BAB 21 : PERTEMUAN (1)

107 20 12
                                    

Wajah tampan milik Mahito, kini terdapat banyak luka seperti saat ia kecil dulu. Bedanya kali ini bukan sang ayah yang melakukannya, melainkan orang lain seusianya. Namun itu tidak seberapa dengan luka yang didapatnya sejak kecil, baginya luka yang sekarang adalah hal biasa untuknya.

 Namun itu tidak seberapa dengan luka yang didapatnya sejak kecil, baginya luka yang sekarang adalah hal biasa untuknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mahito memiliki daya tahan tubuh yang kuat, terbukti sedari ia kecil. Dirinya sudah terbiasa dengan kekerasan dan sebagainya, berkat sang ayah.

Sebuah tendangan mengarah ke dada Draken, namun Draken segera menahan tendangan tersebut.

Membuat Mahito mendecih tidak suka.

“Apa yang sebenernya lu mau?!”

“Gue cuma mau lu mati!! Dengan begitu, wanita yang gue sukai bisa bahagia, hahahaha!”

Emma yang mendengarnya tentu terkejut, dirinya tidak menyangka bahwa Mahito yang ia kenal telah berubah.

Emma memang menyukai Mahito tapi hanya sebatas sahabat, terlebih Emma menganggap Mahito seperti kakaknya sendiri.

Sementara beberapa petinggi Touman yang lain hanya bisa menyaksikan dalam diam, mereka tidak tahu harus apa.

“Oi, si Mahito brutal banget!”

“Yakin nih kita diem aja?”

Mitsuya yang mendengar teman-temannya berbicara hanya bisa mengangguk, dan mengatakan kalau Draken bisa mengatasinya dan tahu apa yang harus dilakukannya.

“Kalian tenang aja, Draken tau apa yang harus dilakukan!” ujarnya dengan tegas kepada teman-temannya.

Bugh!

Tendangan terus dilakukan oleh Mahito ke arah Draken, membuat lawan hanya bisa menahannya.

Posisi Draken kini terpojok, akibat Mahito yang terus melayangkan tendangan ke arahnya.

Draken terus mikirkan cara agar keadaan berbalik padanya dan dirinya juga bisa menguasai keadaan saat ini, dan memikirkan bagaimana cara agar Mahito tidak bisa berkutik.

Hanma tiba-tiba muncul dari arah belakang dan hampir menendang Mahito, tetapi dirinya telah lebih dahulu dihalangi oleh Kisaki—mantan teman di gengnya dulu.

“Urusan lu sama gue!” ujar Kisaki dengan menampilkan seringaian.

Hanma yang mendengar hal itu, tidak ingin kesempatannya terbuang sia-sia.

***
Perkelahian antara Draken dan Mahito semakin sengit, atau lebih tepatnya hanya Mahito.

Yang bisa dilakukan Draken saat ini adalah berusaha untuk menghentikan Mahito. Ia tidak ingin kehilangan kendali, dan berujung menghilangkan nyawa sahabat kecilnya.

“Kenapa lu daritadi cuma nahan serangan gue?! Ngeremehin gue, hah?!!” ujarnya Mahito.

Souta yang melihat itu merasa geram, dirinya ingin membantu Draken tetapi Nahoya segera menahannya, “Jangan.”

Gerakan Mahito tiba-tiba terhenti dan kini menuju ke suatu tempat. Meraih katana kesayangannya, ujungnya terdapat pola kecil yang unik berbentuk ‘Serigala Kembar’ dan di sarungnya terdapat sebuah gantungan kecil berbentuk sebuah boneka beruang pemberian Emma dulu.

Mahito kemudian berlari cepat ke arah Draken sembari membawa katananya, menampilkan senyuman yang malah membuatnya terlihat seperti seorang psikopat.

Refleks Draken tidak kalah cepat, sehingga pedang tajam itu tidak sempat mengenainya.

Emma yang melihat itu langsung lemas seketika, dirinya tak kuasa menahan tangis dan terus mengatakan hal yang bahkan tidak satu orang pun dapat mendengar perkataannya.

“Mahito, jangan...” gumamnya.

***
“Bunda...” panggil Mikey pada Hinata.

“Iya?”

“Abang nginep di rumah Bunda? Soalnya sekarang udah sore...” tanyanya.

“Bunda kurang tau, tapi kalau Papahmu gak jemput ya berarti kamu nginep.” jawab Hinata pada Mikey yang sudah dianggap anak olehnya.

“Tapi 'kan besok Abang sekolah, baju sama buku Abang gimana?”

“Nanti Om Michi yang ambil seragam sama bukumu.” jawab Takemichi yang mendengar percakapan antara istri dan keponakannya.

“Terus dede gimana?” tanya Mikey.

“Minnie lagi ada di rumah Om Shuji, kata Papahmu sih diajakin Kak Noya ketemuan sama Om Tanaka dan Tante Kiyoko? Hmmm, nginep juga mungkin.” jawab Takemichi agak ragu.

“Dede kok enak banget ketemu sama idolanya?! Bunda, Abang kapan ketemu Samatoki di Yokohama?” ujar Mikey yang sebentar lagi akan menangis, beruntung Takemichi cepat-cepat berinisiatif mengajak Mikey jalan-jalan ke pusat perbelanjaan dan membelikannya merchandise sang idola.

“Papah ada urusan ya Om, Bunda?”

Takemichi dan Hinata saling tatap ketika mendengar pertanyaan Mikey, kemudian Hinata mengangguk sebagai jawaban.

“Tapi kenapa Om Michi di sini? Biasanya sama Papah dan temen Papah yang lain.”

“A-ahahaha, mungkin Papahmu ada urusan di bengkel atau sama kliennya?”

“Alien?”

“Klien bukan alien, sayang~” Mikey yang mendengarnya hanya bisa tersipu malu, kemudian langsung berlari ke arah kamar tamu tempatnya biasa tidur di rumah Om dan Bundanya.

Setelah melihat Mikey yang langsung pergi berlari ke arah kamar, kini kedua pasangan suami-istri itu saling tatap.

Hinata kemudian bertanya pada suaminya, “Bang Draken baik-baik aja 'kan ya?”

Melihat raut wajah khawatir milik istrinya, Takemichi segera memeluk erat sang istri seraya mengatakan bahwa Draken akan baik-baik saja.






************************
************************

Menurut kalian, cerita ini ngebosenin atau gak sih?

Kalau menurut kalian ngebosenin ya aku hapus, tapi kalau gak ngebosenin sih aku lanjutin...

Soalnya kadang mikir, kalian yg milih jadi sider ini ngerasa bosen sama ceritaku

Gitu....... 👉👈🗿



































































YANG SIDER, PACARNYA JUNPEI!! 🤺
YANG SIDER, DICIPOK JUNPEI!! 🏃‍♀
YANG GAK SIDER, JODOHNYA BENTUKAN MITSUYA VERSI REAL LIFE 🐊

PAPAH DORAKENGKUNG (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang