BAB 6

2K 47 3
                                    

Satu minggu kemudian tepat pada hari rabu. Randy sudah berjanji pada Adam dan Ben untuk bermain golf pagi ini. Randy menurunkan tas golf miliknya dan bertemu dengan Ria. Mereka saling menyapa dan melempar senyum. Tepat jam 7.30 pagi, Randy, Adam dan Ben memulai permainan golf mereka. Randy berkenalan dengan caddy nya untuk kenyamanannya selama permainan berlangsung.

“pak, kenapa gak ajak Zia? Saya kan kangen banget sama Zia” ucap Ria saat mereka sedang beristirahat di hole 5 putatan kedua permainan golf

“Zia kan kerja emang kamu gak tau?” tanya Randy

“tau sih. Kirain saya dia izin terus ikut kesini” ucap Ria kecewa

“lain kali saya atur waktu buat ajak Zia ketemu kamu deh. Zia juga udah kangen sama kamu tuh” ucap Randy

“minggu depan Dika balik tuh ke Indonesia. Sekalian aja kita kumpul semua” saut Ben

“iya boleh juga tuh” saut Adam

“hari libur kan?” tanya Randy

“sabtu malam aja kita kumpulnya di cafe baru gw” jawab Ben

“yaudah nanti biar gw ngomong sama Zia” ucap Randy

“asik! Ketemu Zia” ucap Ria penuh bahagia

Mereka melanjutkan permainan golf mereka. Randy sangat senang karena ini hari pertama ia bermain golf semenjak menikah dengan Zia. Zia sebenarnya tak pernah melarang Randy untuk tetap bermain golf, hanya saja Randy yang merasa tak enak pada Zia jika ia harus bermain golf dan bertemu caddy lain. Namun ternyata Zia tak pernah mempermasalahkan hal itu.

Sore itu tepat jam 6 sore. Randy dan Zia baru saja selesai makan malam dirumah mereka. Randy yang disibukkan dengan banyak laporan dari kantornya pun menuju ruang kerja untuk menyelesaikan pekerjaannya. Seperti biasa, Zia membawakan teh hangat dan biskuit untuk Randy. Zia pun menuju kamarnya untuk merebahkan tubuhnya sambil membaca-baca buku novel yang ia miliki.

Tanpa terasa jam menunjukkan pukul 8 malam. Randy berjalan masuk ke dalam kamarnya. Ia melihat Zia yang masih membaca buku novel diatas kasur. Randy menghampiri Zia, menaruh tubuhnya diatas kaki Zia dan melingkarkan kedua tangannya di pinggang Zia.

“capek banget ya mas” Zia menaruh buku novelnya diatas meja di samping tempat tidur. Randy menjawabnya dengan anggukan

“mau Zia pijitin mas?” tanya Zia, Randy menjawab dengan gelengan kepala

“tidurnya yang bener mas, nanti sakit badannya” Zia mengelus kepala Randy yang ada dipahanya

“nanti Zi. Mas mau rebahan begini dulu. Nyaman” ucap Randy

“yaudah kalau gitu” ucap Zia

Zia mengambil kembali buku novelnya dan membiarkan suaminya merebahkan tubuhnya diatas kakinya. Tak lama, Randy memasukkan kepalanya diantara kedua tangan Zia yang sedang memegang buku lalu mencium pipi Zia. Zia menaruh buku itu kembali keatas meja dan menatap wajah Randy suaminya. Zia mengelus-elus kepala Randy, menyisir rambut Randy dengan jari-jarinya.

“sayang, sabtu kita ketemu sama Adam dan Ben ya. Mau gak?” tanya Randy yang tubuhnya masih berada diatas tubuh Zia

“ada acara apa mas?” tanya Zia balik

“Dika pulang ke Indonesia. Ben juga baru buka cafe baru. Jadi kita mau rayain sekalian kumpul udah lama gak kumpul bareng juga. Mau ya ?” tanya Randy

“iya ayo mas” jawab Zia

“makasih sayang” Randy mencium pipi Zia lalu merebahkan tubuhnya disamping Zia.



Hari sabtu pun tiba. Randy dan Zia memang selalu pulang lebih awal karena di hari sabtu jam kerja mereka hanya sampai jam 12 siang saja. Tepat jam 5 sore, Randy baru saja selesai mandi. Randy menghampiri Zia yang sedang membersihkan halaman belakang rumah mereka.

“sayang” Randy memeluk Zia dari belakang

“aku bau keringet mas jangan dipeluk” ucap Zia

“iya makanya udahan beres-beresnya, kamu mandi dong. Kita mau pergi kan” ucap Randy

“iya iya aku mandi. Lepasin dong pelukannya aku bau mas, malu” ucap Zia. Randy pun melepaskan pelukannya dan mengelap keringat di dahi Zia dengan tangannya.

“aku mandi dulu mas” Zia berjalan masuk ke dalam rumah dan segera membersihkan tubuhnya. Randy pun masuk ke dalam rumah dan duduk di ruang tamu sambil memainkan ipad nya.

Jam menunjukkan pukul 7 malam. Zia dan Randy pun berangkat menuju cafe milik Ben yang baru saja dibuka. Mereka juga akan bertemu dengan Dika, kawan Randy yang selama ini tinggal di Amerika. Randy sengaja tak memberitahu Zia bahwa Ria akan datang, karena Randy ingin memberi kejutan pada Zia. Satu jam kemudian mereka pun tiba di cafe milik Ben. Mereka masuk kedalam cafe itu dan melihat Ben juga Dika dengan dua wanita yang tak lain adalah kekasih mereka.

“God! Randy how are you man?” Dika memeluk Randy kawannya yang sudah lama tidak ia temui

“amazing. Lo gimana?” tanya Randy balik

“I’m great. God I’m sorry Ran, gw gak datang ke pernikahan lo. Benar-benar gak bisa ditinggal kerjaan gw” ucap Dika

“gak apa-apa Dik, gw ngerti kok” jawab Randy

“but congratulations both of you! Selamat ya Zi” ucap Dika pada Randy dan Zia

“thanks Dik” jawab Randy

“makasih banyak pak Dika” jawab Zia

“oh well, kenalin ini pacar gw Selena. Asli Indonesia tapi kerja di Amerika” Dika mengenalkan Selena kekasihnya pada Randy dan Zia. Selena pun berjabatan tangan dengan Randy dan Zia

“Adam belum datang?” tanya Randy

“belum” jawab Ben. Randy dan Zia pun duduk saling bersebelahan menunggu kedatangan Adam

“bytheway congratulations for your new cafe Ben” ucap Randy pada Ben

“selamat ya pak atas dibukanya cafe baru bapak” ucap Zia

“thanks a lot Ran, Zi” jawab Ben
Tak lama kemudian, Adam datang bersama seorang wanita yang berjalan di belakangnya. Zia tak bisa melihat wajah wanita itu karena tertutup oleh tubuh Adam.

“Wow! Ria! Apa kabar?” tanya Dika saat wanita yang berjalan dibelakang Adam tiba di meja mereka. Zia yang kaget mendengar ucapan Dika pun langsung menoleh kearah wanita itu

“baik pak. Pak Dika apa kabar?” tanya Ria balik. Zia masih terkejut atas kedatangan Ria hingga tak bisa berkata apa-apa

“kejutan buat kamu” bisik Randy pada Zia. Zia menatap Randy lalu memeluknya sebagai tanda terimakasih

“Ria” Zia bangun dari duduknya dan menghampiri Ria lalu memeluknya dengan sangat erat

“apa kabar Zi? Gw kangen banget sama lo” ucap Ria yang membalas pelukan Zia

“gw juga kangen banget sama lo. Kenapa gak bilang kalau mau datang” ucap Zia

“pak Randy mau ngasih kejutan buat lo” ucap Ria. Zia melepaskan pelukannya dan kembali menatap Randy suaminya lalu mengucapkan terimakasih padanya

Mereka pun duduk di kursi mereka masing-masing. Zia duduk diantara Randy dan Ria. Tak lama kemudian, seorang pria yang tak lain adalah chef di restaurant tersebut membawa beberapa makanan dan menaruhnya di atas meja hingga meja pun penuh dengan berbagai macam makanan. Mereka memulai makan malam mereka sambil sesekali berbincang-bincang melempar pertanyaan satu sama lain.

“udah enam bulan kan ya usia pernikahan kalian?” tanya Dika pada Randy

“yes” jawab Randy

“Zia udah hamil?” tanya Dika

“belum. Doain aja bro” jawab Randy

“kalian kenal dimana?” tanya Citra kekasih Ben

“ceritanya panjang nanti biar aku yang ceritain ke kamu” saut Ben

Tak lama mereka pun menghabiskan makan malam mereka. Ria mengajak Zia untuk berbicara empat mata dengannya. Zia menatap Randy berharap Randy mengizinkannya. Randy pun mengizinkan mereka untuk berbincang-bincang hanya berdua. Ria dan Zia pun menuju meja yang berada di ujung cafe.

“gimana sekarang jadi istrinya pak Randy?” tanya Ria

“bahagia banget Ri. Gw gak nyangka bakal sebahagia ini” jawab Zia

“gw seneng banget ngeliat lo bahagia gini Zi. Tapi keluarga lo gimana?” tanya Ria lagi

“gak ada yang berubah Ri. Kalau gw berjunjung kerumah ayah sama seperti biasa. Tapi mas Randy selalu ngasih gw kekuatan. Dia juga gak pernah dendam sama keluarga gw. Jadi gw bersyukur banget bisa jadi istri mas Randy” jawab Zia

“hmmm… rasanya canggung banget denger lo manggil mas ke pak Randy, hehehe” ucap Ria sambil tertawa kecil

“tapi syukur deh kalau pak Randy selalu nenangin lo” lanjut Ria

“ngomong-ngomong udah punya pacar belum Ri?” tanya Zia. Ria terdiam sejenak ragu untuk bicara pada Zia

“udah Zi” jawab Ria malu-malu

“ya ampun selamat Ri” Zia memeluk Ria

“udah berapa lama pacaran? Kenal dimana? Orangnya baik kan?” lanjut Zia

“baru tiga bulan Zi. Kebetulan kenal aja. Selama ini sih baik” jawab Ria

“semoga langgeng ya Ri” Zia memegang tangan Ria karena bahagia

Mereka pun saling menceritakan hari-hari yang mereka lewati satu sama lain. Waktu menunjukkan pukul 10 malam, Zia dan Ria kembali bergabung ke meja Randy dan yang lainnya. Mereka kembali saling bercerita tentang kehidupan mereka masing-masing. Hingga jam 11 malam mereka akhirnya memutuskan untuk kembali pulang kerumah mereka masing-masing.

“mas, makasih ya” ucap Zia saat Randy baru saja melajukan mobilnya keluar restaurant

“untuk apa sayang?” tanya Randy

“udah mempertemukan aku dan Ria” jawab Zia

“sama-sama sayang. Kamu dan Ria kan sahabat. Mas juga bisa jadi suami kamu karena bantuan Ria yang selalu dukung mas” ucap Randy

“makasih mas” ucap Zia

“sama-sama sayang” Randy menoleh kearah Zia dan mengusap-usap kepala Zia

Randy melajukan mobilnya melewati jalanan Jakarta pada sabtu malam yang semakin malam justru semakin ramai. Hingga tepat jam 12.10 malam, mereka pun tiba dirumah mereka. Mereka membersihkan tubuh mereka dan beristirahat tidur.

Storm (21+) [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang