Hidup berdampingan dengan manusia tidak lah mudah untuk dilakukan. Namun Saint mengambil resiko besar itu untuk membantu seorang Vampir bernama Perth agar bisa hidup bahagia bersama dengan manusia.
Apakah hal itu mungkin untuk sebangsa vampir murni...
Lima puluh tahun yang lalu negeri ini belum se-modern yang sekarang. Baik itu bangunan maupun orang-orangnya. Kini perkembangan telah membuat bangunan-bangunan tinggi memenuhi kota. Jalanan-jalanan panjang pun dipenuhi dengan manusia yang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Benar, semua berubah hanya karena Perth tertidur sedikit lebih lama. Kini dia harus menyesuaikan dirinya kembali. Sebab selama dia tertidur, manusia yang dulunya takut padanya malah berubah ingin memusnahkannya. Seperti kemarin, jika saja tidak ditolong kemungkinnan besar dia akan mati untuk kedua kalinya.
"Kau sudah kenyang?"
"Ha?"
"Kalau sudah cepatlah pergi dari sini."
Perth mengusap bekas darah di sudut bibirnya. Lalu menjauhkan gelas bekasnya ke atas meja di samping tempat dia berbaring tadi. "Kau yang menolong ku?" Seorang pria berbadan besar terlihat menatap tajam padanya. Begitu mengintimidasi. Sebenarnya Perth bisa saja balas menatap dengan cara yang sama pada pria yang tak sepenuhnya manusia itu. Apalagi saat tahu aroma menyengat yang dia sebar di sekitar rumah kayu ini. Perth sangat membencinya.
"Bahkan claim kami tak pernah mau menolong mahluk penghisap darah seperti kalian sejak ribuan tahun yang lalu."
"Di mana dia?"
"Siapa yang kau cari?"
"Manusia ikan itu."
"Jaga omongan mu!" Perth sebenarnya tak ingin meneruskan perdebatan ini jika pria besar itu tidak menjadi keras kepala. Dipejamkannya kedua matanya sejenak saat merasakan darah yang baru saja dia konsumsi sudah menyebar pada seluruh tubuhnya. Dapat dia rasakan panas pada bola matanya dan beberapa luka-luka pada tubuhnya yang mulai memulih secara perlahan. "Ck! Aku butuh darah manusia." Dia membatin saat merasakan perih pada sisi perutnya yang terluka parah dan darah hewan yang pria besar itu berikan padanya tidak akan pernah ampuh.
"Aku ingin bertemu dengannya."
"Pergi dan jauhi Saint."
"Jadi benar namanya Saint?" Perth tiba-tiba tersenyum begitu tertarik.
"Hei!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bagai angin, Perth bergerak lebih cepat menghampiri pria berbadan besar tersebut. Kini dia sudah berdiri dengan gaya angkuhnya di sana. Bola mata merahnya terlihat menatap meremehkan pada maniak coklat yang hendak ingin memburunya saat ini juga.
"Bukan kau yang menolong ku jadi jangan berani-beraninya memerintah ku." Nadanya sedingin kulitnya. Begitu juga dengan prilakunya yang sangat tidak sopan setelah itu, karena pergi tanpa pamit ataupun ucapan terimakasih.
"Sial! Harusnya ku bakar saja dia tadi!" geram pria itu yang langsung berlari keluar rumah. Mengubah dirinya menjadi serigala besar dengan bulu coklat gelap yang membungkus tubuhnya lalu berlari begitu cepat untuk masuk ke dalam hutan.
///\\\
Perth Tanapon adalah seorang Vampir muda dengan darah murni yang mengalir didalam tubuhnya. Seorang Vampir yang bisa dibilang belum dewasa. Walaupun saat ini dia sudah berumur 230 tahun. Setelah kabur dari kediaman keluarganya di Prancis, dia dengan seenaknya berkeliaran di tempat asal ibunya. Dia pikir Thailand akan lebih menyenangkan karena populasi Vampir sangat kecil di sini jadi dia tak perlu berebut makanan dengan Vampir lainnya.