Sabtu pagi, Zia sedang duduk di atas ranjangnya sambil menyiapkan pakaian miliknya dan Randy kedalam koper kecil. Malam ini mereka akan menginap dirumah kakek Syarief karena sabtu malam kakek Syarief mengadakan pesta ulang tahunnya yang ke 70. Akan ada beberapa rekan kerja kakek yang datang. Sebenarnya hati Zia tidak tenang karena Zia tahu kakek Syarief pasti mengundang pak Haris. Walaupun Zia belum tahu pasti apakah Diah anak pak Haris akan datang atau tidak, namun Zia sedikit khawatir.
"kenapa Zi?" tanya Randy yang sedang duduk di kursi santai yang berada tak jauh dari ranjangnya dan melihat raut wajah Zia yang sedikit lesu
"kenapa apanya mas?" tanya Zia yang mencoba menutupi rasa khawatirnya
"kita udah janji untuk saling terbuka. Jujur dan saling percaya itu tiang utama kokohnya sebuah hubungan. Ayo cerita sama mas. Ada apa?" tanya Randy lembut. Zia terdiam ragu apakah dia harus menceritakan kekhawatirannya pada suaminya atau tidak
"tapi mas jangan marah ya" ucap Zia setelah beberapa menit terdiam ragu
"iya. Ada apa emangnya?" tanya Randy sambil menghampiri Zia yang masih duduk diatas ranjang
"di pesta ulang tahun kakek kan pasti banyak rekan bisnis kakek. Pak Haris juga pasti datang. Zia khawatir kalau Diah juga ikut datang" ucap Zia ragu-ragu sambil menundukkan kepalanya menatap pakaian yang sedang ia pegang. Randy memegang kedua bahu Zia dan menariknya agar Zia menghadap dirinya
"tatap mata mas" Randy meminta Zia menatap matanya dan Zia mengikuti apa yang Randy ucapkan
"kemarin kan kakek sudah kesini minta maaf sama kamu. Kakek juga sudah sadar bahwa apa yang kakek ucapkan ke kamu tempo hari itu adalah hal yang salah. Jadi kamu gak perlu mengkhawatirkan hal yang aneh-aneh" ucap Randy
"Zia tahu mas, kakek juga gak akan nyuruh mas untuk nikah lagi. Tapi Zia gak bisa melupakan fakta bahwa Diah sebenarnya tertarik sama mas" ucap Zia lesu. Randy mendekatkan tubuhnya dan memeluk Zia. Tak lama, Randy melepaskan pelukannya dan menaruh salah satu tangan Zia ke dadanya
"di dalam hati mas hanya ada kamu seorang. Mas sudah menutup rapat hati ini dan gak akan ada yang bisa masuk bahkan gak ada yang bisa mengetuk hati mas lagi. Seluruh ruangan di dalam hati mas sudah mas berikan ke kamu. Wanita manapun gak ada yang bisa menggoda mas. Kamu sudah sangat sangat sempurna di mata dan di hati mas" ucap Randy, Zia hanya bisa terdiam
"kamu masih percaya sama mas kan?" tanya Randy dan Zia hanya menganggukkan kepalanya
"jadi gak perlu ada lagi hal yang harus di khawatirkan sayang. Percaya sama mas, mas gak akan pernah tergoda oleh wanita lain. Yang bisa menggoda mas itu cuma kamu" ucap Randy sambil melemparkan senyum jahil pada Zia
"iya mas" jawab Zia
Randy memeluk Zia lagi dan mengelus-elus kepala Zia. Randy paham dengan rasa khawatir yang Zia rasakan. Jika hal itu terjadi padanya pun, dirinya pasti juga khawatir. Setelah Randy melepas pelukannya, Zia kembali merapihkan pakaian yang akan dibawa nanti. Randy juga membantu mengambil perlengkapan lain yang akan dibawa.
...
Sabtu malam, tepat jam 7 malam. Zia dan Randy masih berada di dalam kamar mereka untuk bersiap bertemu dengan para tamu undangan. Zia yang sudah selesai merias wajah berjalan ke dalam walk-in closet untuk memilih gaun yang akan ia pakai. Randy juga masih berada di dalam walk-in closet dan sedang merapihkan kemejanya. Zia memakai gaun one shoulder sleeve panjang hingga tumit berwarna hitam polos yang terlihat sangat elegan dan mewah. Randy memakai three-piece suit berwarna dark grey dan sepatu pantofel berwarna hitam yang bersih dan mengkilat. Zia juga sedikit menata rambutnya agar penampilannya terlihat lebih anggun. Zia mengambil dasi berwarna navy polos dan menghampiri Randy yang baru selesai mengancingi kemeja putih yang ia kenakan. Zia pun mengalungkan dasi itu ke kerah kemeja Randy.
"sabar...sabar..." gumam Randy saat Zia sibuk memakaikan dasi padanya. Randy mengangkat kepalanya dan ia melihat kearah langit-langit rumahnya.
"kenapa mas?" Zia bingung namun tak menghentikan tangannya yang sedang memakaikan dasi pada Randy
"kalau pesta kakek dimulai dua jam lagi aja, kamu pasti udah habis sama saya Zi" jawab Randy yang masih mengangkat kepalanya menatap langit-langit rumah
"apa deh mas gak ngerti" ucap Zia yang juga baru saja merampungkan menata dasi. Zia berjalan menuju cermin panjang yang ada di sisi lain walk-in closet untuk melihat penampilannya. Randy memakai rompi dan juga jas miliknya. Lalu Randy menghampiri Zia dan memeluk Zia dari belakang. Randy mencium bahu Zia lalu menatap kearah cermin.
"kamu selalu cantik dan selalu berhasil menggoda saya. Selesai pesta, kita harus buat malam ini jadi malam yang liar" bisik Randy sambil menatap kearah cermin, melihat kecantikan Zia dari pantulan cermin. Zia menggenggam tangan Randy yang sedang melingkar di perutnya dan tersenyum lebar.
"mas juga terlihat sangat tampan dan sangat sexy" ucap Zia
"ayo turun kakek sama mami pasti udah nunggu" ajak Zia
"ya ya ya... ayo biar cepet selesai pesta nya biar saya bisa berduaan sama kamu" Randy melepas pelukannya dengan raut wajah terpaksa
Randy dan Zia berjalan keluar kamar, dan menuruni tangga menuju halaman belakang rumah yang luas yang sudah di dekor sedemikian rupa untuk menjadi tempat pesta ulang tahun kakek. Meja dan kursi-kursi yang tertutupi kain putih bersih menghiasi halaman. Randy dan Zia menghampiri kakek yang sedang bicara dengan Melisa.
"kakek selamat ulang tahun ya. Zia akan selalu mendoakan hal baik untuk kakek" Zia mencium punggung tangan kakek Syarief
"terimakasih banyak Zi. Terimakasih sudah hadir dalam keluarga kakek dan menemani Randy" ucap kakek Syarief
"selamat ulang tahun ya kek. Semoga kakek panjang umur dan selalu sehat. Randy dan Zia akan selalu berusaha hingga bisa memberikan kakek cicit yang lucu" Randy mencium punggung tangan kakek Syarief juga memeluk kakek
Tak lama, tamu undangan pun berdatangan satu persatu. Kakek sibuk berbincang dengan para tamu undangan. Randy juga berbincang dengan tamu undangan yang juga sebagai investor di perusahaan traktor miliknya. Melisa mengajak Zia untuk memperkenalkan diri pada para tamu undangan.
"mam, aku ajak Zia ya" Randy datang menghampiri Zia dan Melisa
"iya sayang" ucap Melisa
"Adam udah datang sama pacarnya. Kamu temenin pacarnya si Adam aja nanti ya. Sebentar lagi juga Ben sama Dika pada datang" Randy menggandeng tangan Zia dan mengajak Zia berjalan ketempat dimana Adam dan Alea kekasihnya duduk
"Zi, Ran, kenalin nih pacar gw, Alea" Adam memperkenalkan Alea kekasihnya pada Zia dan Randy. Mereka berjabat tangan dan saling memperkenalkan diri mereka masing-masing
"lo udah ketemu kakek?" tanya Randy pada Adam
"udah Ran. Gw tadi ketemu kakek Syarief dulu sebelum nemuin lo" jawab Adam yang dijawab anggukan kepala oleh Randy
"mau minum apa? Gw ambilin" tanya Randy pada Adam dan Alea
"gw ikut lo ambil minuman deh sekalian ambil cemilannya" jawab Adam
"oke" ucap Randy
"kamu mau minum apa sayang?" tanya Randy pada Zia
"aku minta air mineral aja mas. Tadi udah minum soda waktu sama mami" jawab Zia
"mau makanan beratnya gak?" tanya Randy
"gak mas, ambil cemilan aja" jawab Zia
"oke. Mas ambil minuman dulu ya" ucap Randy. Randy dan Adam pun berjalan menuju ke dua buah meja prasmanan yang panjang.
Disalah satu mejanya ada berbagai macam cemilan seperti macaron, cupcakes, cheese cake, fortune cookies, kombinasi granola yogurt dan strawberry yang dimasukkan kedalam gelas mini, serta dark chocolate shooters. Juga terdapat berbagai minuman seperti air mineral, juice jeruk, lemon tea dan soda. Dimeja lainnya terdapat berbagai macam makanan berat seperti sate, calamari rings, sushi dengan berbagai macam isian, serta ebi furai dan banyak lagi.
"ternyata kamu lebih cantik dari yang saya bayangkan" ucap Alea kekasih Adam pada Zia. Zia tersenyum bingung dengan ucapan Alea
"Adam sering cerita tentang kamu dan Randy. Baru hari ini deh kita bisa ketemu ya" ucap Alea
"makasih banyak ka. Ka Alea sudah lama kenal pak Adam?" tanya Zia
"saya teman SMP Adam. Sudah lama saling berhubungan tapi baru memasuki bulan ke enam saya dan Adam pacaran" jawab Alea
"semoga hubungan ka Alea dan pak Adam langgeng terus ya" ucap Zia dan dibalas senyuman oleh Alea
Zia dan Alea pun saling berbincang membicarakan berbagai hal. Randy dan Adam yang juga sudah datang membawa cemilan juga minuman sedang sibuk saling berbincang satu sama lain. Tak lama kemudian Ben dan Citra kekasihnya juga Dika dan Selena datang bersamaan dan datang menghampiri meja mereka. Mereka saling berbincang satu sama lain. Beberapa menit kemudian Zia menatap kearah pintu rumah dan melihat seorang lelaki paruh baya dan seorang wanita bergaun putih memasuki halaman dan langsung menghampiri kakek Syarief. Samar terdengar kakek Syarief memanggil lelaki paruh baya itu pak Haris. Rasa khawatir Zia mulai kembali merasuki hatinya. Zia menoleh kearah Randy dan mecolek-colek lengan Randy. Randy pun berbalik menatap Zia dan menyondongkan tubuhnya pada Zia.
"pak Haris datang" bisik Zia. Randy melihat kearah pintu rumah dan melihat pak Haris, Diah serta kakek Syarief sedang asik berbincang. Randy menggenggam tangan Zia, menatap mata Zia dan tersenyum
"jangan khawatir, mas akan terus disamping kamu" ucap Randy
Kakes Syarief pun memanggil Randy agar Randy menyapa pak Haris. Randy mengajak Zia untuk menghampiri pak Haris dan Diah.
"apa kabar pak Haris. Sudah lama saya tidak bertemu bapak" ucap Randy sambil berjabat tangan dengan pak Haris
"baik mas Randy. Mas Randy sendiri apa kabar?" tanya pak Haris
"saya baik pak" jawab Randy
"Diah apa kabar?" tanya Randy sambil mengulurkan tangannya pada Diah untuk berjabat tangan
"kabar saya baik-baik aja mas" Diah mengulurkan tangannya dan meraih tangan Randy
"oh iya kenalkan ini istri saya Zia" Randy memperkenalkan Zia pada pak Haris dan Diah
Zia pun memperkenalkan dirinya pada pak Haris dan Diah. Randy berbincang sebentar dengan pak Haris dan beberapa menit kemudian kakek Syarief mengajak pak Haris bergabung dengan tamu undangan lain. Kakek meminta Randy mengajak Diah untuk bergabung karena Diah tak mengenal satupun tamu undangan yang hadir. Walaupun Zia sebenarnya keberatan tapi Zia juga tak tega melihat Diah yang seperti sedang tersesat. Akhirnya mereka kembali ke meja mereka. Randy mengenalkan Diah pada semua sahabatnya dan Diah pun bergabung duduk bersama mereka.
Acara pun dimulai, alunan musik mulai terdengar setelah kakek selesai meniup lilin diatas kue ulang tahunnya. Banyak pasangan dari tamu undangan mulai berdansa. Adam mengajak Alea berdansa, dan Randy pun mengajak Zia berdansa. Mereka pun menuju ke tengah halaman dimana para tamu undangan sedang berdansa.
"kamu masih khawatir ya?" bisik Randy pada Zia, Zia hanya menganggukkan kepalanya
"gak ada yang harus di khawatirkan sayang. Mas kan ada disamping kamu terus" ucap Randy
"aku cemburu mas. Diah manggil kamu mas. Pacar dari sahabat-sahabat kamu aja gak ada yang manggil kamu mas" ucap Zia yang membuat Randy tertawa kecil. Zia yang sedari tadi wajahnya menghadap dada Randy pun mengangkat kepalanya dan melihat Randy yang sedang tertawa kecil. Zia memukul halus dada Randy
"gak lucu ih. Istrinya lagi cemburu malah ketawa" ucap Zia
"tingkah kamu yang lucu sayang" Randy memeluk Zia
"banyak orang ih mas, malu" Zia mencoba melepaskan pelukan Randy
"biarin aja dong, biar semua tahu kalau saya cuma milik kamu dan kamu cuma milik saya" Randy mengeratkan lagi pelukannya. Zia menyembunyikan wajahnya ke dada Randy karena malu namun Randy tetap terus tertawa kecil melihat tingkah Zia yang lucu seperti anak kecil
Beberapa jam kemudian acarapun selesai, para tamu undangan sudah kembali pulang menuju rumah mereka masing-masing. Randy mengajak Zia yang masih berbincang dengan Melisa untuk segera kembali ke kamar mereka.
"gak enak sama mami. Mas kan bisa tidur duluan" ucap Zia setelah mereka sampai di kamar mereka
"kamu pura-pura lupa atau emang lupa beneran nih?" tanya Randy
"apa mas?" tanya Zia yang tak mengerti maksud Randy. Randy yang baru saja melepaskan jam tangannya miliknya dan meletakkannya di atas meja disamping tempat tidurnya pun berjalan menghampiri Zia yang sedang berdiri di dekat pintu kamar. Randy melingkarkan tangan kanannya di pinggul Zia, tangan kirinya memegang dagu Zia dan mengangkatnya. Lalu Randy mencium bibir Zia dengan lembut
"masih gak inget?" tanya Randy sambil tersenyum lebar. Zia tersenyum mengerti maksud ucapan Randy
"gak mas gak inget" Zia berpura-pura tak ingat
"nakal juga istri saya ini ya. Saya tau kamu tuh ngerti maksud saya" ucap Randy. Zia hanya tersenyum
"nakal ya" Randy mencibit pipi Zia
Randy kembali mencium bibir Zia, leher Zia dan kembali bibir Zia. Randy membuka jas, rompi dan juga kemejanya tanpa melepaskan ciumannya. Zia mengalungkan kedua tangannya ke leher Randy dan membalas ciuman Randy. Zia sesekali mengelus kepala bagian belakang Randy hingga sesekali Randy mengeluarkan suara erangan. Randy menarik lagi tubuh Zia agar semakin menempel dengan tubuhnya. Randy membuka zipper gaun milik Zia yang terletak dibagian belakang gaun. Randy menarik Zia dan merebahkan tubuh Zia keatas ranjang. Randy menatap wajah Zia dan kembali mencium bibir Zia dengan penuh gairah. Zia membuka zipper celana milik Randy, Randy membuka kaitan bra milik Zia. Tangan Randy menari-nari diatas tubuh Zia, begitu juga dengan Zia. Randy mencium setiap lekuk tubuh Zia yang indah. Randy menukar posisi tubuhnya hingga Zia berada diatasnya. Kini Zia yang mencium setiap lekuk tubuh Randy. Mereka saling membalas erangan mereka dan merekapun menjadikan malam itu malam yang sangat panas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Storm (21+) [Completed]
RomanceWARNING ! mengandung adegan dewasa 21++ (Sequel Caddy, I Love You) Zia Jovita kini sudah menjadi istri sah Randy Aidan Bagaskoro. Zia bahagia hidup menjadi istri Randy. Randy memperlakukannya dengan sangat baik. Zia yang tak pernah diperlakukan sa...