Rahasia

421 10 2
                                    


MAAF TYPO BERTEBARAN🤭
.
.
.
.
.

Sesampainya ditempat yang dijanjikan Iqbal, Gistara langsung masuk ke dalam sebuah bilik ruangan yang terlihat begitu rapi. Buku-buku usang terjejer dengan rapih di rak.

Gistara mulai mengedarkan pandangannya. Menelisik satu persatu barang yang ada diruangan tersebut. Matanya tertuju pada sebuah kotak bertuliskan nama suaminya.

"Ini apa Mas? Kok kayaknya ini buat kamu," ucap Gistara sembari membawa kotak itu kepada Iqbal.

Kini mereka berdua sedang duduk ditepian ranjang, "Ouh ini... Itu dari almarhum teman Mas, sayang."

"Kata kamu ada yang mau dibicarakan? Apa maksudmu kotak ini?" tanya Gistara yang sangat penasaran dengan isi kotak itu. Iqbal mulai memasang wajah seriusnya.

"Itu kotak dari cinta pertama Mas, orang yang benar-benar aku cintai dulu. Tapi orang itu udah gak ada Gis. Sebelum aku nikah sama kamu, bahkan satu minggu setelah nikah aku masih berhubungan sama dia walaupun semua rasa kedia sudah tidak ada. Tapi jujur aku sudah melupakan dia. Waktu itu dia sedang sakit kanker stadium 3, dan dia cuma punya aku. Orangtuanya entah kemana, aku juga bingung. Itu yang ingin aku ceritakan. Aku tidak mau ada rahasia dipernikahan kita," jelas Iqbal sembari mengelus puncak kepala Gistara. Disitu juga air mata Gistara yang dari tadi ia tahan, tapi akhirnya ia menangis.

"Maaf ya."

Gistara belum bisa berhenti menangis, ia masih diam menatap kotak yang ia bawa. Rasa penasarannya membuncah, dan akhirnya ia memilih untuk membuka isi kotak itu.

Isinya bukan hal yang penting, tapi itu mungkin bermakna untuk Iqbal. Gistara tidak habis pikir kalau suaminya akan menutupi rahasinya selama ini. Gistara sedikit kecewa. Apa boleh buat nasi sudah menjadi bubur.

"Sayang, marah??"

Iqbal mengusap air mata Gistara, "Hmm, kamu marah ya?"

"Dikit."

"Sebenarnya aku mau ngomong ini udah dari awal pernikahan kita. Tapi aku gak bisa," ujar Iqbal sembari menunduk.

"Kenapa? Berarti waktu itu kamu gak menganggap aku istri kamu iya??" tanyanya sedikit sebal.

"Bukan begitu, aku cuma gak mau kamu banyak pikiran."

"Hm iya. Sudahlah lupakan, aku minta maaf karena sudah nangis. Aku sebenarnya tidak apa-apa, tetapi aku sedikit kecewa sama kamu."

Cup

Iqbal mengecup singkat bibir ranum milik istrinya "Ishhh, main cium aja kamu."

"Ya gak apa-apa kalo sama istri sendiri ini kan?"

Gistara mendengus kesal, "Aku belum maafin kamu sepenuhnya yaa!"

"Yah sayang... Jangan gitu dong. Adek tuh liat bunda kamu gak mau maafin papa," rengek Iqbal yang mengajak ngobrol anaknya yang masih didalam perut Gistara. Usia kehamilan Gistara sudah memasuki bulan ke delapan. Tinggal satu bulan lagi buah hati mereka lahir kedunia.

"Abisnya kamu duluan sih. Yaa kan dek? Papa gak usah dimaafin aja kali ya, kamu setuju gak?" tanya Gistara sembari mengusap perutnya. Kedua pasangan ini terlalu gemas untuk didefinisikan.

"Yaudah kalo kamu gak mau maafin. Aku nanti mau makan ramyeon lah di tempat biasanya."

"Ihhh ikut!! Aku mau ramyeon"

"Katanya masih marah? Hm?"

"Udah engga kok sayang. Mana bisa aku marah sama suami aku yang gantengnya kayak Jaehyun," ucap Gistara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Waketos Is My Husband [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang