Saat ini Draken sedang berada di bengkelnya dan berencana akan ke sekolah Mikey, karena mendapat panggilan dari wali kelas anaknya.
Wali kelas Mikey mengatakan, bahwa anaknya telah menendang salah satu temannya yang satu kelas dengannya, sampai-sampai giginya terlepas dua buah di bagian depan.
Mendengar hal itu, langsung membuat kepala Draken pusing seketika. Ketika Draken menanyakan apa alasan sang anak menendang temannya, jawaban sang anak membuat Draken menghela napas sekaligus merasa sesak.
“Mereka bilang kalau aku gak punya mamah, dan anak yang gak punya mamah jangan di temani,”
“Mereka juga bilang kalau anak yang gak punya mamah, gak boleh ikut main bareng mereka,”
“Aku tendang aja deh salah satu dari mereka, biar mereka kapok. Aku hebat 'kan?”
Anaknya mengatakan hal tersebut dengan mudahnya. Seolah hal itu adalah hal yang patut dibanggakan.
Mungkin jika yang mendengarnya adalah Shuji, dia yakin Shuji akan merasa bangga. Tapi sayangnya dia bukanlah seorang Shuji Hanma yang menyukai keributan.
Dia ingat kalau motto temannya adalah ‘Tuhan menciptakan dua tangan untuk baku hantam, dan menciptakan dua kaki untuk saling tendang.’ setelahnya mengucapkan, ‘Keluarkan tendangan si Madun punyamu, Mikey.’
Tentunya dengan seringaian dan acungan ibu jari ke arah anaknya.
Disatu sisi, Draken merasa bangga tetapi disatu sisi juga Draken tidak bisa membenarkan kelakuan anaknya. Bagaimanapun juga, dia tidak ingin anaknya melakukan kekerasan terhadap anak seusianya, walaupun hanya ingin membuat mereka kapok.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAPAH DORAKENGKUNG (END)
RandomIf you are reading this story on any other platform OTHER THAN WATTPAD OR OFFICIAL ACCOUNT, you are very likely to be at risk of MALWARE attack. If you wish to read this story in it's ORIGINAL, SAFE, FORM, please go to >> https://www.wattpad.com/use...