BAB 10

2.3K 65 4
                                    

Malam itu Randy pulang dalam keadaan yang terlihat sangat lelah. Zia menyiapkan air hangat untuk Randy mandi dan memberikan teh hangat untuk Randy. Melihat Randy yang sangat lelah, Zia memutuskan untuk mengurungkan niatnya berbicara pada Randy. Kebetulan besok adalah hari minggu, jadi Randy akan seharian dirumah. Setelah Randy meminun teh hangat buatan Zia, Randy pun mengajak Zia untuk tidur bersama. Tak lama Randy merebahkan tubuhnya, Randy pun langsung tertidur lelap. Zia yang tidur menghadap Randy pun menatap wajah Randy suaminya yang tampan. Zia mengelus lembut wajah Randy dan mencium pipi, kening dan bibir Randy lalu tanpa sadar ia meneteskan air matanya. Zia masih berat hati karena harus berbagi suami dengan wanita lain. Tapi Zia juga sangat mencintai Randy dan ingin Randy bahagia. Hal yang Randy butuhkan agar kebahagiaan itu muncul hanyalah seorang anak.

Pagi pun tiba, Zia semalaman tak bisa tidur memikirkan dirinya yang sebentar lagi harus berbagi suami dengan Diah sekretaris suaminya. Zia meminta bi Lilis ART nya untuk membiarkan Zia membuat sarapan untuknya dan juga Randy. Zia pun membuatkan sarapan untuk dirinya dan Randy suaminya. Tak lama kemudian, Randy turun dan melihat Zia sedang sibuk di dapur.

“kamu ngapain Zi?” tanya Randy

“bikin sarapan mas” jawab Zia

“emang bi Lilis kemana?” Randy menanyakan keberadaan bi Lilis ART mereka

“ada mas. Tapi hari ini Zia lagi pengen bikin sarapan buat mas. Udah lama Zia gak bikinin mas sarapan” jawab Zia

“kamu gak apa-apa?” tanya Randy khawatir

“gak apa-apa mas. Emang aneh ya kalau Zia bikinin mas sarapan?” tanya Zia

“ya gak sih” jawab Randy

“yaudah mas tunggu di situ aja ya. Sebentar lagi selesai nih” Zia meminta Randy untuk duduk menunggu di meja makan

Beberapa menit kemudian Zia menaruh sarapan mereka diatas meja makan. Omelette dan salad sayuran serta dua gelas jus sehat yang terbuat dari pisang dan yogurt. Mereka pun memakan sarapan mereka tanpa banyak bicara. Setelah selesai, Zia mencuci semua piring kotor dan Randy menuju ke ruang kerjanya. Setelah Zia selesai mencuci semua piring kotor, Zia melangkahkan kakinya menuju ruang kerja Randy. Zia mengetuk pintu ruang kerja Randy dan Randy mempersilahkan Zia masuk.

“mas, lagi sibuk banget ya?” tanya Zia

“kenapa sayang?” tanya Randy balik

“Zia mau ngomong sesuatu sama mas” jawab Zia

“mas selesaikan satu laporan dulu ya. 30 menit” Randy meminta waktu untuk menyelesaikan laporannya yang diperkirakan selesai selama 30 menit

“yaudah mas. Zia tunggu di kamar ya mas” ucap Zia

“oke sayang” jawab Randy

Zia berjalan menuju kamarnya di lantai dua, Randy kembali merampungkan laporan yang sedang ia pegang. Dua puluh lima menit kemudian, Randy sudah menyelesaikan laporannya. Randy pun segera berjalan menuju kamarnya dan menghampiri Zia yang sedang duduk bersandar di kasur sambil menatap kearah balkon dengan tatapan kosong. Randy merebahkan tubuhnya sambil memeluk Zia.

“hah~ udah lama banget gak nyender kaya bayi gini” ucap Randy namun Zia hanya tersenyum kecil

“mas duduk sini deh” Zia meminta Randy untuk duduk di sebelahnya. Setelah Randy duduk, Zia pun menyandarkan kepalanya di bahu Randy, Randy mengelus-elus kepala Zia dengan penuh kasih sayang

“kamu mau ngomong apa Zi?” tanya Randy

“cuma mau ngobrol sama mas. Udah lama kan kita gak ngobrol kaya gini” ucap Zia

Storm (21+) [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang