"Siapa yang memanggilku ke sini?"
Meskipun Jimin melontarkan guyonan yang aneh di depan meja cafe, seperti biasa, Seokjin tidak tertawa.
"Tidak asyik, ah."
Jimin mendengus dengan kesal dan duduk di hadapan Seokjin yang berdiri dan memberi salam kepadanya.
"Sekretaris Seokjin yang manis seperti madu memanggilku di hari Minggu. Aku merasa terhormat."
"Anda pasti ingin beristirahat, maafkan saya sudah memanggil Anda ke sini."
"Tidak, tidak. Tidak apa-apa. Hari ini, Taehyung tidak menghubungiku jadi aku sedikit bosan. Bagaimana pergelangan kakinya yang terluka?"
"Ketika saya meneleponnya pagi ini, beliau tidak mengatakan apa-apa, tapi sepertinya masih sakit. Suaranya terdengar kurang baik."
"Benar. Dia terguling-guling seperti itu jadi sepertinya untuk beberapa hari tubuhnya akan sakit-sakit. Bagus sekali kau sudah membatalkan semua jadwal kerja Taehyung. Kalau dia dibiarkan terus, bisa-bisa dia sakit parah ketika sudah tua."
Jimin melihat buku menu sambil mengangguk-angguk. la memanggil pelayan untuk memesan minuman.
"Seokjin, kau mau minum apa?"
"Sama saja seperti Direktur Park."
"Pesan jus nutrisi dua gelas. Bahan bahannya dari dalam negeri, kan? Oh, dan bisakah tolong hangatkan obat ini? Ini sangat berharga, jadi tolong hanya hangatkan selama tiga puluh detik. Tidak boleh terlalu panas atau terlalu dingin. Apakah kau sudah mengerti?"
Setelah mendengar pesanan yang terdengar seperti disampaikan oleh ibu mertua yang bawel dan menyebalkan, pelayan itu pergi dengan wajah kesal sambil membawa buku menu dan kantong obat yang diberikan oleh Jimin.
Setelah beberapa saat mereka bercakap-cakap seperti biasa, Jimin memandang Seokjin dan menanyakan sesuatu dengan wajah serius.
"Jadi, apa yang mau kau tanyakan kepadaku? Ada sesuatu yang ingin kau ketahui kan, makanya kau memanggilku ke sini?"
"Ah.... Seperti yang sudah saya duga, Anda cukup peka."
Selama beberapa waktu, Seokjin hanya bisa memandang meja dan tidak bisa mengutarakan pertanyaannya. Jimin melihat bayangan hitam di bawah mata Seokjin yang biasanya tidak pernah terlihat.
"Kau tidak bisa tidur tadi malam?"
"Iya, ada hal yang saya pikirkan."
"Rupanya tentang Taehyung."
Setelah ragu-ragu untuk beberapa saat, Seokjin akhirnya membulatkan tekadnya. Ia mengepalkan tangannya dan menanyakan sesuatu pada Jimin.
"Direktur Park, Anda bertemu dengan Wakil Presiden Kim saat beliau belajar di luar negeri, kan?"
"Iya, tapi kenapa tiba-tiba kau menanyakan hal itu?"
"Kalau begitu, apakah Anda tahu kejadian sebelumnya?"
"Kejadian apa?"
"Apakah.... Sewaktu kecil Wakil Presiden Kim atau orang-orang di sekitarnya pernah mengalami kejadian yang kurang baik...?"
Jimin menatap Seokjin yang ragu-ragu menyelesaikan kalimatnya. Kemudian, karena minuman yang mereka pesan sudah datang, percakapan mereka terhenti sesaat.
Setelah beberapa waktu berlalu, Jimin menggoyang-goyangkan kantong obatnya dan tiba-tiba melanjutkan kembali percakapan mereka.
"Setelah aku bertemu dengan Taehyung dan berteman sangat baik dengannya, tidak pernah satu kali pun dia menceritakan tentang masa kecilnya kepadaku. Tentu saja, bukan hanya Taehyung sendiri. Meski mereka sudah memperlakukanku seperti anaknya sendiri, Presiden Kim dan istrinya tidak pernah menceritakan tentang masa lalu Taehyung. Biasanya kalau ada teman anak mereka yang datang ke rumah, orangtua suka menceritakan hal yang lucu tentang masa kecil anaknya, kan? Aku jadi berpikir, sepertinya ada sesuatu yang terjadi padanya ketika Taehyung masih kecil."
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Wrong With Secretary Kim? | TAEJIN [END]
FanfictionKim Taehyung, Pria narsistik serba bisa ini adalah Wakil Presiden Yeontan Grup terkenal dengan ketampanannya. Hidupnya berjalan tanpa rintangan berkat bantuan sekretaris pribadi yang selalu siap siaga dan menyediakan kebutuhannya. Sosok pria manis...