"Bosen banget gue... Cuma dikamar, drakoran. Mana gak dibolehin Kak Iqbal bersih-bersih rumah. Jadi bingung mau ngapain," Gistara terlihat kebingungan, sebab rumahnya belum dibersihkan sejak tadi pagi hingga siang hari.
Manik mata gadis diatas kasur menelisik pemandangan diluar jendela. Langit sedang terik-teriknya serta gumpalan awan putih seperti gulali kapas terlihat jelas dilangit.
Dia beranjak dari atas kasur menuju dapur. Langkahnya masih terasa sakit dibagian alat reproduksi wanita. Harus berhati-hati saat menuruni anak tangga.
"Eumm--" dia berfikir sekejap didepan lemari es. Banyak bahan yang bisa dimasak untuk makan malam nanti.
"Gulai! Iyaa gue mau buat gulai ayam. Sekalian buat cemilan ngedrakor. Mantep gak tuh?" Gistara sangat hobi menonton drama korea sembari menikmati beberapa cemilan. Sebelum itu, Gistara membuatkan gulai ayam untuk suaminya. Ketika Iqbal sudah pulang, jadi sudah ada makanan tersiap diatas tudung saji.
Setengah jam berlalu, masakan buatan Gistara sudah tersusun rapih diatas meja. Dia melanjutkan mencari beberapa camilan untuk dibawa keatas kamarnya. Drama Korea sudah menungu, kapan lagi bisa nonton drama sepuas ini? Jika dirumahnya, hanya bisa menonton setelas ba'da isya dan dihari minggu. Itu saja kalau tidak diganggu oleh abangnya atau mamanya yang menyuruh kesupermarket.
"Akhirnya, gue bisa marathon drama 'True Beauty' calon suami gue. Eh, udah punya deh... Gak kalah ganteng sama Kak Iqbal, maapin eneng ya Suho."
Gistara sudah menghabiskan banyak sekali camilan, sampai bungkus bekas camilan berserakan dilantai. Dia menghiraukan kekacauan yang dibuatnya. Dia lebih memilih melanjutkan episode delapan, niatnya memang ingin marathon hingga enam belas episode. Kalau tidak mengantuk nantinya. Jika sudah bosan menonton Drama Korea, lanjut membuka dunia oren 'menghalu'.
***
Di sekolahan 10.02
"Cha," tegur Haikal pada Acha yang sedang menikmati sepoi-sepoi angin di
bawah pohon rindang dekat lapangan."Apaan sih!" jawabnya ketus.
"Jangan galak-galak napa Cha," tutt haikal.
"Jadi ngomong gak?" tanya Acha. Haikal pun menganggukan kepalanya.
"Buruan! Waktu gue terbuang karena elo ngajak gue kesini."
"Yaelah! Ni gue juga mau ngomong... Lo tau kan sekarang Covid semakin kesini kasusnya semakin banyak dan bertambah."
"Udah tau kalo itu."
"Covid selalu bertambah Cha...Tapi--" ucapanya terpotong akibat beo Acha menyambar.
"Tapi apaan?! Gue tau kalo berita itu, karena gue selalu update."
"Ck. Sabar dong... Lanjut ya. Nih ya... Covid aja bertambah Cha, tapi kenapa rasa cinta lo buat gue gak nambah 1% aja Cha? Lo sama sekali gak suka sama gue?"
Sadboy banget si Haikal:-(
Acha dibuat bingung dengan kalimat pertanyaan yang dilontarkan dari mulut laki-laki dihadapannya, "Eumm, emang gak ada. Harus gitu gue suka sama elo?" kata-kata Acha membuat hati Haikal tersakiti. Raut wajah yang biasanya terlihat konyol, serakang berubah menjadi sangat serius dan sedih.
"Serius lo ngomong begitu?" tanyanya kembali.
"Dua rius deh," jawab Acha.
"Yaudah kalo gitu gue akan nunggu sampe lo bener-bener jatuh cinta sama gue, Cha."
"Gue gak mau jatuh cinta!"
"Terus, lo maunya apaan? Nikah sama gue?"
"Konyol lo!! Nikah? Jangan konyol deh, masih muda udah mau nikah."
![](https://img.wattpad.com/cover/262900405-288-k224696.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Waketos Is My Husband [On Going]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] "K-kak Iqbal ngapain maju-maju? Kak j-jangan," ucapnya terputus akibat dia terus maju kearahnya. Dan dia mendekatkan wajahnya yang hanya berjarak satu centi pada gadis tersebut. Cup Tiba-tiba saja ciuman itu mendarat tepat di k...