Farez menatap Mara, saat ini mereka berada di kantin sekolah, dan gosip tentang kehamilan Mara sudah menyebar seantero sekolah.
Yang di sayangkan Farez adalah penjelasan tentang status pernikahan Mara di abaikan, mereka berspekulasi sendiri tentang kehamilan Mara.
Tudingan miring di tuduhkan kepada Mara, hamil tanpa suami ataupun hamil di luar nikah. Padahal Kepala sekolah sudah menerangkan status Marua sudah menikah dan karena status suaminya belum bisa di ungkap terkait pekerjaannya.
Mara mengisyaratkan bahwa dirinya baik-baik saja kepada Farez lewat tatapan matanya, meski saat ini Sintha yang katanya sahabatny itu, sedang mengorek cerita darinya dengan nada memojokan, dengan dalil bahwa dirinya sebagai sahabat kenapa sampai tidak tahu kondisi Mara.
" Ra, kenapa kamu ngak cerita kalo kamu hamil?," tanya Sintha formal, karena masih di lingkungan sekolah.
" ngak papa," jawab Mara.
"Kamu ngak anggep aku sahabat lagi?."
" ini karena pekerjaan suamiku, jadi aku ngak kasih tau kamu," jawab Mara mencari alasan.
" apa karena kamu malu,Ra?," tanya Sintha dengan nada mengejek, Mara hanya tersenyum, lebih tepatnya malas menanggapi.
" apa karena pekerjaan suamimu, atau kamu memang hamil di luar nikah?," tanya Sintha lagi, sepertinya Sintha memang ingin mempermalukan Mara karena nada suara Sintha di tinggikan.
"Bagaimana kamu bisa menganggapku sahabat? Jika dirimu masih bisa berfikir negatif tentangku? Aku punya alasan untuk merahasiakan pernikahanku, dan hanya memberikan bukti pernikahanku hanya kepada Bu Khainina," jelas Mara.
"Jadi kamu ngak anggep aku sahabat?, karena sahabat itu tidak ada rahasia!,"
"Ya, lihat-lihat dulu sahabat yang seperti apa? Selama ini aku mencoba mengerti kamu, selalu berusaha bantuin kamu, tapi bagaimana perasaan mu jika sahabat mu malah menjebakmu?," Mara menatap tajam Sintha, yang kini menampilkan wajah kagetnya.
"Ma-maksud kamu apa?kamu nuduh aku menjebak kamu di Desa Suka Maju? Dan membuat kamu nikah dan hamil begini?," Sinta agak tergagap, namun selanjutnya bisa menguasai keadaan.
" memangnya aku mengatakan tentang Desa Suka Maju? Tapi syukurlah aku jadi tau wajah asli orang yang menyatakan diri sebagai sahabat," ucap Mara tenang sambil berdiri meinggalkan Sintha,
Biarlah banyak pasang telinga yang mendengar perdebatannya dengan Sintha, Mara tak memiliki kewajiban menjelaskan detail kehamilannya, cukup kepada Bu Khainina juga guru senior yang bisa di percaya mengetahui pernikahan dan kehamilannya, meski awalanya mereka kaget tapi pada akhirnya memahami, apalagi mereka sudah menikah secara sah.
Sintha merasa kesal niat hati membuat Mara tak punya muka, malah dirinya lah merasa tak punya muka, niat agar terlihat menjadi sahabat yang baik, tapi Mara malah mrngungkap kelicikannya untuk memisahkan Mara dan Stev, tapi kalo sekarang Mara sudah menihah dan hamil, jadi kesempatanya untuk bersama Stev lebih besar, apalagi sekarang dirinya dan Stev sedang dekat. Masa bodoh dengan Mara.
Farez lega Mara kuat menghadapi segala gunjingan yang di terima, sebagai seorang suami Farez sungguh ingin tampil dan melindungi Mara, namun berkali-kali Mara mengingatkan untuk tetap merahasiakan pernikahan mereka paling tidak sampai kelulusan nanti, dan Farez pun menyanggupinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/182973215-288-k253957.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Dadakan(on going)
RandomFAREZA ADHITHAMA WIJAYA 17 tahun,si pangeran sekolah harus menikah dadakan karena sebuah inseden DAMARA AYUNINGTYAS HUTAMA 22 tahun,mahasiswi yang baru magang di sebuah sekolah sebagai guru bahasa indonesia yang harus mengalami pernikahan dengan se...