.
.
.
.
.Yoga dan Raskal sudah berada di salah satu pelabuhan sekarang. Rupanya mereka harus menempuh jalur laut setelah darat. Mereka kira, pulau yang dimaksud tidak berada di tengah-tengah lautan.
Raskal dan Yoga sudah masuk ke salah satu kapal. Bukan kapal pesiar. Hanya kapal yang sedikit kecil, hampir mirip seperti kapal nelayan. Karena di Pulau Sirenum Scopuli tidak ada pelabuhan sama sekali. Mungkin pulau itu lebih cocok disebut sebagai pulau mati. Karena selain tidak adanya transportasi disana, pulau tersebut juga tidak memiliki penerangan dan koneksi internet. Pulau itu akan sangat gelap jika malam hari.
"Ayah, kalau misal Raskal lamar Calli buat nikah gimana?" tanya Raskal saat keduanya sudah berada di kapal, dan menuju ke Pulau Sirenum Scopuli.
Yoga menatap anaknya lamat. Dapat ia lihat di mata anaknya, bahwa Raskal sangat mencintai Calli. Tidak memandang siapa itu Calli, Raskal benar-benar mencintai juga menyayangi Calli.
"Kamu serius?" Yoga kembali bertanya.
"Raskal serius Yah. Cuma Calli yang bisa buat Raskal kaya gini. Raskal gak mau kehilangan dia," ucapnya jujur. Netranya menatap air laut yang bergelombang kecil di sekelilingnya.
Yoga menghela napasnya. Sebenarnya ia tidak melarang. Ia ingin menyarankan kepada Raskal untuk mencari perempuan lain saja. Karena Yoga tau bagaimana rasanya menikah dengan orang yang berbeda. Yoga hanya tidak mau Raskal mengalami apa yang dia alami.
"Raskal, ayah gak ngelarang kamu. Tapi apa kamu gak mau, cari perempuan lain aja? Maksud ayah, cari yang bener-bener orang dan beragama muslim,"
Raskal menghembuskan napasnya. Ucapan sang ayah memang benar. Inginnya juga seperti itu. Bisa melupakan Calli, lalu mencari perempuan lain untuk ia cintai. Namun tidak bisa. Raskal tidak bisa melakukannya. Akan ada bayangan Calli disela kegiatannya. Hati kecilnya seolah tak menginginkannya untuk melupakan perempuan itu.
Calli memang berbeda. Dia bukanlah manusia. Namun hatinya tetap seperti manusia. Apalagi dia perempuan. Mau sekuat apapun fisiknya, mau sehebat apapun kekuatannya, namun yang namanya perempuan tetap saja, mereka memiliki hati yang lebih rapuh daripada laki-laki.
"Raskal maunya juga gitu, Yah. Tapi yang namanya perasaan gak bisa dipaksain kan? Hati Raskal udah punya ratunya," tutur Raskal.
Yoga tersenyum maklum. Ia memahami perasaan anaknya. Anak tunggalnya tengah dilema. Mungkin jika ia tahu siapa Shera sebelum ia menikahi wanita itu, Yoga juga akan merasakan apa yang dirasakan Raskal. Tapi sayangnya, saat itu rahasia Shera masih terbungkus dengan rapi. Yoga sama sekali tak curiga dengan Shera, walaupun wanita itu seringkali menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Human or Siren?
FantasiDia berasal dari Pulau Sirenum Scopuli, Italia. Parasnya ayu bak dewi Yunani. Namun tak ada yang tau, apakah hatinya seindah wajahnya, ataukah tidak. Dia sang ratu siren dari Pulau Sirenum Scopuli. Pemilik suara merdu namun menghanyutkan bagi siapa...