BAB 18 : SIAPA PELAKUNYA? (2)

123 27 1
                                    

“Jadi gimana, Puy? Ada info apalagi?”

“Ah iya, untung lu ingetin. Gini, anak buah gue bilang kalau Mahito ini ada di divisi dua dari Moebius,” pandangan Chifuyu kini ke arah Hanma.

“Anak buah gue juga bilang kalau Mahito ini sebenarnya anggota baru, tapi langsung direkrut jadi anggota sana.” Hanma yang mendengarnya langsung mengernyitkan kedua alisnya.

“Anak baru? Kok bisa langsung direkrut?” tanya Hanma penasaran.

“Ya... Dia direkrut karena dia pernah ngelawan Osanai sendirian setelah dia ngelawan anak buahnya Osanai.”

Seketika semua orang yang ada di sana terdiam, apalagi Hanma. Mereka dibuat penasaran, siapa Mahito sebenarnya? Dan, apa tujuannya menusuk Draken pada saat festival?

Semua pertanyaan berkecamuk dalam pikiran mereka masing-masing.

***

“Sial! Kenapa itu orang gak mati aja sih?!”

“Karena dia, gue jadi kehilangan orang yang gue suka!! Harusnya langsung gue bunuh aja dia, bangsat!”

Seorang pria yang memiliki paras tampan saat ini sedang menahan kekesalan, pasalnya orang yang ia tusuk ternyata masih hidup.

Dan terlebih, orang itu juga selamat.

“Sayang, apa kabar? Aku kangen kamu, tapi si brengsek itu penyebabnya!” ujarnya sembari memperhatikan sebuah foto seorang perempuan cantik yang tertera pada wallpaper  ponselnya.

“Harusnya yang kamu suka itu aku, bukan dia! Tapi kamu tenang aja, aku pasti akan habisi dia!”

Orang-orang yang mendengarnya hanya bisa terdiam, wajah sang ketua divisi dua dari Moebius saat ini benar-benar menyeramkan ketika sedang dalam mode tidak bisa diganggu.

Mereka tidak berani mendekatinya, jika mereka berani mendekat itu sama saja mereka menyerahkan nyawa mereka pada sang ketua divisi. Mengingat jika sang ketua bisa mengalahkan Osanai beserta anak buahnya seorang diri menggunakan tangan kosong, dan jangan lupakan sebuah katana yang menjadi ciri khasnya.

Meskipun ketika bertarung, dirinya lebih suka menggunakan tangan kosong.

***

Kringggggg~

Sebuah dering ponsel berbunyi, Chifuyu segera mengambil ponselnya dari saku jaket kulit kesayangannya.

“Ya?”

“Bang, gue kirim fotonya sekarang ya.”

“Oke oke, kalian hati-hati. Kalau keadaannya mengancam, kalian cabut aja dari sana.”

“Siap!”

Tuuuut~

Ting!

Ryū (2 pesan masuk)

[Bang, ini fotonya]
[Ryū send a picture]

Sebuah pesan masuk dari salah satu anak buah Chifuyu mengalihkan atensinya, dengan gerakan cepat ia langsung membukanya.

[Oke, thanks Ryū. Hati-hati di sana!]

Setelah memberikan balasan, kini tatapan Chifuyu kembali mengarah pada teman-temannya.

“Ini orangnya, barusan anak buah gue kirim foto si Mahito.” ucap Chifuyu seraya menaruh ponselnya di atas meja, agar teman-temannya dapat melihat sosok Mahito yang sebenarnya.

Sesaat, rahang Draken mengeras tanpa sepengetahuan teman-temannya. Baji yang menyadari hal itu segera berasumsi jika Draken mengenal sosok Mahito.

PAPAH DORAKENGKUNG (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang