BAB 12 : PAPAH DAN HARI IBU (END)

206 44 7
                                    

Beberapa tahun setelah sang istri meninggal, Draken berniat untuk datang ke makam sang istri seorang diri.

Setelah sampai disana, Draken melihat Emma sedang ada di makam istrinya. Emma yang menyadari kehadiran Draken, segera pergi dari sana.

Draken berusaha mengejar Emma, tetapi sayangnya Emma sudah lebih dulu pergi dengan menggunakan sebuah mobil sedan berwarna hitam.

Meminta maaf pada istrinya bahwa dirinya gagal untuk membawa Emma pulang, dan juga mengatakan bahwa anak mereka sehat dan kini tumbuh menjadi anak yang tampan dan juga cantik.

Draken berusaha untuk menampilkan senyuman terbaiknya hanya untuk sang istri, dan dia berterima kasih atas pukulan yang diberikan oleh Baji waktu itu.

Dia menyadari kesalahannya, dengan terus menyalahkan diri sendiri tidak membuat Emmi dan Emma kembali. Begitu pula dengan anak-anaknya yang nanti akan terabaikan.

***

“Papah? Papah kenapa melamun?” tanya seorang anak laki-laki yang ada disebelahnya.

Gelengan serta senyuman ditunjukkan olehnya pada anak lelakinya, tak lupa diusapnya lembut surai pirang sang anak. “Gak, Papah gak apa. Haha.” setelahnya mengajak kedua anaknya untuk pergi.

Hari ini Draken dan teman-temannya yang tadi datang ke sekolah kedua anaknya akan pergi ke sebuah cafē, dan cafē itu adalah tempat anak perempuannya bertemu dengan idolanya.

Sebelumnya Draken mengatakan pada teman-temannya, kalau dia ingin menemui istrinya terlebih dahulu dengan membawa kedua anaknya dan setelah itu akan bertemu dengan teman-temannya.

“Papah, tadi Abang liat perempuan yang mirip sama Mamah!” Draken terdiam sembari mencerna perkataan anak pertamanya. “Abang gak bohong kok!” lanjutnya dengan menunjukkan wajah yang serius tapi disertai dengan kelucuan khas anak-anak.

Elusan diberikan olehnya sebagai tanda bahwa dirinya percaya pada ucapan anaknya. Dalam hatinya bertanya ‘Apa itu Emma?’

Draken segera mempercepat laju mobil milik Takemichi yang dipinjamnya serta tidak ingin membuat teman-temannya lama menunggu.

***

Klining~

Kini, mereka bertiga sudah sampai di cafē Halo Sembilan.

Tanaka Ryūnosuke yang melihat kehadiran Minnie segera menyapanya, “Minnie!” dan hal itu membuat sang empunya nama menoleh.

“Ommmmmm! Tante Kiyoko kemana?”

“Tantemu lagi sakit, jadi gak bisa dateng. Maaf ya sayang, nanti Om kasih tau ke Tante deh.”

“Yah....”

Mendengar hal itu, Tanaka hanya bisa tertawa dan segera menanyakan siapa yang saat ini sedang bersama Minnie.

Minnie pun menjelaskan bahwa dia datang bersama papah dan juga kakaknya, mereka ingin bertemu dengan teman-teman papahnya.

Tanaka hanya mengangguk mendengar penjelasannya, dan mengatakan pada Minnie kalau dia akan menyiapkan makanan serta minuman pada Minnie dan mempersilahkan mereka untuk duduk.

“Bang Draken, sini sini.” mendengar namanya disebut, Draken bersama kedua anaknya segera berjalan menuju meja dan kursi yang sudah ditempati oleh teman-temannya.

Dan sesuai janji, Tanaka segera memberikan makanan juga minuman kesukaan Minnie sekaligus mencatat pesanan papah, kakak juga teman-teman dari papahnya Minnie.

Sembari menunggu pesanan mereka datang, Mikey memberitahu sang papah kalau dia mempunyai hadiah. Minnie yang mendengarnya, tak mau kalah dari sang kakak.

Hinata menengahi keributan kecil yang dibuat oleh kedua adik kakak tersebut, dan mengatakan bahwa lebih baik mereka berdua memberi hadiah secara bersamaan. Yang untungnya perkataannya didengar oleh mereka berdua.

“Papah, ini hadiah dari Abang! Om Baji bantuin abang cari hadiah buat Papah, kata Om Baji hadiah apa aja pasti Papah suka asal hadiah itu dari Abang.”

“Dede juga punya, ini hadiah dari Dede. Dede dibantuin juga sama Om Cuya. Hehe~”

Hatinya menghangat ketika melihat hadiah-hadiah yang diberikan oleh kedua anaknya, walaupun anak-anaknya dibantu oleh kedua temannya.

Draken segera memakai hadiah pemberian kedua malaikat kecilnya, dan hal itu membuat kedua malaikatnya senang.

Hal ini yang membuat Draken bersyukur bahwa dia masih mempunyai dua malaikat kecil, malaikat yang mampu memberikan kebahagiaan dalam hidupnya.

Draken juga tentunya sangat berterima kasih atas perjuangan istrinya, yang telah melahirkan dua malaikat kecil ke dunia.

Teman-temannya merasa senang melihatnya, bahkan Baji dan Shuji diam-diam merekam wajah Draken yang sangat berbeda ketika sedang bersama kedua anaknya apalagi disertai dengan rona merah di kedua pipinya.

Sedangkan Mitsuya yang menyadari tingkah temannya-temannya, hanya bisa menggelengkan kepala dan ikut tersenyum.

Sedangkan Mitsuya yang menyadari tingkah temannya-temannya, hanya bisa menggelengkan kepala dan ikut tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PAPAH DORAKENGKUNG (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang