Next part|🌼
Maap kalo feelnya kurang sampe😭
Jangan lupa vote ya kawan-kawan
___________________________________Sudah satu minggu sejak acara lamaran Febry dengan Bian. Kini Gistara sudah membuka cafenya. Cafe Gyativ namanya, semakin hari cafe ini semakin ramai pengunjung.
Apalagi Adrian sekarang setiap malam selalu bekerja sampingan sebagai band akustik bersama teman satu fakultasnya. Ditambah paras wajah Adrian yang sebelas dua belas sama kayak Iqbal. Sama-sama tampan. Membuat cafenya menjadi ramai, karena ada Adrian yang setia menjadi band akustik.
Pagi ini Gistara sudah dibuat mondar-mandir kekamar mandi. Dia memuntahkan isi perutnya yang masih kosong. Rasanya mual tak karuan. Badannya lemas, pusing dan membuatnya malas untuk beranjak dari ranjang.
Sedangkan Iqbal sedang berada di luar kota karena pekerjaannya yang super mendadak. Kemungkinan siang Iqbal sudah pulang kerumah. Gistara kewalahan sudah 4 kali dia muntah-muntah.
Dia meraih ponselnya dan menelfon seseorang. "Assalamualikum Cha?"
"Waalaikumsalam, kenapa Gis?"
"Kerumah gue ya? Lagi sibuk gak?"
"Lagi engga sih, kenapa?"
"Kerumah ya, badan gua gak enak lemes banget Cha. Muntah-muntah terus dari tadi pagi."
"Oke gue kesitu sekarang. Jangan gerak-gerak, tiduran aja ya?"
"Iya Acha, makasih ya."
"Sama-sama, kayak sama siapa aja lo!"
"Yaudah, assalamualikum ati-ati lo!"
"Iye, waalaikumsalam."
Tut...
Sambungan telfonnya sudah terputus. Gistara mulai menaruh ponselnya diatas nakas. Lalu dia menutupi seluruh tubuhnya menggunakan selimut. Rasanya dingin, tapi pendingin ruangan juga sudah Gistara matikan. Entahlah, yang dia pikirkan sekarang adalah memejamkan mata sejenak sembari menunggu Acha datang.
Tak lama kemudian Acha sudah sampai didepan pekarangan rumah Gistara. Dia bersama laki-laki menggunakan jaket berwarna hijau. Siapa lagi, kalau bukan abang ojek online.
Deru langkah kakinya menuju pintu yang tidak dikunci oleh si pemilik rumah. Katanya supaya dirinya bisa masuk tanpa harus membukakan. Kini, Acha sudah berada di dapur untuk menyiapkan bubur dan juga air putih yang sekarang sudah ia sajikan diatas nampan.
Acha membawa nampanya secara perlahan menuju kamar atas, "Gis?" ucapnya dari ambang pintu. Akhirnya dia langsung membuka knop pintu kamar tersebut. Dia menemukan temannya yang terbungkus oleh selimut didalamnya.
"Gis, bangun dulu lo harus makan ya?" tanya Acha yang membangunkan Gistara secara perlahan. Dia membuka balutan selimut tersebut. Acha terkejut melihat wajah Gistara yang pucat serta berkeringat deras.
"Gis? Lo sakit apaan sih?"
"Eh, Acha. Kapan sampe?" tanya Gistara dengan nada lemas. Benar-benar lemas, apalagi tubuhnya saat ini. Dia belum mendapat asupan dari semalam. Badanya sangat lemas untuk turun ke dapur.
"Jangan banyak tanya ya, sekarang lo makan bubur dulu. Gue suapin ya?"
Gistara tersenyum dan mengangguk, "Iya Cha." Acha pun perlahan menyendokan dikit demi sedikit bubur ayam tersebut ke arah mulut Gistara.
"Enak?"
"Hmm, enak Cha. Makasih ya, udah kenyang gue."
"Kenyang? Paan lo baru tiga suapan! Gak!! Harus makan lagi. Gue udah kesini susah payah loh. Nanti sore ada kelas juga," ucapan Acha seakan membuat Gistara meneteskan air matanya. Entah mengapa moodnya sangat aneh, terkadang ia senang, tapi tiba-tiba juga menangis. Ya, lihat aja sekarang dia menangis.
![](https://img.wattpad.com/cover/262900405-288-k224696.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Waketos Is My Husband [On Going]
Fiksi Remaja[FOLLOW SEBELUM BACA] "K-kak Iqbal ngapain maju-maju? Kak j-jangan," ucapnya terputus akibat dia terus maju kearahnya. Dan dia mendekatkan wajahnya yang hanya berjarak satu centi pada gadis tersebut. Cup Tiba-tiba saja ciuman itu mendarat tepat di k...