1.Nuit De Pleine Lune

1.3K 88 42
                                    

Lari, lari dan terus lari. Mencoba lari lebih cepat dari angin. Mencoba lari tanpa tahu apa yang ada di depan sana. Harapan hanya satu yaitu bertahan dengan cara ini. Jadi hanya lari, lari dan terus lari. Bahkan tak ada waktu menoleh ke belakang untuk sekarang.

"Cepat tangkap dia!!"

Sungguh hari yang sial. Padahal malam ini adalah malam puncak bulan purnama. Seharusnya aku sedang menikmati santapan segar milik ku dengan hikmat, bukannya berlari menjauh dari kejaran yang ingin memburu ku. Mengumpat saja rasanya tidak cukup. Aku sangat marah saat ini tapi melawan bukan pilihan yang terbaik juga. Kabur seperti pecundang jauh lebih baik, kuharap.

"Aku benar-benar akan selesai jika terus berlari dengan luka-luka ini." Itu benar. Sebelumnya kondisi ku tidak seperti ini. Tidak ada luka dan darah yang keluar dari tubuh ku. Tapi ini mungkin kesialan karena aku sudah tidur begitu lama lalu dengan beraninya mencari masalah disaat tubuh ku belum sepenuhnya terisi cairan.

Bicara masalah yang tadi, semua ini diawali dengan aku yang mencium aroma yang manis dari seseorang yang baru saja melewati ku di tengah kerumunan kota. Segera ku menoleh dan merebut lengan itu. Membawa kedua netra hitamnya menatap pada bola berwarna emas di mata ku. Memikatnya dengan satu kedipan detik itu juga.

"Hai Nona manis."

"Halo Tuan yang tampan. Apakah anda sendirian?"

Aku merapatkan tubuhnya dengan ku. Hampir menggesek tubuh bagian atas kami untuk menciptakan hawa yang lebih besar untuk memikatnya. "Ya. Maukah anda menemani saya malam ini?"

"Tentu." Gadis muda yang manis. Senyum dan sesuatu yang mengalir di dalam tubuhnya terasa sangat manis hingga menusuk hidung ku. Oh, aku sungguh tak sabar. Ku bawa tubuh rampingnya kesebuah penginapan berlantai tiga yang paling dekat dengan posisi kami saat ini.

 Ku bawa tubuh rampingnya kesebuah penginapan berlantai tiga yang paling dekat dengan posisi kami saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia sangat menurut walau terus tersenyum malu-malu saat kutatap. Bahkan dia terus melakukan hal itu saat kulucuti satu persatu bajunya. Menikmati tubuhnya sebelum mencicipi sarinya bukankah pilihan yang menguntungkan ku? Ya kan?

"Tu-ughh, tuan...tubuh anda sangat dingin kha~"

"Kau suka sayang ku?" Ku usap rambut sekelam malam miliknya yang dibanjiri keringat. Bau manis itu pun semakin memikat ku. Sial, aku sudah tidak bisa menahannya lagi. Setelah melepas 'milik' ku dari tubuh bagian bawahnya, sesuatu yang tajam langsung muncul diantara gigi ku. Panjang dan runcing tapi gadis yang masih menikmati kepuasan yang dia peroleh beberapa detik yang lalu, tak sempat melihat itu semua.

Cup.

Kecupan sebagai salam untuk kulit lehernya yang akan menjadi tempat ku menghisap sari manis miliknya.

"Apa anda mau lagi, Tuan?"

Ck! Ternyata tampang polos tidak menjamin memiliki sifat polos di dalamnya. Gadis manis ini sungguh binal. "Tuan, ayo hisap aku lagi kha~"

VAMPIR & SIREN, THE IMPOSSIBLE DESTINY (PINSON) TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang