What's Wrong With Secretary Kim? | TAEJIN [END]

21. Celana Pendek

"Sanghyeon, apa kau sudah bangun? Ayo sarapan."

Nyonya Choi masuk ke kamar setelah mengetuk pintu. Kemudian, ia menutup matanya akibat sinar matahari pagi menyilaukan yang masuk melalui sela-sela tirai di jendela kamar. Setelah beberapa saat, ia membuka matanya kembali. Padahal, sebelumnya Nyonya Choi tidak pernah merasa kesilauan hanya karena cahaya matahari seperti ini. Mungkin ini tanda-tanda ia mulai menua.

Meskipun sekarang perabotan dan warna temboknya sudah berganti, kamar ini dulunya adalah kamar Taehyung. Kamar ini merupakan kamar yang paling banyak menerima cahaya matahari. Sejak kecil, Taehyung tidak kuat dengan udara dingin. Setiap ia berada di rumah, ia selalu duduk di tepi jendela disinari cahaya mentari sambil membaca buku.

Tirai tipis yang ada di jendela sedikit berkibar tertiup angin yang masuk dari jendela yang sedikit terbuka. Nyonya Choi merasa seperti melihat sosok Taehyung kecil di antara tirai yang berkibar. Sosok Taehyung kecil yang ceria sampai saat sebelum peristiwa itu terjadi.

Sanghyeon sepertinya sedang mandi karena terdengar suara air dari arah kamar mandi.

Nyonya Choi khawatir anaknya yang baru selesai mandi bisa terkena flu akibat angin dingin yang masuk melalui jendela. Maka, ia cepat-cepat menutup jendela yang terbuka itu.

Ketika Nyonya Choi selesai menutup jendela dan tirainya dengan rapi, terdengar suara notifikasi pesan masuk dari ponsel Sanghyeon yang ada di atas meja. Nyonya Choi yang dipenuhi rasa penasaran berjalan menuju ke meja dan melihat pesan yang muncul di layar ponsel Sanghyeon.

Oke. Kalau begitu, sampai jumpa nanti. Pasti akan sangat hebat dan menyenangkan❤️❤️❤️

Nyonya Choi tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan dalam pesan itu. Ia hanya tersenyum kecil, lalu menyentuh layar ponsel Sanghyeon.

Kotak pesan di ponsel Sanghyeon dipenuhi oleh nama wanita dengan berbagai kewarganegaraan.

Karena wajah tampan dan kepribadiannya yang lembut dan baik, sejak dulu Sanghyeon memang populer di kalangan wanita. Sejak meninggalkan perusahaan dan beralih menjadi penulis penuh waktu, Sanghyeon menikmati kehidupan yang mewah tanpa peduli pada sekelilingnya.

Kedua orangtuanya merasa khawatir dan tidak yakin apakah boleh membiarkan anak mereka yang sudah dewasa hidup seperti itu. Namun di sisi lain, karena Sanghyeon sudah dewasa, mereka tidak bisa terus mengatur kehidupan anaknya.

Nyonya Choi mengembuskan napas perlahan dan hendak menaruh kembali ponsel putranya, tapi tiba-tiba pergerakannya terhenti. Di antara banyaknya nama wanita yang muncul di layar ponsel Sanghyeon, terdapat sebuah nama yang tidak asing baginya. Nama 'Kim Seokjin' membuat Nyonya Choi mengurungkan niatnya mengembalikan ponsel Sanghyeon ke tempat semula.

Setelah ragu-ragu sejenak, akhirnya Nyonya Choi memutuskan untuk melihat pesan yang selama ini dikirim dan diterima oleh Sanghyeon dan Seokjin.

Meskipun sebagian besar adalah ucapan salam yang tidak terlalu berarti, terdapat beberapa pesan dari Sanghyeon yang mengajak Seokjin untuk bertemu di larut malam atau pesan yang dikirim Sanghyeon di jam kerja yang kebanyakan dibalas Seokjin dengan canggung.

Nyonya Choi memang tidak ingin mengatur hidup putra sulungnya ini, tapi dalam hal satu ini, sepertinya ia harus bertindak.

"Ibu.... Ibu mengintip ponsel putra Ibu yang sudah besar ini. Keterlaluan sekali."

Sanghyeon keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk dan mengomel kepada ibunya. Nyonya Choi berbalik menghadap Sanghyeon, kemudian balik memarahi anaknya itu.

"Sanghyeon, kau sering menghubungi Seokjin? Kenapa kau menghubunginya? Dia pasti sibuk karena pekerjaannya...."

"Kalau dia sibuk, pasti dia tidak akan membalas pesanku. Tidak apa-apa."