"Seokjin-ssi, ayo minum segelas lagi."
"Ah, iya."
Situasi acara makan malam bersama dalam rangka perpisahan Direktur Park dari Departemen Urusan Umum yang akan pensiun itu kini menjadi kaku. Entah karena orang-orang menyayangkan Direktur Park yang harus pensiun karena usianya yang mulai senja, atau karena ada putra dari Presiden Kim, sang pemilik Yeontan Group, yang turut hadir dalam acara makan malam itu.
"Seokjin-ssi, selama dua bulan ini kau sudah bekerja keras dan mengalami banyak kesulitan."
"Tidak, Direktur Park. Saya tidak merasa mengalami kesulitan."
"Padahal sekarang kau pasti mulai terbiasa dengan pekerjaanmu, ya. Tapi, kau harus berhenti karena aku pensiun. Sayang sekali, ya. Bagaimana ini?"
Sekretaris Direktur Park yang sudah bekerja untuk waktu yang cukup lama bersamanya tiba-tiba kondisi kesehatannya kurang baik dan mengajukan cuti sejak dua bulan lalu. Direktur Park yang waktu pensiunnya hampir tiba tidak bisa mempekerjakan sekretaris baru. Maka dari itu, ia mencari sekretaris yang bekerja secara kontrak untuk jangka waktu pendek. Kebetulan, Direktur Park mendapat rekomendasi karyawan dari pengacara yang dikenalnya. Pengacara itu memperkenalkannya pada seseorang yang rajin dan mau bekerja keras, hingga akhirnya Direktur Park pun memilih orang itu.
Pemuda manis yang baru lulus dari SMA itu masih sangat muda dan belum memiliki banyak pengalaman di dunia kerja. Meskipun begitu, ia sangat rajin dan mampu mengerjakan tugas yang diberikan kepadanya dengan baik. Maka dari itu, Direktur Park pun menyukainya. Namun, hanya sampai di situ saja. Waktu kontrak selama dua bulan tidak terasa telah berlalu dan pemuda itu harus mencari tempat kerja yang baru
"Ya ampun, aku tidak tahu kenapa aku merasa sangat bersalah dan merasa sangat sedih."
"Tidak perlu berkata begitu, Direktur Park. Saya sangat berterima kasih atas segalanya selama ini."
"Seokjin-ssi pasti bisa bekerja dengan baik ke mana pun kau pergi."
Direktur Park menepuk-nepuk bahu sekretarisnya yang sudah ia anggap seperti cucunya sendiri dan meneguk segelas minuman dengan ekspresi sedih. Sementara itu, Seokjin yang duduk di sampingnya kemudian berdiri dan berjalan keluar dengan tenang.
"Hmm."
Di ujung meja panjang itu, terdapat seorang pria yang memandang pemuda itu dengan mata tajam tanpa ada seorang pun yang mengetahuinya.
Dia adalah Kim Taehyung. Sepulang dari kuliahnya di luar negeri, Kim Taehyung ditugaskan ke berbagai departemen untuk mengumpulkan ilmu dan pengalaman, kemarin ia baru dipindahkan ke Departemen Urusan Umum.
.
."Aaah, aku kira aku akan mati."
Seokjin baru pernah satu kali menyentuhkan bibirnya ke gelas minuman beralkohol saat perayaan tahun baru bulan yang lalu. Setelah minum dua gelas bir, Seokjin merasa mabuk dan wajahnya memerah.
Namun, masalah utamanya tidak terletak pada wajahnya.
"Uh. Kebelet sekali. Toilet, toilet."
Seokjin berjalan dengan tergesa-gesa di sepanjang jalan di dalam restoran yang tampak seperti labirin hingga akhirnya sampai di depan toilet. Namun, Seokjin tidak bisa masuk dengan mudah.
"Hiii!"
Di pintu masuk menuju toilet, sedikit di atas pandangan mata Seokjin, terdapat laba-laba sebesar kuku jari yang sedang merajut jaringnya.
Seokjin segera mengerutkan bahunya dan menolehkan kepalanya ke arah lain ketika melihat laba-laba itu. Seluruh tubuhnya merinding dan kakinya terasa seperti menempel di tanah, tidak bisa bergerak sedikit pun.

KAMU SEDANG MEMBACA
What's Wrong With Secretary Kim? | TAEJIN [END]
FanfictionKim Taehyung, Pria narsistik serba bisa ini adalah Wakil Presiden Yeontan Grup terkenal dengan ketampanannya. Hidupnya berjalan tanpa rintangan berkat bantuan sekretaris pribadi yang selalu siap siaga dan menyediakan kebutuhannya. Sosok pria manis...