Human or Siren || 05

4K 426 46
                                    

Hello!
Call me Rahma, okay?
Jangan lupa tekan tombol bintangnya ya kawan ⭐

Selamat menikmati dunia halu!

Selamat menikmati dunia halu!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.

Calli duduk bersama inti Redneck di kursi khusus geng itu. Tentu saja Raskal yang mengajak. Calli yang tak tau apa-apa hanya bisa mengiyakan saja.

Melihat Calli yang dengan santainya duduk di kursi anak Redneck, membuat para siswi menatap iri Calli. Namun bagaimanapun mereka sadar, bahwa Calli jauh lebih cantik daripada mereka.

Fatur dan Tirta berdiri untuk memesankan makanan. Setelah mendapat kode dari Raskal mereka segera beranjak. Ternyata Raskal melihat Calli yang sudah kelaparan. Oleh karena itu ia meminta dua sahabatnya untuk membelikan makanan.

"Kal, kamu gak beli makan?" tanya Calli dengan kepala yang menunduk. Ia risih sejak tadi menjadi bahan perbincangan satu sekolah.

Raskal melirik Calli, "tunggu,"

Calli mengangguk saja. Ia memainkan jarinya di bawah meja. Raskal yang melihatnya menghela napas panjang. Ia mengaitkan jemarinya dengan jari Calli, lalu diletakkan di atas meja. Semuanya dapat melihat, jika Raskal dan Calli bergandengan.

"Mau nyebrang? Kok gandengan?" goda Alan membuat Calli berusaha melepasnya.

Raskal justru mengeratkan genggamannya. Ia menatap tajam Alan yang hanya dibalas kekehan.

Lita menatap tak suka dari arah pintu kantin. Tangannya mengepal, wajahnya memerah. Ia tak terima jika Raskal berdekatan dengan perempuan lain. Ia bahkan sudah mendengar berita tadi pagi, jika Raskal berangkat bersama si murid baru. Membuat Lita tambah tak suka.

Ica yang biasanya ada di sekeliling Lita kini justru tak ada. Entah kemana gadis itu, Lita tak peduli. Yang ia pedulikan sekarang, adalah Raskalnya.

Lita melangkah mendekati meja inti Redneck dengan tangan yang terkepal. Seketika kantin menjadi sunyi. Mereka memusatkan perhatiannya pada Lita yang terlihat menuju ke meja Raskal.

Calli yang awalnya menunduk kini mendongak. Ia mengedarkan pandangannya ke penjuru kantin. Mengapa tiba-tiba menjadi sepi?

Plak

Semuanya terkejut. Mereka melongo tak percaya. Lita, menampar Raskal. Niat awal ingin menampar Calli, justru Raskal melindungi gadis itu, hingga laki-laki itu yang terkena tamparan.

Sagam membuka mulutnya cengo. Raskal melindungi seorang gadis? Dan dia adalah Calli?

Calli sendiri sudah menahan marah. Sebenarnya ia tahu apa yang akan terjadi. Tapi ia tak mengira bahwa ini melenceng dari yang seharusnya. Bukankah harusnya dia yang menerima tamparan itu? Mengapa menjadi Raskal?

Human or Siren?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang