⩩ ── s*x tape

1.6K 154 84
                                    

biasakan vote sebelum baca dan tanggapi narasi atau dialog dengan komentar sebagai reaksimu. jangan lupa follow akun ini untuk bisa baca chapter yang diprivate. thankyou.

warning : sesuai judul, chapter ini isinya rated. beneran rated, i mean, cukup frontal. mohon disesuaikan sama usia readers. yang masih minor mungkin boleh skip. oh iya satu lagi, di ff ini jean emang futa, bagi yang ga suka bisa skip ya.

⩩⩩⩩

"Eunghh.." lenguhan singkat itu keluar dari mulut Jingga.

Jean bisa liat dengan jelas kalo cewek yang lagi dia tindih sekarang ini pasti ngerasa keenakan.

"Kamu suka?" goda Jean dengan sengaja.

"He'em." lirih Jingga yang bergumam.

Senyuman Jingga yang samar-samar ditambah dengan muka kemerahannya itu bikin Jean makin semangat buat lebih menggoda Jingga. Jemari Jean masih terus menggesekan kepala penisnya ke area kewanitaan Jingga. Dengan gerakan memutar di bibir vagina, juga tak lupa sesekali menusuk-nusukan ke klitorisnya.

Jingga mengerang, kedua tangannya mencekram sprei kasur kamarnya. Entah dorongan darimana, tapi Jingga tiba-tiba inisiatif buat buka pahanya lebih lebar. Jean ngerti apa maksudnya. Menurutnya Jingga ngasih isyarat kalo Jean harus berbuat yang lebih lagi.

"Eungh.. kok berhenti?" protes Jingga dengan lugu, waktu Jean udah ga lagi gesekin punyanya.

"Aku mau pake kondom dulu." Jean bilang sambil bangkit mau nyari barang yang dia mau.

"Ga perlu.. kamu bisa keluarin di luar kalo udah waktunya." kata Jingga, pegang tangan Jean buat nyegah.

"Kalo kelepasan gimana? Aku ga yakin seratus persen bisa nyabut punya aku pas lagi enak-enaknya.." kata Jean.

Jingga ketawa manja, tangannya itu mulai menggerayangi benda panjang dan keras yang Jean punya. Pelan tapi pasti, Jingga ngasih pijatan lembut. Sesekali menggoda kepala penis Jean dengan jempol tangannya, juga beberapa kali memainkan dua bola Jean dengan meremasnya.

"Emmhh.. Jingga.." desah Jean tertahan.

"Kalo kamu ga yakin bisa nyabut, gapapa. Lagian aku lebih seneng kalo kamu ngeluarin di dalem." kata Jingga tanpa malu atau ragu.

"K-Kamu serius?" gimana pun juga, Jean ga yakin mau ngeiyain.

Jingga ga jawab apa-apa, dia cuma ngangguk sambil senyum. Kedua tangannya itu masih terus memberi pijatan lembut ke batang keras milik Jean. Pelan-pelan, Jingga majuin wajahnya. Yang jadi incarannya adalah bibir Jean. Kedua bibir mereka saling berpagut, menciptakan suara khas yang hanya bisa didengar oleh mereka berdua.

"Keluarin di dalem ya?" pinta Jingga.

"Aku ga yakin." Jean gelengin kepala lemah.

Kedua tangan Jingga berhenti. Yang tadinya memberi service ke penis Jean, sekarang ini beralih mengusap perut rata sahabatnya itu. Tangan Jingga menyamping, makin naik dan naik, sampe pada akhirnya berakhir dengan mengalung di leher Jean.

"Tapi aku pengen diangetin kamu, Je.." katanya berbisik, memberikan kesan seksi dengan ekspresi nakalnya.

Jelas Jean jadi sepenuhnya ga waras. Seolah dirasuki oleh setan, Jean meraih pinggang Jingga. Mengangkat tubuh sahabatnya itu untuk menduduki juniornya di bawah sana.

[B] Relationshit ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang