Typo bertebaran!! Kasih tau yaa...
Happy reading!
___________________________
Tepat hari ini adalah hari kelulusan untuk siswa High School Argel. Gistara sudah rapih dengan baju kebayanya. Kini, dia ada di tengah lapangan yang sedang berkumpul bersama Acha dan Febri. Kabarnya Febri telah dilamar oleh Bian. Si ganteng itu loh. Kalian masih ingat bukan?
Febri dilamar disaat ujian nasional telah berakhir. Dia dilamar salah satu tempat favorite Febri, yaitu Cafe Alcmanda. Cafe itu menjadi ter-terfavorite, sekaligus tempat terindah. Sebenarnya dia tidak ingin terburu-buru pasal menikah. Tapi mereka berdua sudah ada kesepakatan tidak ingin cepat-cepat menentukan waktu untuk menikah. Yang paling terpenting mereka sudah terikat cincin satu sama lain.
Sedangkan Acha? Acha masih cuek pada Haikal. Padahal Haikal selalu memburu Acha, menjaga Acha dari Kakak Tirinya. Sebenarnya didalam lubuk hati terdalam dia ingin segera dilamar oleh Haikal. Tapi gengsilah yang memenuhi isi hatinya.
Perawakan gagah itu terlihat berjalan menggunakan setelan jas hitam kearah Gistara dan sahabatnya. Mereka membawa sebuket bunga dan beberapa hadiah kelulusan.
"Sayang," panggil Iqbal yang sudah melingkarkan tanganya kearah pinggang Gistara.
"Jijik sayang-sayang lo, ngab!"
"Iri?? Bilang bos!" ucap Iqbal dan Gistara bersamaan.
"Ayang Febri," panggil Bian tak kalah dari Iqbal. Febri hanya tersenyum manis kearah sumber suara. Bian menunjukan tanganya yang sudah ada cicin melingkar di jari manisnya.
"Anjir baru ditinggal bentar udah pake cincin aje lo," ucap Haikal.
"Lo kurang gercep bego!" sentak Adrian.
"Jomblo diem deh! Bukannya gak gercep, yang mau gue seriusin belom ngasih lampu ijo. Masih merah," Haikal mengedipkan matanya kerah Acha. Acha hanya bergidik ngeri melihat tingah Haikal.
"Yang kurang gercep kalah sama yang langsung ngajak serius," ledek Adrian sembari mengelus pundak Haikal.
"Kan gue udah bilang Santoso!"
"Nama bapak gue lo bawa-bawa, ck." elak Adrian. Bian dan Iqbal hanya tertawa melihat tingkah keduanya yang terlihat seru jika berdebat.
"Lo diem ke buriq!"
"Lo tambah buriq bego!!"
"Perang dunia akan segera dimulai, kebon bintang juga pada mau keluar nih Bal."
"Iya nih Bi, kita minggat aja yuk pindah tempat sama bebeb kita aja."
"Lo monyet!"
"Lo tapir!"
"Lo rusa kepala buaya!"
"Emang ada Yan?" tanya Haikal merusak suasana.
"Ada," jawabnya singkat.
"Mana ada bego!"
"Ada, ni depan gue..."
"Yeu gue kentutin lo anjing perkepala babon."
"Lo yang anjing, guk guk..."
"Punya temen pada bego semua," sinis Bian dan Iqbal.
"Yan, mending kita jangan begini. Lebih baik kita bantai dua kecebong itu," ajak Haikal.
"Gue setuju, ngab!! Basmi aja dia yang sudah berkeluarga..."
"Ngapain lo Kak?! Langkahin gue dulu baru lo bisa seenaknya sama suami gue," Gistara membela suaminya. Sedangkan Bian melirik kearah Iqbal yang wajahnya merah semu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Waketos Is My Husband [On Going]
Подростковая литература[FOLLOW SEBELUM BACA] "K-kak Iqbal ngapain maju-maju? Kak j-jangan," ucapnya terputus akibat dia terus maju kearahnya. Dan dia mendekatkan wajahnya yang hanya berjarak satu centi pada gadis tersebut. Cup Tiba-tiba saja ciuman itu mendarat tepat di k...