26. Senjata Terakhir

1.9K 226 83
                                    

Restoran Luminous yang dihiasi pohon Natal berukuran besar dengan dekorasi yang cantik dan mengagumkan itu, dipenuhi oleh para pekerja kantoran yang sedang mengadakan acara makan malam bersama di akhir tahun. Di antara para pekerja kantoran itu, terdapat karyawan-karyawan dari Departemen Urusan Umum Yeontan Group. Area tempat mereka duduk terdengar lebih berisik dibandingkan tempat lainnya, bahkan lagu-lagu Natal yang diputar di dalam restoran tidak terdengar karena suara keras dari obrolan mereka.

"Bersulang!"

Para karyawan itu mengira bahwa Direktur Joo yang merupakan Kepala Departemen Urusan Umum akan pulang setelah putaran pertama acara makan bersama. Namun ternyata, ia mengikuti acara sampai putaran kedua dan sibuk mengomel, menggerutu, dan menggurui para karyawannya. Direktur Joo tanpa henti berbicara tentang urusan pekerjaan dan menyuruh para karyawan yang masih lajang untuk cepat-cepat menikah. Seluruh karyawan yang hadir, termasuk Seokjin, jadi pusing saat mendengar semua ocehannya.

Setelah Direktur Joo pamit pulang lebih dulu karena harus menghadiri acara akhir tahun yang lain. Akhirnya situasi acara makan bersama menjadi lebih hidup.

"Haaa. Direktur Joo sangat tidak peka. Di acara makan bersama sebelumnya juga, dia ikut sampai ke tempat karaoke dan jadi sangat mabuk.

"Selain itu, sifat Direktur Joo sama seperti seorang paman yang menyebalkan. Setiap hari, ia selalu berkata, ‘Apa kau tidak menikah?’, ‘Younghee, kau harus cepat-cepat menikah’, ‘Younghee, kalau kau melewatkan waktu yang tepat untuk menikah, bisa gawat'. Itu hampir berpuluh-puluh kali. Terlebih lagi setelah anak perempuannya menikah. Rasanya aku bisa muak mendengar ocehannya setiap hari. Aaah! Aku sangat tidak suka! Kadang-kadang, bahkan dia mengatakan hal seperti itu kepada saya di depan tamu. Saya sangat kesal!"

Sekretaris Direktur Joo yang biasanya tidak minum minuman keras, hanya bisa duduk sambil tersenyum canggung dan bercerita dengan suara pelan agar tidak terdengar orang lain sambil terus meneguk birnya.

"Aduh. Kau pasti sangat kesulitan."

Seokjin pun menghibur Younghee yang merupakan teman sebayanya dengan penuh senyum. Younghee memandang Seokjin dan menopang dagunya dengan wajah lesu.

"Yah. Sepertinya aku tidak pantas mengeluh seperti ini di depan Kepala Sekretaris Kim. Selama Anda membantu Wakil Presiden Kim, pasti Anda sering kali merasa stres kan?"

"Aduh, stres apa. Sama sekali tidak, kok. Hihihi."

Stres apanya? Aku tentu saja tidak bisa menjadi pihak yang hanya menerima. Kalau selama ini ada sesuatu yang kuterima, tentu saja aku harus membalas kebaikannya itu dengan sepenuh hatiku.

Setelah melambaikan tangan di depan wajahnya sambil menjawab pertanyaan Younghee, Seokjin memeriksa ponselnya.

Haha. Sudah kuduga. Manusia ini. benar-benar.... Aku mengabaikan semua kontaknya, sepertinya dia sekarang jadi panik. Bahkan, dia sampai banyak salah dalam mengetik pesan KakaoTalk yang terakhir dikirimnya. Aku jadi tidak mengerti, sebenarnya dia ingin bicara apa. Dia benar-benar pria yang tidak tahu bagaimana caranya memberikan keleluasaan agar aku bisa menikmati waktu untuk diriku sendiri. Kita lihat saja sampai sejauh apa dia akan bertahan. Menarik sekali.

"Anda sedang melihat apa? Kelihatannya sangat serius. Apa Anda sedang memainkan permainan di ponsel?"

Seokjin segera memasukkan kembali ponselnya ke saku, lalu menggeleng.

"Ah, bukan apa-apa."

Setelah Seokjin keluar dari rumah sakit, Taehyung terus-menerus mengontrol Seokjin, bertindak sangat posesif, dan menjadi lebih sensitif. Awalnya, Seokjin berpikir bahwa itu hanyalah efek samping yang terjadi karena Taehyung sedang berusaha untuk berhenti merokok, sehingga Seokjin berusaha mengerti dan memaklumi semua yang dilakukan Taehyung. Namun, setelah Taehyung mencurigainya dengan alasan yang sama sekali tidak masuk akal pada hari ini, Seokjin pun tidak tahan lagi.

What's Wrong With Secretary Kim? | TAEJIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang