BAB 17

1.7K 54 4
                                    

Malam itu Zia dan Randy masuk kedalam kamar Zia untuk beristirahat. Zia yang baru saja selesai memakai serum pada wajahnya di meja rias pun naik keatas tempat tidur menghampiri Randy yang sedang duduk bersandar sambil memainkan ipadnya. Zia menyenderkan tubuhnya pada tubuh Randy dan memeluknya. Randy merangkul Zia dengan salah satu tangannya dan mengelus-elus lengan Zia menggunakan jempolnya. Tangan lainnya masih memegang ipad miliknya.

“mas, makasih banyak ya udah ngasih hadiah paling indah buat ayah” Zia mengeratkan pelukannya. Memejamkan matanya sambil menghirup harum tubuh Randy

“sama-sama sayang” jawab Randy masih sibuk menatap ipadnya

Zia masih memeluk Randy sambil menutup matanya dan mencium harum tubuh Randy lagi dan lagi. Tak lama kemudian Randy meletakkan ipadnya dan membuka kaitan tangan Zia yang ada di pinggangnya.. Randy merebahkan tubuhnya agar sejajar dengan tubuh Zia. Zia memeluk lagi tubuh Randy, Randy memegang wajah Zia dengan kedua tangannya.

“mas senang lihat kamu bahagia. Mas akan lakukan apapun agar bisa buat kamu selalu bahagia” ucap Randy
“makasih banyak mas” ucap Zia. Randy mencium kening Zia dan memeluk Zia dengan erat

Setelah beberapa hari menginap dirumah ayah Zia, mereka pun kembali kerumah mereka. Mereka kembali melakukan kegiatan mereka seperti biasanya. Hari demi hari mereka lalui hingga hari sabtu pun tiba. Sabtu malam Zia dan Randy sedang menyandarkan tubuh mereka diatas ranjang mereka sambil menonton sebuah film yang sudah disiapkan oleh Randy.

“mas, besok pas pernikahan Ria kita bener berangkat pagi lihat akadnya Ria kan?” tanya Zia pada Randy

“iya sayang bener lah masa mas bohong sama kamu” jawab Randy

“akad kan jam 10 mas. Kita jalan jam berapa?” tanya Zia

“jam 9 berangkat juga masih keburu kok sayang. Hari minggu pagi arus ke Bogor pasti sepi jadi gak akan macet” jawab Randy

“oke deh mas” ucap Zia

Zia kembali fokus menonton film yang masih berjalan. Beberapa menit kemudian, Randy tiba-tiba menggoda Zia. Jari telunjuk Randy menari-nari di punggung Zia hingga Zia menggeliat kegelian.

“mas” ucap Zia berharap Randy menghentikan jarinya agar Zia tak lagi kegelian namun Randy masih saja menggoda tubuh Zia dengan jari-jarinya

“mas, kita gak jd nonton nih?” Zia menoleh kearah Randy

“gimana kalau film nya aja yang nonton kita?” tanya Randy dengan nada meledek

“gak bisa nunggu sampai filmnya selesai? Tanggung sebentar lagi selesai mas film nya” ucap Zia

“yaudah kamu selesaikan nonton nya. Mas biar sibuk ngurusin jari-jari mas yang nakal ini” ucap Randy

“mana bisa aku fokus nonton kalau mas nya nakal” ucap Zia. Randy hanya mengangkat kedua bahunya kemudian mencium leher Zia. Zia akhirnya mengambil remote TV yang berada tak jauh dari mereka lalu mematikan TV nya

“kok di matiin TV nya?” tanya Randy yang berhenti mencium leher Zia

“aku gak bisa fokus nonton dong kalau mas nya aja gini. Lagian besok juga bisa dilanjut kan. Kalau kemauan mas kan gak bisa dilanjut besok” ucap Zia

“kamu pintar banget deh Zi” ucap Randy sambil tersenyum lebar
Zia pun mendorong tubuh Randy hingga Randy tertidur diatas ranjang mereka. Zia menempatkan tubuhnya diatas tubuh Randy. Zia menatap mata Randy dan mengelus kepala dan wajah Randy dengan penuh kasih sayang.

“mas aku hukum karena mas ganggu aku nonton film” ucap Zia sambil memasukkan tangan kanannya kedalam baju Randy hingga tangan nya bersentuhan dengan tubuh Randy

Storm (21+) [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang