.
.
.
.
.Seorang wanita yang dirumorkan telah meninggal itu duduk diam di ranjangnya. Arah matanya tertuju pada pintu balkon yang terbuka, menampilkan pemandangan langit di pagi hari yang nampak cerah. Cahaya matahari yang merambat masuk melalui celah-celah jendela juga pintu balkon ia hiraukan. Saat ini pikirannya justru berkelana entah kemana.
Dia, Shera. Wanita terkenal di masanya yang sampai saat ini masih menjadi istri dari seorang pengusaha sukses, Yoga Adipati. Shera, si wanita cantik yang menjadi obsesi bagi Jose, hingga membuat pria itu nekat menyembunyikan Shera, bahkan membuat berita palsu tentangnya.
Tatapan matanya tersirat akan kekosongan juga kerinduan. Ia rindu dengan suaminya dan juga anaknya, yang belum pernah ia lihat sejak ia melahirkan anaknya itu.
"Kamu kecewa ya sama bunda? Bunda kan gak ada di sisi kamu sejak lama," monolognya. Wanita itu mencengkeram erat tepi ranjangnya.
Ia menghela napasnya. Wanita itu menundukkan kepalanya. Diam-diam air matanya turun bersamaan, seiring dengan hatinya yang kembali terasa nyeri. Ia ingin pergi, namun ia tidak bisa melawan Jose. Karena Shera tau, Jose itu pria licik yang akan melakukan apapun agar keinginannya terpenuhi.
"Hai sayang!" sapa seorang pria dengan riang. Dia Jose, dalang dibalik penculikan Shera dan berita palsu tentang meninggalnya Shera.
"Sayang, sayang, sayang pala lo peyang?!" sewot Shera kesal. Raut wajahnya benar-benar menunjukkan kekesalan. Dan itu jelas ditujukan kepada Jose.
Pria itu menghiraukan kekesalan Shera. Ia justru duduk di dekat Shera. Secara spontan, Shera menjauh dari Jose. Pria itu menggeram marah. Tak suka dengan sikap Shera yang selalu membantahnya.
"Jangan membantah, Shera!" suara tegas nan tajam itu terdengar di telinga Shera. Sejujurnya, Shera juga takut. Namun ia harus bisa menyingkirkan rasa takutnya jika ingin bebas.
"Heh bujang lapuk! Lo tuh harusnya sadar diri, bukannya cari istri malah nyulik istri orang. Mana lama banget lagi. Kan mending lo nikah sama orang lain daripada nyulik gue!" omel Shera.
"Gue tau gue tuh cantik, bahenol, terkenal, tapi tolong sadar ya, masa iya gue yang kaya berlian harus bersanding sama lo yang mirip daegal?!" lanjut Shera membuat amarah dalam diri Jose mendidih.
Sebenarnya, Shera masih kesal lantaran Jose memindahkan dirinya tanpa sebab. Yang semula di mansion besar, kini dipindahkan ke mansion lain. Meskipun tak kalah besar, namun Shera lebih menyukai suasana mansion Jose yang lama. Hanya menyukai suasana mansionnya, bukan orangnya.
"Lagian lo ngapain sih ngajak gue pindah kesini tiba-tiba? Kenapa gak menetap di mansion yang lama aja?" Shera bertanya.
Jose menghembuskan napasnya kasar. Pria itu mengusap pelan wajahnya. Netranya kembali menatap wanita yang berhasil menempati hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Human or Siren?
FantasyDia berasal dari Pulau Sirenum Scopuli, Italia. Parasnya ayu bak dewi Yunani. Namun tak ada yang tau, apakah hatinya seindah wajahnya, ataukah tidak. Dia sang ratu siren dari Pulau Sirenum Scopuli. Pemilik suara merdu namun menghanyutkan bagi siapa...