Malam ini Mara dan Farez menginap di kampung Suka Maju.
Dirinya masih tak menyangka bahwa dirinya menjadi istri dari Fareza Adhithama Wijaya,cowok yang di anggap saudaranya sendiri,dan juga fakta baru yang di dapatkan ya saat akan mengambil mobilnya
flashback
Mara dan Farez berjalan menuju mobilnya tadi berada,bersama dua warga kampung,dari kejauhan mereka melihat dua orang berada di dekat mobil milik Mara.Samar samar mereka mendengar perdebatan mereka,dan Mara meminta kepada kedua bapak bapak tadi untuk mencuri dengar percakapan dua orang tersebut, dan mereka bersembunyi di balik semak semak.
"
Sekarang Mara di mana??," Mara sangat kaget karena sangat familiar dengan suara wanita itu.
"Mana gue tau," jawab lelaki di depan wanita itu.
"Gimana sih lo,katanya beres!!susah susah gue buat jebak dia sampai di sini,lo lepasin gitu aja!!," ucap si wanita sambil berkecak pinggang,sungguh Mara tak menyangka ini semua ini jebakan dari wanita itu,dan Mara bersyukur tadi terjebak bersama Farez,jika laki laki asing itu yang mendahului entah bagaimana nasib masa depan Mara.
"Lo yang gak jelas kasih lokasi ini ,jadi gue harus nyasar dulu!!."
"Lo aja yang ogeb!!," teriak si wanita "udah kita pergi dari sini,berabe ntar kalo ada warga yang mergokin kita!!," lanjut si wanita sambil masuk kedalam mobil miliknya di ikuti si laki laki,sungguh Mara menjadi lemas hingga tubuhnya harus di topang oleh Farez,Mara tak menyangka wanita itu tega menjebaknya.
"Sudahlah Ra,nasi telah menjadi bubur,beruntunglah bukan laki laki tadi yang bersamamu!!," ucap Farez menenangkan sambil mengusap lengan Mara,Mara hanya bisa mengangguk,serigala berbulu domba batin Mara,entah kenapa wanita itu tega menjebaknya,wanita yang selama dua tahun ini menjadi sahabatnya.
Mara tak bisa memejamkan mata,pikiranya melayang pada sosok sahabat yang tega menjebaknya,Sintha.
Selama ini dia teman yang baik,selalu ada untuk Mara,Mara mencoba mengingat apa ada tingkah laku atau ucapan dirinya yang menyinggung Perasaan Sintha,ya mungkin ada,tapi mara tidak tahu ucapan apa atau tindakan apa yang membuat Sintha tega menjebaknya.
Apalagi kini dirinya harus terjebak dalam ikatan pernikahan bersama Farez,Mara tidak tau bagaimana harus menjalaninya bersama Farez.
Setahu Mara, Farez sudah memiliki pacar 3 bulan yang lalu,sedang dirinya bersama Stev sudah 8 bulan menjalani pacaran meski pernah dua kali Mara dikhianati tapi cinta Mara pada Stev,Mara memberi kesempatan kedua pada Stev,tapi sekarang malah Mara yang berkhianat,hingga fajar menyingsing Mara belum tertidur.
Mara mendengar suara berisik dari dapur,mungkin pemilik rumah sudah bangun,Mara segera bangun untuk membantu pemilik rumah membuat sarapan.
Mak Iroh istri dari kakek penghulu pemilik rumah ini,tersenyum melihat Mara.
"Sudah bangun neng??,"tanya mak Iroh.
"Iya mak," jawab Mara seadanya.
Mara membantu mak Iroh sambil ngobrol ringan,mak Iroh juga menasehati Mara tentang pernikahan,nasehat mak Iroh tidak mengurui sehingga membuat Mara nyaman,mak Iroh seperti bundanya,Mara merindukan bundanya,tak terasa mereka selesai masak,Mara bergegas membangunkan Farez.
"Farez bangun," ucap Mara sambil menggoyangkan tubuh Farez.
"Nggg..."
"Farez...buruan bangun,gue mau cepet pulang...Farez."
"Eengg.." Farez menggeliat mengerjapkan matanya mengingat sesuatu,setelah terduduk mengumpulkan kesadarannya Farez turun dari ranjang.
"Lo udah bangun dari tadi, Ra??," tanya Farez.
"Iya gue udah bantuin mak Iroh buat sarapan juga," jawab Mara.
"Gue cuci muka dulu," ucap Farez sambil berlalu menuju kamar mandi,Mara membereskan tempat tidur dan mengecek barang barangnya,setelahnya menuju ruang makan.
Sepertinya rumah ini tidak memiliki kursi,sehingga mereka makan lesehan di atas tikar di ruang tengah.
"Maaf ya neng,den makanya lesehan," ucap mak Iroh.
"Ngak papa mak,kami malah yang harus minta maaf udah ngrepotin mak,sama abah," balas Farez.
"Ngak ngrepotin den,mak seneng,tapi mak sedikit sedih ternyata neng Mara sebenarnya di jebak sama temennya,sehingga kalian harus menikah."
"Sudah takdir mak,jalannya seperti ini,kami hanya perlu menyesuaikan diri." jawab Mara.
"Tapi mak sungguh berharap penikahan kalian yang mungkin tidak kalian inginkan ini,langgeng,tidak ada kata perpisahan."
"Amin." jawab seremapak Mara dan Farez.
Farez tersenyum "Insya Allah mak," entah mengapa hati Mara menghangat,karena Insya Allah yang di ucapkan Farez bukan penolakan,Mara tau karena dirinya juga memahami Farez,hidup dari kecil dengan Farez menjadikannya tau sifat dan kebiasaan Farez.
"Pernikahan sejatinya tidak saja tentang perubahan status menjadi suami istri nak,tapi bagaimana kalian bekerja sama dalam berumah tangga,saling mencintai,saling menyayangi,saling memahami,saling mendukung,dan mempertahankan pernikahan ini," nasehat abah "apalagi kamu nak Farez janjimu bukan hanya mengikat kamu kepada nak Mara,tapi janji mu itu langsung kepada Allah,sehingga kamu wajib menjaganya. Pernikahan tak perlu harus cinta dulu,tapi wajib mencintai setelah kalian bersatu," lanjut abah,hati Mara tersentil ini jawaban dari apa yang dipikirkannya semalaman,Mara harus membunuh cintanya pada Stev dan berusaha mencintai Farez,begitupun Farez juga tersentil hatinya bagaimana pun rasa cinta nya pada Dinda pacarnya,tapi kini Mara lebih berhak atas rasa cintanya.
Setelah sarapan,Mara dan Farez berpamitan,mereka pulang bersama dengan beberapa warga kampung yang akan membantu mereka mengurus berkas untuk pernikahan mereka di KUA.
Mara dan Farez sedikit lega karena hari ini minggu,jadi mereka tak memiliki kegiatan pada hari ini. setelah melengkapi berkas berkas,orang orang yang membantu mengurus berkas dokumen ke KUA berpamitan Mara dan Farez masih termenung di ruang tamu rumah Mara.
"Ra,gue ngak tau lo setuju atau ngak,tapi gue pengen kita mempertahankan pernikahan kita," ucap Farez membuka suara.
"Gue binggung Rez...kita mencintai orang lain dan kita terjebak dengan pernikahan tanpa cinta," Mara menunduk "maafin gue Rez,kalo gue ngak minta tolong sama lo ,lo ngak mungkin kejebak nikah sama gue."
"Dan nikah sama orang yang belum lo kenal??Ra ini takdir dari Allah,gue berada di deket daerah lo dijebak sehingga gue lebih cepet nyamperin lo,dan laki laki itu juga harus nyasar,mungkin memang kita berjodoh ,Ra," Farez mendekat pada Mara lalu menangkup kedua pipinya "Ra,ijab qobul yang gue ucapin yang membuat kita terikat itu suci,murni,janji yang disaksikan Allah,jika tentang cinta mari kita sama sama menumbuhkannya karena perasaan itu halal bagi kita dan berpahala,jika itu tentang cinta kita kepada orang lain itu sudah menjadi haram dan dosa yang kita dapat dan sepatutnya kita cabut rasa itu," Mara memandang Farez lekat melihat keseriusan dalam ucapannya.
TBC
Jangan pencet
⬇
🌟
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Dadakan(on going)
AcakFAREZA ADHITHAMA WIJAYA 17 tahun,si pangeran sekolah harus menikah dadakan karena sebuah inseden DAMARA AYUNINGTYAS HUTAMA 22 tahun,mahasiswi yang baru magang di sebuah sekolah sebagai guru bahasa indonesia yang harus mengalami pernikahan dengan se...