"TAKEMICHIII!! SHOLAT SUBUH NAK!! YA ALLAH TABARAKALLAH SUSAH AMAT DIBANGUNIN ANAK BUJANG SIAPA SIH!!"
Suara itu menggelegar ke seluruh penjuru ruangan kamar nya, itu suara ibunya Takemichi. Karena takut ia langsung bangun dan mengambil wudhu, melihat jam yang sudah menunjukan pukul 04.30.
"Pantes ibu marah"
Setelah membaca niat sholat subuh, Takemichi langsung memulai sholat dua rakaatnya. Selesai sholat ia langsung pergi ke ruang televisi untuk ikut mendengarkan ceramah ustad Maulana di tv bersama bapak nya.
"Nak"
Bapaknya memulai pembicaraan.
"Iya pak? kenapa?"
Tampak ayahnya itu menatap anak nya, sebelum akhirnya berkata. "Bapak mau kamu untuk mempelajari agama lebih dalam lagi bagaikan palung mariana"
Takemichi diam, jadi selama ini dia dianggap tidak mendalami agama, padahal dia sudah hapal 3 juz Al-Quran.
"Gimana pak??"
"Bapak dan ibu mu kemaren sudah berunding, kamu juga tahun ini kan masuk SMP bapak juga ada tabungan yang memang disiapkan buat kamu menuntun ilmu agama"
Takemichi mendengar dengan serius, apakah dia akan dibelikan motor? Ya agar bisa mengantarkan Hina, anak tetangga pulang pergi mushola, karna Hina kerja sambilan mengajar Iqra untuk anak TK.
"Jadi, bapak mau kamu masuk Pesantren, mondok disana"
"GIMANA PAK??!"
TUINGGG...
Suara gaplokan panci yang dipukulkan ke kepala Takemichi. Ia mengeluh kesakitan.
"Yang sopan, sama orang tua teriak teriak"
Ibunya meletakan segelas kopi di meja. Anak itu hanya nyengir, lalu kembali bertanya kepada bapak nya "Jadi?"
"Iya, supaya kamu bisa lebih baik lagi, disana kamu bakalan dibimbing, jadi gimana mau?"
Takemichi berpikir, jika ia mondok maka ia tidak akan bisa bertemu Hina lagi. Tapi ketika ia melihat bapak nya yang susah menabung demi dia, Takemichi jadi luluh.
Ia menarik nafas panjang lalu menghembuskan nya, ia sebenarnya tidak tega melihat orang tuanya tinggal berdua saja, tapi demi kebahagian, ia rela mengambil resiko bahkan tidak bertemu Hina.
"Insyaallah pak, Takemichi siap!"
"Alhamdulillah"
Mendengar itu, kedua orangtua nya tampak senang, bapaknya langsung bersiap siap untuk mendaftarkan anaknya, dan ibunya Takemichi juga bersiap mengemaskan baju anaknya.
"Tapi kok aku ngerasa diusir ya?"
Ucapnya dalam hati.
"Sekarang bulan apa pak?"
"Bulan menikah" Ujar pria paruh baya itu sembari menyeruput kopinya.
Takemichi menyipitkan matanya, "Maksud nya pak?"
"Bulan, merried xixixi"
Biasa, bapak-bapak kebanyakan bergaul di grub Facebook dan ngefans sama Vicky Prasetyo.
"Bapak ada tebak-tebakan"
🕋 🕋 🕋
Takemichi pergi meniju pesantren sendirian, orangtua nya bersikeras akan mengantarkan dia, tapi ia beralasan tidak mau membuat mereka capek, setelah dibujuk akhirnya mereka mendengarkan anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ SUDAH TERBIT] Katanya Tobat - Tokyo Revengers
Fanfiction"Bismillahirrahmannirrahiim, seperti biasa ya Allah. Aamiin" Hidup di dalam pesantren bagi sebagian orang memang tidak menyenangkan, karena berpikir di sana hanya belajar Agama, Mengaji, Tahfidz dan sebagainya. Itu juga yang dipikirkan oleh anak-ana...