Hello!
Call me Rahma, okay?
Jangan lupa tekan bintangnya ya kawan ⭐Selamat menikmati dunia halu!
.
.
.
.
.Calli pulang ke rumah Raskal dengan perasaan kesal. Ia kesal karena gagal membalas Lita. Sedari tadi dirinya mendumel kesal. Hingga tak sadar jika dirinya tengah diperhatikan Raskal.
"Apa liat-liat?!" sentak Calli membuat Raskal terkejut. Cowok itu berjengit pelan ketika Calli melewatinya dengan kaki yang dihentak-hentakkan di lantai.
Raskal mengukir senyum tipisnya. Niatnya ia akan bertanya pada Calli, kemana gadis itu pergi tadi. Namun melihat Calli yang sepertinya sedang kesal, ia tak ingin membuat Calli lebih kesal karena bertanya hal tak penting pada gadis itu.
Membiarkan Calli yang mungkin tengah kesal di kamarnya, Raskal pergi menuju markas. Padahal sudah mau masuk waktu Maghrib. Namun laki-laki yang menjabat sebagai ketua Redneck itu tetap pergi ke markas.
"Pak, nitip Calli ya. Di dalem juga ada Bi Asih," ucap Raskal pada Pak Deri yang berjaga di pos.
"Siap den! Emang aden mau kemana?"
"Mau ke markas,"
Pak Deri mengangguk paham. Ia lantas membukakan gerbang untuk Raskal.
Raskal mengendarai motornya dengan kecepatan sedang. Ia ingin menikmati semilir angin sore yang terasa menyejukkan ini.
Ia menambah kecepatan motornya ketika langit tiba-tiba mendung. Benar saja, hujan turun dengan derasnya. Untung saja Raskal sudah sampai di markas.
Ia masuk ke markas. Para anggota menyambut dirinya hangat. Tak jarang dari mereka yang melakukan toa pada Raskal. Sebagai sapaan tentunya.
"Wih si bos udah dateng aja," celetuk Tirta gembira.
Raskal mengangkat sebelah alisnya lalu duduk di sebelah Sagam yang memainkan ponselnya.
"Tumbenan lo heboh begini. Ada maunya kan lo sama Raskal?" tuding Alan.
Tirta cengengesan, "bukan gue yang ada mau. Btw, tadi si wakil mereka chat gue, besok ngakak tawuran,"
Semuanya menjadi hening dalam sekejap setelah Tirta menyelesaikan ucapannya.
"Hah?" bingung Fatur.
Tirta mengerjapkan matanya, "ada yang salah? Gue kan cuma nyampein pesan mereka, kalo mereka nantangin kita tawuran besok,"
Raskal menatap Tirta, "kapan?"
"Pulang sekolah, di Lapangan Cantung,"
Mereka semua kembali ke aktivitas masing-masing. Ada yang bermain ponsel, gibah, ada pula yang tengah menikmati mie rebus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Human or Siren?
FantasyDia berasal dari Pulau Sirenum Scopuli, Italia. Parasnya ayu bak dewi Yunani. Namun tak ada yang tau, apakah hatinya seindah wajahnya, ataukah tidak. Dia sang ratu siren dari Pulau Sirenum Scopuli. Pemilik suara merdu namun menghanyutkan bagi siapa...