya sudah 2G Pak kalau menjelang dini hari, perlu diistirahatkan"

" Kalau saya bilang saya juga punya perasaan yang sama seperti kamu, bagaimana?"

" Kayaknya otak bapak juga 2G, memangnya perasaan saya sama bapak gimana?,"

" Saya enggak tahu, hanya saja saya yakin kita punya perasaan yang sama."

" Sudah malam saya tidur dulu Pak, jangan terus ngawur,"

" Ji,."

" Hm.."

" Satu hal yang pasti. Saya akan tanggung jawab, saya tidak pernah main - main dengan ucapan saya,"

Ucap Pak Jungkook terdengar samar ketika aku menutup pintu.

Byurr!!

Aku mengerjapkan mataku berulang kali. Lalu membuka dengan cepat.

Basah?

Air?

Pak Jungkook bertolak pinggang di depanku dengan tatapan mata yang intens.

" Bapak ngapain sih? Nyiram saya ya?" Tanyaku menggerutu kesal.

" Kamu sudah saya bangunkan pakai cinta enggak bangun - bangun ya sudah saya terpaksa,"

Apa katanya? Pakai cinta?!!

Jadi tadi aku cuma mimpi? Sial!!

Kok kayanya nyata banget sih!

" Ini semua kan karena bapak!,"

" Iya maaf, sebagai hadiah kan kamu saya unboxing,"

Unboxing?!!

Aku segera melotot dan melempar Pak Jungkook dengan selimut tebal itu.

" Pak,! Awas ya kalau saya kenapa - napa! Bapak harus tanggung jawab!,"

" Tenang Ji, saya unboxing kamu enggak sampe parah kok, masih halus,"

Ujar Pak Jungkook dengan senyuman merekahnya. Dia sepertinya senang sekali menggodaku, belum saja aku jotos sampai mental ke kantor.

" Saya mau pindah ke kamar saya,"

Ucapku berjalan.

" Ide bagus sebelum saya benar - benar unboxing kamu disini, "

Aku melotot tajam sekali lagi.

" Besok masak sarapan sendiri aja!"
Aku melenggang keluar.

" Ji, jangan begitu dong. Kamu harus masakin saya sebagai istri yang baik,"

Aku melempar sendal ke pintu ruang kerja Pak Jungkook dengan kesal.

" Jangan marah - marah dong sayang,"

" Berisik! "

Aku bisa mendengar suara tawa Pak Jungkook yang bahagia itu. Kenapa sih? Dia suka sekali menggodaku.

 Playboss [BOSS Kampret]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang