Human or Siren || 41

1.4K 166 13
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.

Siswa-siswi SMA Majapahit ramai-ramai berkumpul di depan mading sekolah. Kerumunan yang terjadi jelas saja membuat inti Redneck dan juga Calli yang baru saja datang merasa bingung. Entah apa yang terjadi disana, yang pasti sebentar lagi sekolah akan digemparkan oleh sebuah berita.

"Tumben banget rame di mading," celetuk Fatur dengan mata yang terus memperhatikan ke arah mading. Ia mengernyitkan dahinya heran kala sebagian siswa-siswi yang baru saja membubarkan diri dari kerumunan menyebutkan nama Lita.

"Lita cari masalah lagi?" tanya Fatur kemudian.

"Tau darimana?" tanya balik Sagam. Lelaki itu memasukkan kedua telapak tangannya ke saku celana.

"Lo gak denger? Tuh semuanya pada bawa-bawa nama Lita!" sewot Fatur. Kesal juga dengan Sagam yang terkadang telinganya tidak berfungsi dengan benar.

Sagam menganggukkan kepalanya, "Cek aja," ucapnya santai.

"Rame, males," balas Raskal singkat. Ia pun tak terlalu minat untuk tahu tentang apa yang terjadi disana.

"Malesan lo," cibir Alan.

"Badan gue, kenapa jadi lo yang ngurusin?" sarkas Raskal membuat Alan mengatupkan bibirnya rapat-rapat.

"Mampus! Lo sih," bisik Tirta cekikikan. Alan menabok pelan kepala belakang Tirta. Bukannya marah, lelaki itu justru semakin meledek Alan.

"Ayo! Kita liat itu, udah gak terlalu ramai kok," pekik Calli membuat mereka kembali menatap ke arah mading. Benar apa yang dikatakan Calli. Kerumunan tadi mulai bubar. Hanya tinggal beberapa siswa-siswi yang berdiri di sana.

Keenam remaja SMA itu beranjak dari parkiran menuju ke tempat mading. Jejeran gabus berwarna putih yang sudah banyak ditempeli kertas itu terpajang di sebuah papan kayu. Namun yang membuat mereka salah fokus, sebuah poster besar dengan wajah orang yang sangat mereka kenali. Lita.

"Menjadi pelacur sejak dini, kini terungkap mengapa leher Lita memiliki banyak jejak kemerahan," eja Fatur seraya memperhatikan tiap kata yang ada pada poster tersebut.

Mereka semua membulatkan matanya tak percaya. Yang benar saja?

"Anjir! Siapa yang buat poster ini?" tanya Tirta sedikit berteriak. Beberapa siswi yang semula ikut berkerumun menghampiri mereka.

"Kita juga gak tau. Sejak dateng tadi pagi, tuh kertas udah ada disana," jawab salah satu siswi dengan jujur. Ia langsung pergi begitu saja. Merasa sadar bahwa ia tak dibutuhkan disana.

Human or Siren?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang