Seokjin melirik jam dinding yang menunjukkan pukul sembilan malam, lalu ia mengerutkan keningnya.
Meskipun ia sudah berbaring di tempat tidurnya sambil membaca buku A Man in Trouble sekitar satu setengah jam, tidak sampai sepuluh halaman yang telah ia baca.
Ketika Seokjin baru membaca sampai halaman 5, buku itu sudah dipenuhi dengan hal-hal erotis. Kedua pemeran utama bertemu di sebuah club, lalu mereka jatuh cinta pada pandangan pertama. Dipenuhi nafsu, mereka masuk ke kamar mandi bersama dan melakukan adegan mesra. Ketika Seokjin sampai di halaman 10, para pemeran utama sedang bercinta sambil berdiri, bersandar di tembok kamar mandi.
Biasanya, jika membaca novel seperti ini, wajah Seokjin langsung memerah dan ia merasakan rangsangan yang luar biasa. Namun, hari ini Seokjin sama sekali tidak merasakan hal itu. Hal itu disebabkan oleh kejadian yang terjadi antara dirinya dan Taehyung sore hari tadi.
Dunia ini luas. Di suatu tempat pasti ada pasangan yang dengan cepat membangun sebuah hubungan, sama seperti pemeran utama dalam novel ini. Di satu sisi, pasti ada juga pasangan yang tidak maju ke tahap apa pun meskipun telah banyak menghabiskan waktu bersama selama sembilan tahun, bahkan ciuman pertama mereka rasanya sama sekali tidak berkesan. Ah, apakah hal seperti itu pantas untuk disebut sebagai ciuman? Intinya, pasti ada juga pasangan yang memiliki hubungan yang aneh dan tidak jelas seperti itu. Maka dari itu, tidak apa-apa.
Tidak apa-apa, kan?
Huh, apanya yang tidak apa-apa.
Seokjin melempar buku yang tidak bersalah itu, kemudian membenamkan wajahnya di bantal dan berteriak-teriak seperti orang yang kehilangan akal sehat.
Seokjin tidak tahu apakah ia marah atau tidak. Jika ia marah, apa penyebab kemarahannya itu? Bagaimana cara meredakan amarahnya? Seokjin sama sekali tidak tahu. Seokjin merasa semakin marah, karena ia tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul di kepalanya itu.
Setelah Seokjin membenamkan kepalanya selama beberapa saat di dalam bantal dan berteriak untuk melampiaskan amarahnya, tiba-tiba ponsel Seokjin berdering.
Seokjin tahu pasti manusia itu yang meneleponnya. Setelah Seokjin pulang kerja, manusia itu terus-menerus membombardirnya dengan telepon dan pesan. Ia menanyakan jadwal besok, jadwal lusa, bahkan jadwal yang biasanya tidak terlalu diperhatikannya pun ditanyakan kepada Seokjin. Seokjin tahu bahwa manusia itu merasa bersalah, tapi manusia itu tidak bisa jujur dan meminta maaf kepada Seokjin dan selalu mengakhiri telepon setelah berlagak congkak. Benar-benar sangat menyebalkan.
"Wakil Presiden Kim! Saya kan sudah mengirimkan jadwal untuk tiga bulan ke depan melalui E-mail sebanyak dua kali! Tolong berhenti menelepon saya!"
Seokjin menyalakan mode pengeras suara dari ponselnya dan berteriak dengan keras. Sementara itu, di sisi lain telepon, terasa tingkah ragu-ragu dari seseorang, lalu terdengarlah suara wanita yang terdengar pelan dan malu-malu.
("Ehem. Seokjin.")
Orang yang menelepon adalah kakak tertua Seokjin, Min Shil.
"Ya, ampun! Nuna!"
("Apa nanti saja aku meneleponmu lagi?")
"Ah, tidak, tidak. Maaf. Aku salah sangka."
("Sepertinya akhir-akhir ini kau sibuk.")
"Setiap hari aku sibuk karena Wakil Presiden Kim. Ada apa Nuna meneleponku?"
("Memangnya harus ada sesuatu yang terjadi dulu, baru aku boleh meneleponmu? Aku menelepon hanya untuk menanyakan kabarmu.")
"Oooh. Kabarku baik-baik saja. Aku malah mengkhawatirkan Nuna-nuna."

KAMU SEDANG MEMBACA
What's Wrong With Secretary Kim? | TAEJIN [END]
FanficKim Taehyung, Pria narsistik serba bisa ini adalah Wakil Presiden Yeontan Grup terkenal dengan ketampanannya. Hidupnya berjalan tanpa rintangan berkat bantuan sekretaris pribadi yang selalu siap siaga dan menyediakan kebutuhannya. Sosok pria manis...