"Sekretaris Kim!"
"Ya!"
Sabtu pagi, Taehyung sedang bekerja di rumahnya. Seperti biasa, Taehyung menyerukan nama "Sekretaris Kim". Namun, suara yang menjawab dari luar pintu ruang baca sama sekali berbeda dengan suara yang biasanya ia dengar. Seketika, Taehyung menyadari bahwa Seokjin tidak berada di sana dan raut wajahnya berubah muram.
"Apakah ada sesuatu yang Anda perlukan, Wakil Presiden Kim?"
Kim Jihoon, merupakan sekretaris baru pengganti Seokjin, memiliki wajah tanpa ekspresi. Rasanya seperti berbicara dengan robot. Meskipun Kim Jihoon mengikuti prosedur manual yang diajarkan oleh Seokjin dengan baik, tidak terasa sama sekali aura manusia dalam dirinya.
"Tidak, tidak ada apa-apa. Silakan keluar saja."
Jika itu Seokjin, sekretarisnya itu pasti sudah mengetahui bahwa Taehyung sedang merasa tidak nyaman dan akan segera menyarankan sebuah solusi kepada Taehyung. Namun, tidak begitu dengan Kim Jihoon. Mungkin memang ada bias dalam pandangan Taehyung, tapi di matanya, tidak terlihat sama sekali usaha dari Kim Jihoon.
"Oh ya... Wakil Presiden Kim."
"Ya."
Mendengar Taehyung menjawab dengan formal, Kim Jihoon sesaat ragu-ragu untuk melanjutkan pembicaraan.
"Kemarin saya melihat bahwa di antara tugas-tugas sekretaris terdapat juga tugas untuk melayani keperluan pribadi Anda. Apakah saya juga...?"
"Apa maksudmu dengan melayani keperluan pribadi?"
Taehyung menatap Kim Jihoon dengan saksama. Akibatnya, Kim Jihoon hampir tidak bisa berkata-kata karena takut.
"Co-contohnya menyimpulkan dasi...."
Meskipun hal itu merupakan bagian dari protokol, sejujurnya hal ini membuat banyak orang bertanya-tanya, apakah lazim seorang sekretaris berdiri di hadapan atasannya dan menyimpulkan dasinya. Bahkan, jika dipikirkan lagi, bukan hanya dasi, melainkan ada beberapa hal lainnya juga. Hubungan antara Taehyung dan Seokjin memang sulit untuk dikatakan sebagai hubungan biasa antara atasan dan bawahan.
Mungkin. Mungkin saja... Jika Kim Jihoon tahu lebih awal bahwa ia harus meneruskan apa yang dilakukan Seokjin, mungkin ia akan berpikir lagi untuk menerima pekerjaan ini. Ekspresi Jihoon berubah menjadi terlihat rumit.
"Oh, itu."
Perkataan Taehyung selanjutnya membuat Jihoon lega.
"Kau tidak usah pikirkan hal itu. Meski kau menawarkan untuk melakukannya, aku pasti akan menolaknya. Berani sekali."
"Hmm."
Wajah Jihoon yang tadinya tanpa ekspresi berubah menjadi lebih tanpa ekspresi. Ah, perasaan macam apa ini? Pada saat yang bersamaan muncul perasaan lega dan tenang, tapi juga ada perasaan yang sangat tidak mengenakkan.
"Baiklah. Kalau begitu, tugas saya untuk ke depannya—"
Taehyung tiba-tiba memotong perkataan Jihoon.
"Berhubung kau menyinggung topik ini, mari kita perjelas sekarang. Tugasmu, Kim Jihoon, adalah menjadi penyokong Sekretaris Kim Seokjin."
Awalnya Kim Jihoon masuk sebagai pengganti bagi sekretaris yang akan berhenti bekerja dan sekarang sedang dalam masa transisi. Namun, ke depannya ia akan menjadi sekretaris penyokong. Sungguh, tidak bisa dimengerti.
"Ke depannya, kau hanya perlu membantu pekerjaan Seokjin. Kau tidak perlu melakukan pekerjaan lain, terutama pekerjaan yang terkait dengan kebutuhan pribadiku. Sama sekali tidak perlu."

KAMU SEDANG MEMBACA
What's Wrong With Secretary Kim? | TAEJIN [END]
Fiksi PenggemarKim Taehyung, Pria narsistik serba bisa ini adalah Wakil Presiden Yeontan Grup terkenal dengan ketampanannya. Hidupnya berjalan tanpa rintangan berkat bantuan sekretaris pribadi yang selalu siap siaga dan menyediakan kebutuhannya. Sosok pria manis...