29

722 38 10
                                    

Hapy reading and Enjoy this part!!

Typo bertebaran kasih tau ya beb.

Dibaca sampe bawah ada yang membagongkan. Aku masukin tokoh baru lagi, dan pastinya dengan masalah baru lagi. Tapi emang sih aku buat masalahnya yang gak berat selalu ringan enjoy aja deh.

_________________________

Di kamar,  Gistara mulai termenung menatap langit-langit kamarnya. Dia takut kehilangan Iqbal. Ketakutan itu menyelimuti dirinya. Semenjak kedatangan Nadia dikehidupannya sebagai sekertaris dikantor suaminya. Gistara merasa kedatangan Nadia bukan hanya sebagai rekan kerja, melainkan ada maksud lain.

Iqbal berjalan menuju kamar setelah teman-temanya pamit pulang. Dia mendudukan dirinya di ujung ranjang. Iqbal menatap lekat wajah istrinya yang masih melamun. Entah apa yang sedang dilamunkan Gistara, sampai Iqbal ada disebalahnya.

"Sayang, kamu kenapa?" tanya Iqbal. Gistara mulai menatap Iqbal sendu. Tanpa disengaja buliran air mata mentes ke pipi tembamnya.

"Hey, kenapa kok malah nangis sih? Sini aku peluk," Iqbal mendekap istrinya, dia biarkan Gistara menangis didadanya.

"Maaf, baju kamu jadi basah."

"Gak apa-apa sayang," ucap Iqbal.

"Mas?"

"Hmm."

"Kamu gak bakal ninggalin aku kan?"

"Engga sayang... Buktinya aku ada disamping kamu sekarang."

"Bukan sekarang, tapi sampai selamanya."

"Iya aku gak akan ninggalin kamu kecuali kamu yang meminta aku untuk pergi," lirih Iqbal. Dia mendekap istrinya kembali. Perasaannya berkecamuk menjadi satu.

"Jangan pernah mendua ya, aku gak siap berbagi. Aku cuma sayang dan cinta sama kamu Mas," ujar Gistara sambil menatap lekat mata hazel milik Iqbal.

"Yaampun kamu kenapa sih sayang? Ada masalah apa?"

"E-eumm... Aku takut kehadiran Kak Nadia sebagai sekertaris kamu, membuat keluarga kita dalam masalah."

"Sstt," jari telujuk Iqbal mendarat dibibir ranum milik Gistara.

"Engga akan aku ninggalin kamu cuma karena Nadia. Asal kita saling percaya satu sama lain. Bukanya hubungan yang harmonis harus percaya satu sama lain kan? Jadi, mulai sekarang kita saling terbuka dan saling percaya."

"Iya Mas, maaf aku cuma takut kehilangan kamu."

"Sini Mas peluk lagi, udah malam tidur."

Mereka berpelukan dalam tidurnya. Dibiarkan istrinya terlelap didalam pelukannya. Dia tidak peduli bajunya yang basah akibat istrinya yang menangis selama berjam-jam. Akhirnya, mereka sudah terlelap dan masuk kedalam mimpinya masing-masing.

***

Pagi harinya, Gistara sudah menyiapkan bekal untuk suaminya dibawa ke kantor. Dia menata beberapa lauk-pauk disamping nasi putih. Serta sandwich untuk sarapan mereka berdua.

Iqbal berjalan dengan rambut yang masih basah dan berantakan. Dia berjalan kearah meja makan dan memeluk pinggang istrinya dari arah belakang.

"Mas? Rambutnya basah," kesal Gistara. Iqbal gemas melihat wajah istrinya yang membuat dirinya gemas ingin mencubit pipinya.

"Gemes banget sih kamu," Iqbal mencubit kedua pipi istrinya. Gistara hanya pasrah melihat tingkah suaminya mencubit kedua pipinya.

"Sini Mas, aku keringin rambut kamu. Rambut kamu basah begini bikin aku baper tau gak?!" Gerutu Gistara sampai bibirnya mengerucut.

Waketos Is My Husband [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang