Sesudah melakukan sholat Isya, semua santri akan dikumpulkan di mesjid, karena akan ada pengumuman. Kali ini Mitsuya bertugas berkeliling untuk nge-chek kamar disana.
"Hadeuh, lagi lagi saya mulu. Digaji kagak, capek iya" Cowok itu mengomel selama jalan ke masing - masing kamar. "Tapi gapapa, itung itung nambah pahala"
Mitsuya tiba di kamar selanjutnya. "Saya tau kalian sembunyi" Hening. "Hitung sampe tiga nih, satu.. dua.."
Langsung saja pintu itu terbuka, menampilkan dua orang yang nongol dari pintu.
Itu adalah dua adik kakak. Bukan, bukan Kawata si kembar tapi satu lagi. Benar Haitani bersaudara, mereka sengaja ditempatkan satu kamar karena sebelumnya mereka dipisahkan malah hampir menghancurkan kran kamar mandi karena tidak mau mengalah mandi duluan.
"Apa dah bang" Sinis Rindou.
"Ga denger pengumuman? budeg apa gimana? Astagfirullah" Mitsuya berusaha mengingat Allah disetiap perkataan nya."Ngantuk gua, lagian ngapa kagak diumumin aja pas habis dzuhur tadi?" Celetuk Ran sambil menguap.
"Mana saya tau, sekarang ngumpul ke mesjid atau pisau ini..." Mitsuya menggantung kalimatnya, dan menyodorkan pisau itu ke arah Ran & Rindou.
"Woi santai dong, gaseneng berantem sini" Rindou mengambil ancang-ancang.
"Dahlah" Ran mengotong adiknya untuk pergi.
Mitsuya hanya menggelengkan kepala, lalu Mitsuya berjalan menuju kamar selanjutnya.
"Assalamualaikum" Mitsuya mengetuk pintu pelan, sama seperti sebelumnya tidak ada jawaban. "Gak keluar saya jewer ampe telinga kalian copot"
Keluar juga tuh bocah bedua.
"Waalaikumsalam, ini kita mau otw" Celetuk Inui yang langsung saja berjalan ke Mesjid, meninggalkan Koko yang masih memakai sendal. "Apa liat liat? ngajak berantem?"
"Lo tiap hari emang sensian mulu ya Ko?" Mitsuya pasrah.
"Bacot" Dan Koko mengikuti Inui dari belakang.
🕋 🕋 🕋
"Alhamdullilah semua sudah berkumpul di aula. Baik, Assalamualaikum Warrohmatullahi Wabarokatu"
Mulai lah basa basi dari sesepuh disana, membutuhkan waktu setengah jam untuk menyelesaikan semua pembukaan.
"Langsung saja ke intinya.." Lanjut ustad itu, ya baiklah setelah tiga puluh menit baru mulai ke inti rapat ya.
"Ini jadwal belajar kalian mulai besok, harus datang tepat waktu tidak boleh telat, jadwal sudah dibagikan perkelas. Jadi dibagikan saja nanti oleh masing - masing perwakilan" Masih banyak lagi.
Pada akhirnya, rapat selesai pada pukul setengah sebelas. Buset dari jam delapan.
Masing masing mereka sudah membawa surat berisikan hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan di Pesantren ini. Takemichi membaca surat tersebut dengan seksama, sepertinya ini peraturan umum.
"Peraturan nya sama aja ya bang kaya taun kemaren" Celetuk Chifuyu.
Baji hanya menguap tidak peduli, sebenarnya dia ingin sekali menonjok orang yang lewat, tapi dia gamau kena sidang lagi, alhasil niat nya diundur mengingat umi nya.
"Ntah, yang gue liat Kisaki tetep caper, cari muka nya pinter amat pantes tu muka kagak glow up, glow down sesepuh neraka ketujuh"
KAMU SEDANG MEMBACA
[ SUDAH TERBIT] Katanya Tobat - Tokyo Revengers
Fanfiction"Bismillahirrahmannirrahiim, seperti biasa ya Allah. Aamiin" Hidup di dalam pesantren bagi sebagian orang memang tidak menyenangkan, karena berpikir di sana hanya belajar Agama, Mengaji, Tahfidz dan sebagainya. Itu juga yang dipikirkan oleh anak-ana...