Hello!
Call me Rahma, okay?
Jangan lupa tekan tombol bintangnya ya kawan ⭐Selamat menikmati dunia halu!
.
.
.
.
.Kelopak matanya mengerjap pelan. Bulu matanya yang lentik ikut menari dengan indah. Bibir pucatnya membuka sedikit, seolah ingin mengeluarkan sebuah kata, namun sulit untuk terdengar suaranya.
Netranya yang semula terpejam, kini dapat melihat langit-langit putih serta lampu yang menyorot ke bawah. Tangannya bergerak pelan meraba benda di sekitarnya. Lembut. Jemari lentik itu menarik asal di atas kasur yang cukup empuk.
"Αυτή η έκλειψη, έρχεται,"
(Gerhana itu, akan datang)
Sedetik kemudian matanya kembali terpejam. Gerakan tangannya pun berhenti.
Layar di sebelah brankar yang menampilkan cepat lambatnya jantung itu berdetak, kini perlahan mulai menunjukkan garis-garis yang lurus.
Tiiit
Tepat itu pula, cahaya putih melingkupi seluruh tubuhnya. Raganya seolah melayang, namun sebenarnya tidak.
Tak lama, derap langkah kaki memasuki ruangan itu. Mereka berpakaian putih. Dengan sebuah alat yang tersampir di bahu salah satu orang itu.
Mereka dengan cekatan mengembalikan detak jantung sang pemilik raga. Jiwa yang tadinya seolah ditarik paksa, kini berhasil kembali.
Calli, dia kembali walau sempat pergi.
Para awak medis menghembuskan napas lega. Seorang pria yang membawa stetoskop itu menoleh ke arah beberapa perawat dengan senyum yang terpatri.
"Pindahkan ke ruang rawat! Pasien sudah melewati masa kritisnya dan kemungkinan akan sadar dalam waktu dekat," titah pria tersebut yang merupakan seorang dokter.
"Baik dok,"
Para perawat itu mulai menyiapkan semuanya. Ada yang pergi ke ruang rawat serta ada yang mendorong brankar dan juga tabung oksigen.
Calli dibawa ke salah satu ruang rawat, yaitu ruang Paus 1. Ruangan itu hampir sama dengan ruang VVIP, bedanya, ruangan ini tidak memiliki brankar tambahan, serta tidak ada mikrofon kecil untuk berbicara pada dokter maupun perawat. Hanya ada tombol kecil di sisi brankar.
Para tim medis belum memberi tahu pihak keluarga pasal pindah ruangan Calli. Mereka saja tidak tau nomor ponselnya, bagaimana cara mereka memberi tahu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Human or Siren?
FantasyDia berasal dari Pulau Sirenum Scopuli, Italia. Parasnya ayu bak dewi Yunani. Namun tak ada yang tau, apakah hatinya seindah wajahnya, ataukah tidak. Dia sang ratu siren dari Pulau Sirenum Scopuli. Pemilik suara merdu namun menghanyutkan bagi siapa...